DEVARA | PROLOG

37 7 1
                                    


💐 Happy reading 💐

Jangan lupa tinggalin jejak.



Sunyi. Satu kata yang kini mewakili perasaan seorang gadis yang sedang duduk di kursi kelas. Walau dengan keadaan kelas yang sedikit bising akibat hujan dan keadaan di kelas yang gaduh. Tapi ia merasa sunyi dan sepi. Entah mengapa, ia sendiri pun tak tau. Hari ini jamkos, tak ada guru yang masuk karena beberapa guru sedang mengadakan rapat. Ia mencoba menutup mata dan menikmati udara yang sedikit dingin akibat angin yang masuk melalui sela-sela jendela kelas.

Jederrr.....

Suara petir dan gemuruh hujan kini terdengar menggelegar di dalam kelas. Kebanyakan murid menghabiskan waktunya untuk tidur atau hanya sekedar berbincang-bincang dengan temannya. Rasanya sulit walau hanya untuk memejamkan mata. Pandangannya jatuh ke arah jendela. Melihat air hujan yang seakan-akan berlomba untuk jatuh ke bumi. Melihat hujan, membuatnya teringat mereka. Mungkin sebagian orang ada yang menyukai hujan, katanya hujan membawa rahmat, berkah. Tapi ia tidak menyukainya. Hal itu malah membuatnya kembali teringat masa itu, tepatnya 10 tahun yang lalu. Masa ketika ia merasa dunianya hancur, tak ada semangat dan tujuan hidup.

Flashback on

Jakarta, 9 Desember 2011
23.25 WIB

Di dalam mobil, di tengah malam dengan ditemani hujan yang lebat. Terdapat sepasang suami-istri yang sedang dalam perjalanan menuju rumah.

"Pa, Ara pasti senang ya kita pulang." ucap Alia (Mama Ara)

"Iya ma, dia pasti senang sekali. Apalagi kita sudah meninggalkannya selama sebulan lebih dan besok kita akan memberi kejutan untuknya." balas Zeandra (Papa Ara)

"Mama gak sabar pengen cepat-cepat ketemu Ara. Pasti dia kangen banget sama kita." ucapnya dengan wajah sumringah.
"Ayo pa cepetan, kasian dia nanti kelamaan nunggu." lanjutnya.

"Iya ma." balas Zeandra.

Zeandra mempercepat laju mobilnya. Derasnya hujan disertai pencahayaan yang minim, mobil itu tetap melaju dengan kecepatan tinggi. Tanpa mereka sadar dari arah berlawanan ada truk yang melaju dengan kecepatan penuh. Dan...

Shittt
Brakkkkk
Kecelakaan pun tak dapat dihindari.

(Di tempat lain)
Di sebuah kamar, Ara kecil sedang tidur ditemani Oma (Ibu Alia). Ia yang selama ini menemani Ara ketika orang tuanya pergi mengurus pekerjaan di luar kota. Tiba-tiba Ara kecil terbangun karena suara petir.

"Kenapa sayang?" tanya Oma.

"Ala takut Oma." jawab Ara.

"Takut petir?" tanya Oma seraya mengelus rambut Ara.

"Iya." Ara kecil mengangguk disertai mata yang berkaca-kaca.

"Heii jangan takut sayang, ada Oma di sini." jawabnya seraya memeluk Ara.

"Mama sama papa mana Oma, Ala kangen.. Hikss." Tangis Ara pecah.

DEVARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang