Javiar menaruh tasnya di atas bagasi pesawat tempatnya duduk, ia juga memasukkan tas milik Agnes. Ia duduk di samping Agnes yang tengah meminum susu pisang miliknya.
"Kayaknya, semenjak di sini, kakak suka banget sama susu pisang?" Javiar melepaskan jaketnya, menyisakan kaos hitam polos yang melekat di tubuhnya.
"Kakak nggak nyangka kalau susu pisang itu enak banget, kamu mau?" Javiar menggeleng saat Agnes menawarkan susu pisang, ia memilih memakai airpod nya untuk mendengarkan musik.
Pesawat berangkat setelahnya, Javiar terus melihat ke arah jendela, menyaksikan petugas bandara yang memberi lambaian kepada pesawat yang akan berangkat.
Saat pesawat berada di udara, Javiar merasakan ada yang aneh dengan pesawat tersebut, ia melirik ke arah Agnes yang sedang mengunyah makanannya sambil sesekali tertawa menonton drama.
"Kenapa diem? Kamu nggak laper?" Agnes bertanya.
Javiar kembali melihat ke arah jendela, semburat jingga yang indah begitu terang saat itu, dalam hati Javiar mengucap syukur, masih diberi umur panjang.
"Kak, hari ini tanggal berapa?"
Agnes menyelesaikan kunyahannya. "25 Oktober, kenapa?"
"Tepat satu bulan lagi, aku ulang tahun kan?" Agnes mengangguk.
"Kamu mau minta apa?"
Javiar menggeleng. "Aku nggak minta apa-apa kak, do'ain aku aja."
'Seluruh penumpang yang terhormat, pesawat kita mengalami gangguan teknis, angin yang tiba-tiba kuat membuat pesawat mengalami turbulensi, sehingga pesawat akan mendarat secara mendadak. Diharapkan seluruh penumpang untuk tetap menggunakan sabuk pengaman, silahkan gunakan pelampung yang terdapat di bawah kursi.'
'Cara menggunakannya: kalungkan baju pelampung, kemudian kancingkan dan eratkan. Untuk mengembangkan baju pelampung, tarik sekerasnya kedua ujung merah. Pelampung dapat dikembangkan dengan meniup kedua pipa karet. Lampu akan menyala jika baterai terendam air.'
'Baju pelampung dikembangkan sesaat sebelum Anda keluar melalui pintu darurat. Apabila Anda keluar melalui jendela darurat, kembangkan baju pelampung saat berada di luar pesawat.'
Agnes melihat orang-orang yang ketakutan serta panik. Ia memasang sabuk pengamannya begitu pula dengan Javiar. "Mendarat mendadak? Di tengah laut?"
"Kayaknya iya deh kak."
Pesawat berhasil mendarat dengan mulus di permukaan air, namun banyak penumpang yang masih berusaha mengeluarkan diri. Javiar dan Agnes ikut membantu mengeluarkan semua penumpang. Bahkan Javiar membantu nenek-nenek yang terjebak di dalam toilet.
Semua penumpang berhasil dikeluarkan termasuk awak pesawat.
"Kak Agnes ayo keluar duluan, entar aku nyusul." Javiar menyuruh Agnes keluar terlebih dahulu, air sudah memasuki badan pesawat dan hampir tenggelam seluruhnya.
"Kamu yakin?" Javiar mengangguk mendengar pertanyaan Agnes.
Sesaat setelah Agnes berhasil keluar, Javiar berteriak. "Kak Agnes, senjanya bagus ya?"
Duaaaaar
Pesawat meledak begitu saja, Agnes tercekat tanpa bisa berkata-kata, di dalam sekoci penyelamatan Agnes memberontak, ledakan yang keras membuat permukaan air bergelombang dengan kuat.
"Viarrrrrrr."
...
'Pesawat jurusan Korea-Indonesia yang berangkat pukul 05.30 PM waktu Korea Selatan mengalami turbulensi di udara. Tepatnya di kepulauan Jindo, pesawat harus melakukan pendaratan mendadak di atas air.' Asmita yang tengah menyiapkan bahan-bahan untuk membuat bubur sum-sum dan kue serabi menghentikan aktivitasnya. Abah yang juga sedang meminum kopi di depan tv juga langsung menyudahi minumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange Flight (End) ✔
Fanfiction"Javiar, hidup itu perihal menerima dan mengikhlaskan. Kamu tau kan arti dari Al-Qur'an Surah A-li' Imraan ayat 185, Kullu nafsin dzaa-iqatul mauti 'tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati' jadi, Viar akan mati, kakak bakalan mati, Ibun dan Abah...