Benar,
Katakan saja Hoseok penguntit. Ini sudah seminggu lebih sejak dirinya mengetahui dimana Taehyung tinggal dan berakhir terus menerus mengikuti kemana Taehyung pergi.
Hoseok juga sudah tau apa saja jadwal Taehyung. Tak banyak, Taehyung memiliki jadwal seperti Mahasiswa pada umumnya. Saat di Universitas, Taehyung akan mengikuti kelas seperti anak baik dan memakan bekalnya di kantin. Jika sedang lengang, anak itu akan membaca atau mengerjakan tugas di Perpustakaan.
Setelah kelas selesai, Taehyung tak pergi bermain seperti orang lain. Ia akan pergi ke tempat les dan pulang ke rumah jam 12 malam. Dari pagi sampai tengah malam, yang Taehyung lakukan hanya bergelut dengan lembaran kertas dan tumpukan buku serta tugasnya.
Jika sedang wekeend, Taehyung diam di rumah dan tak keluar, terlihat dari mobilnya yang terparkir didepan rumah. Sekali lagi, katakan Hoseok penguntit karena ia memang mengetahui semua jadwal Taehyung.
Hoseok kadang merasa aneh, kenapa Taehyung selalu terlihat gelisah ketika dirinya melepas tumpukan buku-buku itu. Semua Mahasiswa/i di Universitas mereka memang ambisius, tapi Taehyung terlalu keras pada diri sendiri.
Pernah saat Hoseok sengaja menunggu Taehyung diluar tempat les nya dan sudah jam 12 lewat tapi anak itu belum keluar. Hoseok cemas, saat ia hendak masuk ia tak sengaja melihat bibi Kyu dengan lelaki paruh baya memasuki tempat les dengan tergesa-gesa dan ia Hoseok memutuskan untuk tetap di dalam mobil.
Tak lama bibi Kyu dan lelaki paruh baya itu keluar dengan Taehyung yang berada di gendongan nya. Taehyung tak sadarkan diri dengan darah yang keluar dari hidungnya. Lagi, ini sudah kali ketiga Hoseok melihat Taehyung yang pingsan disertai mimisan.
Hoseok melihat bibi Kyu menangis sambil menyerukan nama rumah sakit. Paginya, Hoseok fikir Taehyung tidak akan masuk karena sakit. Tapi anak itu hadir dan bersikap seolah hanya dirinya yang mengetahui kejadian semalam.
Dari sana, seakan tidak ada habisnya— Hoseok terus mengikuti kemana pun Taehyung pergi. Tapi kali ini ia gagal, Taehyung mengetahui dan menatap dirinya saat ia sedang memperhatikan Taehyung yang sedang memilih buku di perpustakaan.
Hoseok menggaruk kepala, malu sekali saat ia tertangkap basah. Taehyung menaruh bukunya lalu menghampiri Hoseok yang masih mematung di tempat, anak itu lantas membungkukan setengah badannya.
"Sunbae, apa kau ingin mengatakan sesuatu pada ku?"
Tunggu, apa yang harus ia katakan?
"Kau terus mengikutiku selama lebih dari seminggu. Aku fikir kau mempunyai hal yang ingin dibicarakan."
Sial, oke, sekarang Hoseok mengutuk dirinya sendiri. Jadi selama ini Taehyung mengetahui kalau dirinya sedang di ikuti?
"I-itu—" Hoseok kehabisan kata, ia bahkan tak berani menatap Taehyung karena malu.
"Jung Hoseok bodoh!"
Ia mengumpat dalam hati, setelah memantapkan niat. Hoseok menatap Taehyung yang tengah menatapnya ragu seakan Hoseok adalah orang jahat.
"T-tidak! Jangan berfikir hal buruk tentangku. Aku bukan orang jahat." ucapnya. "Hanya saja, apakah— apakah kau mau berkenalan denganku?"
"Heol?! Aku langsung mengajaknya berkenalan setelah dia mengetahui kalau aku menguntitnya? Benar-benar bodoh."
Hoseok semakin malu, Taehyung hanya diam tak meresponnya sama sekali. Tapi uluran tangan dan senyum manis itu membuat Hoseok bersorak girang.
"Namaku Kim Taehyung."
Hoseok menyapa uluran tangan Taehyung lalu tersenyum. "Jung Hoseok, panggil aku hyung kalau kau bersedia. Taehyungie."
"Benar. Aku terlihat seperti orang bodoh yang ingin berkenalan dengannya. Taehyungie? Hyung? Ck, memangnya kita sudah sedekat itu apa."
Taehyung tersenyum. "Tentu."
Hoseok terkesiap, Taehyung mengiyakan semuanya. Seakan sudah mendapat izin ia semakin ingin mengetahui lebih dalam tentang pemuda Kim ini. Tentang apa yang ada di dalam topeng berlapis itu.
•••
Dingin,
Kamar ini begitu dingin seperti tidak memiliki penghuni. Di pojok ruangan, Taehyung terduduk dengan badan bergetar dan punggung serta badan yang penuh luka.
Ia terisak saat teriakan sang Mama yang sungguh menyakiti hatinya. Tadi pemuda itu masih baik-baik saja, dirinya bahkan menunjukan senyum yang jarang ia perlihatkan. Tapi sekarang, keadaan menjadi sangat tidak terkontrol.
BRAK!
Pintu kamar terbuka kasar, seorang wanita paruh baya datang lalu menggenggam dengan kasar pergelangan tangan Taehyung yang sudah terluka.
"Mama bilang apa, Taehyung? Setelah pulang dari Universitas seharusnya kau langsung pergi ke tempat les dan bukan pulang ke rumah!"
"M-maafkan aku. T-tapi bolehkan aku izin. A-aku sakit, Ma."
Wanita yang di yakini sebagai Mama Taehyung itu langsung menghempas tubuh sang anak ke tembok, tak punya belas kasihan melihat betapa ringkihnya tubuh itu sekarang.
"Sakit? Kau lelah? Kau pikir aku tak lelah membiayaimu selama ini? AKU HANYA MENYURUHMU BELAJAR!"
Taehyung terisak semakin hebat saat rasa panas dari ikat pinggang menyapa punggungnya. Luka kemarin saja belum kering, tapi sang Ibu malah menambah ukiran itu.
Di luar kamar, bibi Kyu menatap semua dengan rasa sesak di dada. Tuan muda nya sudah berjuang sangat keras, tapi bukan kata selamat yang di terimanya. Sekali lagi— kenapa harus Taehyung?
•••
Di sebuah cafe,
Hoseok dan teman-temannya sedang mengobrol. Hal ini sudah biasa mereka lakukan mengingat besok adalah weekend. Hari dimana mengerjakan tugas itu larangan dan di wajibkan untuk bersenang-senang.
Hoseok mengaduk minumannya dengan senyum yang sedari tadi terpasang di wajahnya membuat yang lain mengernyit bingung. Hoseok memang tipe orang yang ceria, tapi senyum kali ini terlihat sangat horor.
"Apa kau baru memenangkan lotre?" tanya Seokjin membuat Hoseok terkekeh lalu menggeleng.
"Berhenti tersenyum atau aku akan merobek mulut mu." ucapan Yonggi membuat senyum Hoseok luntur seketika. "Jahat sekali." ucapnya membuat Yonggi memutar bola mata malas.
"Sebenarnya ada apa, hyung? Apakah ada seorang wanita yang mengajakmu berkencan?" tanya Jimin.
Hoseok semakin merekahkan senyum nya membuat mereka beranggapan 'iya' kalau Jung Hoseok sedang kasmaran. "Tidak. Aku hanya senang karena bisa mengajak Kim Taehyung berkenalan."
"Kau berkenalan dengannya? Jangan bercanda." ucap Namjoon. "Lagi pula Taehyung tidak ada waktu untuk berkenalan denganmu." lanjut nya membuat Hoseok mendelik tak suka.
"Hei!"
"Mungkin dia terpaksa karena sudah mengetahui kalau kau menguntit nya." timpal Jungkook.
Hoseok memutar bola mata malas. "Kalau tak percaya ya sudah. Tapi aku benar-benar berkenalan dengannya."
"Buktikan." ucap Yonggi. "Saat di Universitas, kenalkan dia pada kami."
Dan tanpa ragu Hoseok menjawab. "Siapa takut."
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Jamais Vu
FanficTolong beri aku penawarnya, obat yang akan membuat jantungku kembali berdetak. Short Story Brotherhood | Family HopeV as Main Character! 6th Book; Completed.