~17~

1.1K 70 1
                                    

Kalau katanya dunia itu seperti panggung sandiwara, berarti didalamnya pasti ada kisah dibalik kisah bukan? Sama seperti kisah ini, Daffa akan memasuki kisah baru, pengalaman baru. Tapi apakah Daffa masih akan tetap sendiri? Masihkah sunyi malam setia menemani?

***

"Kak!!"

"Kak Galang!!"

Sidiqh nampak berlari mengelilingi perkarangan rumah kecilnya mencari Galang, keluarga tunggalnya. Sidiqh mendudukan dirinya di ruang tamu, ia tidak dapat menghubungi nomor Galang. Wajah pucatnya terus memandangi layar telfon yang sebentar lagi akan mati karena kehabisan daya.

Tidak lama kemudian pintu rumah mereka terbuka, menampilkan sosok Galang yang tersenyum cerah melihat sang adik yang menyambutnya. Tangannya penuh dengan dua kantong plastik berisi beberapa makanan jadi dan beberapa bahan masakan lainnya.

"Sidiqh kau sudah pulang?"

"Kak.. Daffa dimana?"

Tangan Galang mengepal kuat menampakkan kuku-kuku tangannya nemutih, wajah nya panik mengingat bagaimana adiknya tahu soal Daffa.

"Daffa? Teman kamu itu? Kenapa?"

Galang berusaha menyembunyikannya, Sidiqh memandang kakaknya tidak percaya, Galang tahu ia tidak bisa berbohong pada adik kesayangannya, satu-satunya keluarga yang ia punya.

Sosok Galang yang selama ini Sidiqh kenal adalah sosok kakak yang hangat, dan penyayang tapi kenapa ia bisa berubah dalam waktu yang cepat? Sidiqh sama sekali tidak mengerti.

"Kak, stop it please.. Aku liat kakak tadi sama om Rio bawa Daffa, aku liat semuanya. Jangan pernah berpikir selama ini aku gak tahu apa-apa kak, dari dulu aku tahu kakak kerja apa dengan om Rio, dari dulu aku tahu kakak selalu ngikutin perintah bejat om Rio. Tapi aku diam kak, karna aku tahu kakak punya alasan untuk itu. Tapi kali ini aku gak bisa diam lagi kak, Daffa itu kawanku, sahabat aku."

"DIAM Sidiqh, jangan pernah sekali lagi kakak dengar kamu menjelekkan nama om Rio. Kamu lupa siapa yang udah ngangkat kita, kamu lupa siapa yang membiayakan kamu sekolah kamu lupa huh?"

Sidiqh terangsut mundur melihat sang kakak yang berubah menakutkan baginya. Baru kali ini Galang memarahinya, baru pertama ini Galang membentaknya. Sidiqh menundukkan kepalanya menahan air mata yang hendak tumpah.

Menyadari hal itu, rasa bersalah menggelitik hati Galang. Galang pun berjalan mendekati Sidiqh hendak meminta maaf, namun langkahnya terhenti ketika Sidiqh mengambil langkah mundur.

"Kalau begini jadinya, aku lebih milih hidup kita yang dulu kak. Aku lebih milih gak sekolah dari pada liat kakak aku berubah jadi monster yang gak peduli dengan orang lain"

PLAK...

"Tutup mulutmu, Kamu itu belum tahu apa-apa Sidiqh. Daffa itu anak kandung om Rio, dan ia mau anaknya kembali hanya itu."

Sidiqh memandang kakaknya bingung, ia hanya tahu Daffa adalah anak kandung dari keluarga Bima. Lalu bagaimana bisa Daffa anak kandung Rio?

"Apa maksud kakak?"

"Tante Nadia hamil Daffa diluar dari pernikahan dengan om Rio."

"Lalu kenapa om Rio mengambil Daffa dengan paksa seperti itu? Kenapa harus kakak yang ikut andil dalam masalah ini? Apapun alasannya kak, tindakan kalian tetap salah. Dengan cara om Rio seperti itu, kakak gak tahu apa yang akan dilakukan om Rio terhadap Daffa kak. Daffa udah bahagia dengan keluarga om Bima, apa kakak gak peduli perasaan mereka?"

Sesaat Galang terkejut dengan pernyataan Sidiqh, Rio yang ia kenal memang orang yang nekat. Tapi tidak mungkin ia melakukan tindakan yang nekat pula pada anak kandungnya sendiri, begitulah yang ia pikirkan.

Strong Boy [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang