Sore itu sehabis 'meet up' dengan dosen pembimbingku, aku berencana langsung pulang ke kos.
Keluar dari gedung dekanat, lapangan parkir sudah berubah menjadi area event BEM fakultas.
Letak parkiran tersebut berhadapa dengang gedung kelas fakultas.
Dan disitulah aku melihat teman-teman sejawatku, koridor gedung kelas. Mereka asyik bercengkrama dan bermain hp. Aku pun menghampiri mereka, saat di bawah langit tanpa atap, aku baru tahu rintik sudah turun.
Mengabaikan gerimis, aku menghampiri mereka dengan hebohnya. Sampai aku dapat duduk bersandar pada tembok dengan teman-teman di sekelilingku.
Ketika itu aku memamerkan game yang baru aku download di hp.
"Apa lah, game bocil," ejek Garin yang bermain mobile legend di hpnya.
"Sibuk," ketusku.
"Halah, kalah. Sini sini, bio abang Erik tengokkan cara yang betol," Erik dengan sombongnya merampas hpku.
Kini beberapa kepala fokus pada hp ditangan Erik, sampai tulisan 'game over' menghiasi layar, kami pun tertawa.
"Apa nama gamenya, bebh?" Agi yang yang berada di dekatku bertanya.
"Wormy," jawabku seadanya setelah memulai babak baru di aplikasi yang sama.
Riak gerimis kian menderas, beberapa orang mulai mengungsi, sampai akhirnya hujan turun dengan kencang.
Aku dan teman-temanku yang bersandar pada tembok masih bertahan di tempat, mengabaikan percikan air di teras yang lebarnya 2 meter tersebut.
Tampias hujan pun kami acuhkan demi game yang berlangsung.
"Aduh, kalah terus aku," oceh Agi yang kini berjongkok menghadapku.
"Makanya, pinter dikit, game bocil aja gabisa," ejekku.
Hujan semakin deras kala percikan air semakin membasahi layar hpku.
Dari sudut mataku, tanpa mengalihkan fokus ke hp, kulihat Ago beranjak berdiri. Bercengkrama dengan teman lainnya.
Kukira ia akan pergi, tapi Agi berdiri semakin lurus di depanku yang masih lesehan bersandar dengan menyisakan sepetak ubin di antara kami.
Percikan air yang tadi mulai mengganggu berhenti secara mendadak, aku mendongak mendapati Agi masih bercengkrama sambil berdiri dengan Iyas yang bersandar pada tembok sambil berdiri.
Perutku menegang, dadaku menghangat, dan tak bisa kuelakkan tarikan napas dalam menahan gejolak di pikiranku. Sebersit senyum muncul bersama aku yang menunduk menatap layar hp.
Dan aku baru menyadari satu hal, entah berapa lama aku menikmati setiap 'tidak sengaja' ini
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Sengaja
Short StoryTak sengaja baper? Halah, nikmat juga kok ------ Lea pikir ini hal biasa dalam pertemanan, tapi ternyata ini sudah di luar keinginan hatinya. Lea tidak sengaja. Lea tidak sengaja terlanjur nyaman dengan Agi.