~16~

1.1K 70 1
                                    

Suara riuh gembira dari kelas Daffa mengundang beberapa guru yang melewati kelas tersebut menyempatkan masuk untuk meredamkan suara gaduh yang mereka ciptakan.

Rintik hujan siang itu berhasil meliburkan kelas Daffa dari jam olahraga, guru pengganti sementara mereka hanya memberikan tugas sebagai imbalannya.

Namun hanya beberapa siswa yang membuat tugas tambahan itu termasuk Daffa, Ilham, ketua kelas dan Sekretaris kelas. Akan memalukan rasanya apabila ketua dan sekretaris yang telah ditunjuk tidak melaksanakan tugas yang diberikan.

Kelas seketika hening ketika guru muda itu memasuki kelas mereka, seluruh siswa berlari ribut menduduki bangku mereka masing-masing. Guru muda yang tidak lain adalah Juan melirik tajam pada setiap siswa yang duduk kaku.

Siapa yang berani membangunkan macan tidur? begitulah kira-kira pendapat para siswa pada wali kelasnya itu. Juan bukanlah sosok guru yang keras sebagaimana yang dipikirkan, melainkan ia adalah sosok guru yang dikagumi para siswanya. Hanya saja Juan bisa menjadi ganas dan tegas apabila kesalahan sudah diluar jalurnya.

Daffa menoleh takut melihat Juan dengan mata tajamnya itu, padahal mereka bisa dibilang sudah lebih dekat dari pada ikatan siswa dan guru. Hanya saja saat di kelas aura Juan sangat berbeda, seperti sekarang Juan memasang wajah yang sangat ketat dengan mata elangnya, yang berarti mereka dalam masalah.

"Ketua kelas, berdiri!"

Suara datar bariton milik Juan bergelegar di atmosfir kelas, Juan tidak pernah berbicara dengan nada tinggi pada siswanya, tapi bukankah suara datar itu lebih mencekam dari pada suara tinggi?

Ketua kelas tersebut berdiri dengan kepala menunduk dalam, terlihat sekali ia tidak ingin bertatapan dengan manik tajam Juan.

"Kamu tahu apa yang terjadi sekarang?"

Ketua kelas yang bernama Sidiqh itu mengangguk pelan, masih enggan berhadapan dengan Juan kalau sudah begini keadaanya.

"Apa yang terjadi?"

Sepertinya Juan ingin mendengarnya secara langsung dari pada menebaknya.

"Sa.. saya tidak bisa mengkondisifkan ke,, kelas pak"

Seketika ruang kelas itu sangat hening, diamnya Juan cukup membuat atmosfer kelas menjadi horor seketika. Bahkan Daffa sendiri tidak berani menatap wajah Juan, anak itu memilih menundukkan kepalanya dan bergenggam tangan dengan Ilham disebelahnya.

Suara langkah Juan terdengar ditelinga seluruh siswa disana, sampai langkah itu terhenti di samping Sidiqh. Daffa memberanikan menolehkan wajahnya melihat Juan berdiri di depan tempat duduknya, kemudian ia menepuk lembut pundak Sidiqh mempersilahkan untuk duduk kembali.

"Sebagai seorang pemimpin harus dapat mengendalikan suasana yang dipegangnya. Seorang pemimpin harus dapat memperlihatkan yang benar pada anggotanya. Apa itu benar Sidiqh?"

Sidiqh mengangguk lemah, badannya sudah lemas sekarang.

"Apa itu benar Sidiqh?"

"Be.. benar pak"

"Lalu, apakah itu yang sudah kamu lakukan?"

Daffa mengernyitkan kedua alisnya, bukan sidiqh yang salah disini. Sidiqh sudah memperingatkan teman-temannya namun tidak ada yang mendengarkannya.

"Sidiqh tidak bersalah pak"

Entah keberanian dari mana Daffa berdiri dan menyuarakan pendapatnya. Juan menoleh pada Daffa dengan mata tajamnya, Daffa sempat ciut dibuatnya tapi ia sudah terlanjur maju bukan? Ilham mencoba menarik ujung baju Daffa untuk memperingatinnya.

Strong Boy [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang