Kevin 04

3 2 1
                                    

Penantian adalah suatu perjuangan yang nyata
~Kevin~

Hari ini orang tua Nandira akan kembali ke Indonesia. Dan itu adalah kabar buruk bagi Nandira. Iya akan kembali merasakan sakit, bukan hanya sakit fisik tapi juga sakit hati. Kata-kata yang dilontarkan Farma untuk Nandira bagaikan bom nuklir yang menghantam hati Nandira, selalu menyebut-nyebut dan selalu mencaci makinya.

Nandira baru saja bangun dari tidurnya, ia disambut oleh mantari pagi yang hangat, cahayanya menerobos masuk ke dalam kamar tempat menyinari wajah Nandira

Nandira meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku "ngggrrrhh"tiba-tiba ia teringat sesuatu, dan langsung menatap jam loker di atas nakas. Jam menunjukkan pukul jam 6.10 dan dia sudah sangat terlambat. Hari ini ia akan mengganti ujian praktek yang kemarin sempat tertinggal

Nandia segera lompat dari kasurnya, dengan cepat ia mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Beberapa menit telah berlalu dan Nandira sudah menyelesaikan ritual mandinya

Kini Nandira menuju ruang ganti, mencari baju seragam yang akan dikenakannya hari ini. Di depan pintu lemari terdapat baju yang tidak asing, baju berwarna putih dengan garis biru di bagian lengan dan kerah. Baju itu tak lain adalah baju seragam Nandira

Nandira segera berlari memungut seragamnya yang sudah tak layak pakai, terdapat beberapa sobekan di bagian lengan,bagian depan dan belakang. Bentuk sobekan nya seperti sobekan bekas digunting.

Frustasi. itulah yang dirasakan sekarang, padahal hari ini adalah hari pertamanya masuk kembali ke sekolah setelah sakit selama seminggu

"Hahh sialan!! Pasti si Dajjal hidup itu yang lakuin ini" kesel Nandira sambil mengacak-ngacak rambutnya frustasi

"Lihat aja, gue bakal buat perhitungan sama lo" sergah Nandira. Tak butuh waktu lama aku mah sekarang bukan saatnya untuk marah. Ia segera mencari keberadaan box yang pernah ia simpan, didalamnya berisikan barang-barang lama yang sudah tak terpakai, termasuk seragam namanya yang juga ia simpan di dalam box tersebut

Sekian lama ia mencarinya, sampai akhirnya matanya tertuju pada box berukuran sedang di atas lemari. yang tinggi membuat kesusahan untuk menggapainya"kok gue nggak sampai sih, kayaknya Anggi gue 168 cm deh, kok masih nggak nyampe sih?" Protes Nandira

Karena lemarinya yang cukup tinggi, Nandira menyerah, sebelum akhirnya ia mendapatkan ide fantastis. Iya berlari keluar uang ganti menuju meja rias dan mengambil kursi bundar yang ada di sana

Dengan perlahan dan jika menaiki kursi bundar tersebut agar tidak terjatuh, nanti kan mulai memanjangkan tangannya kearah box untuk mengambilnya.

Usaha Nandira tak sia-sia, akhirnya ia mendapatkannya "nah, kena lu. Dari tadi kek" ungkapnya puas, tanpa berhati-hati kakinya mundur tanpa menginjak tumpuan kursi dan mengakibatkan Nandira terjungkir ke belakang

Braaakkkkkk

"Aduh busettt, ya Allah ya Tuhan kami, demi Neptunus kok bisa jatuh sih"ungkapan Andika kesal punggung gue encok dah" sambungnya

"Saat kayak gini ada aja yang nimpa gue, emang sial dah" ucap Nandira emosi "gegara lu nih, gue dari jatuh" sambungnya seraya menendang kursi di hadapannya


Braaaakkkkk

"Aduh Biyung, kok sakit sih" katanya seraya mengelus jari-jemari kakinya "sebenarnya yang bego siapa sih?" Tanya nya sendiri "kayaknya gue deh" ungkap dan jika sadar

BITTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang