03

226 39 5
                                    

Kau yang singgah tapi tak sungguh..




•••




Malam dan pagi itu saling bertolak belakang, namun mereka selalu menjadi satu dan tak terpisahkan. Walau saling bertentangan tapi mereka melengkapi.

Begitulah apa yang dilihat (Name) akan Morgen dan Nacht Faust. Mereka sungguh berbeda, Morgen adalah abdi negara yang baik sedangkan saudaranya tampak seperti preman. Meski begitu, keduanya tetaplah akur dan menyayangi.





"....."







"Aku tahu apa yang kau pikirkan, (Name). Kami memang kembar tapi..dalam berpakaian aku dan nii-san berlawanan.."



"..Benar, tampaknya memang begitu.." (Name) sedikit terkejut ketika melihat untuk pertama kalinya saudara Morgen yang ternyata adalah preman pasar--


Merokok dan tampak 'kurang bersih'




".. Walaupun seperti itu, kami selalu saling membantu. Bukan begitu, nii-san?"





"Ck, apa perkenalan bodoh ini cukup? Aku bosan disini." Ujar sang kakak acuh. Morgen hanya tersenyum seperti biasa.



".. Bagaimana menurut mu, (Name)? Nii-san memang kurang akrab dengan orang-orang, tapi dia baik."



"Uem! Ya ini cukup, sekarang aku sudah mengenal kakak mu. Dan tak masalah, aku juga terkadang menjadi seperti nya sewaktu-waktu." Gadis itu mengangguk tersenyum lembut.


Sang pemuda cukup terkesima, dia melihat kakaknya sejenak dan memberikan sebuah isyarat. Lalu tanpa pamit, Nacht Faust pergi meninggalkan adiknya bersama gadis itu di sebuah kota yang pada awalnya ingin ia recoki-




"Jika kalian lebih mengenal pasti akan akrab. Ayo (Name), ingin bertemu orang tua ku juga?"

𝐊𝐮 𝐊𝐢𝐫𝐚 𝐊𝐚𝐮 𝐑𝐮𝐦𝐚𝐡 ; Morgen FaustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang