Kau datang tak kala sinar senjaku telah redup..
••
Dia duduk di sebuah bukit, menatap pemandangan sore dengan tangisan di wajah.
"Ck, sejak awal..tak seharusnya aku menerima nya.."
(Name) bergumam, dengan perasaan yang teramat sakit di dadanya. Ia merasa menyesal dan menyalahkan diri ketika mendengar seorang lelaki gantung diri di sebuah pohon.
Dan laki-laki itu adalah mantan kekasihnya yang 2 hari lalu ia putuskan.
Bukan tanpa alasan, (Name) melakukan hal itu karena tak ingin meneruskan kisah cintanya dengan seseorang yang ia anggap sangat posesif lagi 'Bermasalah'. Dan itupun saran dari teman-temannya.
Pada awalnya gadis itu tak mengira akan berakhir seperti ini, meski telah mendapatkan ancaman sebelum tragedi. Tapi tidaklah ia hiraukan. Hingga pagi ini, peristiwa itu langsung menggoncang mentalnya.
Walau para Ksatria Sihir tidaklah menganggap ini sebagai pembunuhan, lagi tak pula mengecapnya pembunuh. Namun gadis itu tetap merasa frustasi dikala melihat jika itu adalah benar kekasihnya. Yang sangat ia cintai tapi juga benci di satu waktu.
"..Kemana, aku harus kembali sekarang?"
Makin tertekan ketika melihat semakin tenggelamnya mentari di senja ini. Pilu belumlah reda, namun satu-satunya penghibur juga hampir meninggalkannya.
"...Orang tua ku lalu dirinya? Siapa selanjutnya? Sahabatku? Teman-teman ku? Dimana lagi aku harus pulang?"
"Nona, kau bisa kembali padaku.."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐮 𝐊𝐢𝐫𝐚 𝐊𝐚𝐮 𝐑𝐮𝐦𝐚𝐡 ; Morgen Faust
Short Story❝𝘒𝘢𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩..❞ -Amigdala Based on a song by the Amigdala ━━━━┅━━━┅━━━━ 𝘿𝙧𝙖𝙗𝙗𝙡𝙚 Written by: sanss_tuyy Morgen Faust ©Yuki Tabata