Kami melanjutkan perjalanan menuju rumah rumah jendral yang lainnya.
Yanti, selanjutnya kita akan ke rumah
Siapa lagi? Tanya Dara.
Kita ke rumah Jendral Ahmad Yani saja! Ucapku
Baiklah kalau begitu. Kita akan ke rumah pak Yani. Tapi lihat dulu kondisinya ya, terkadang pak Yani dan keluarga tidak ada dirumah, atau pak Yani sedang sibuk. Apalagi jika ada tamu. Segan sekali kan?
Iya juga ya. KALAU BEGITU, AYO!
kataku sambil berteriak keras saking semangatnya. Bahkan suaraku sampai menggema di jalanan. OMG, malu banget! ╥﹏╥
Lu ngapain sih!? Bikin malu tau gak?
Ucap Dara ketus. Yanti pun tertawa melihat ulahku yang sangat antusias.Hahahahahaha, kamu bersemangat sekali ya? Hingga suaramu menggema seperti itu? Pfffftttt, baiklah. Kita sudah sampai sekarang. Ayo masuk.
Assalamualaikum pak Yani!
Terlihat seorang gadis keluar dari rumah tersebut. Dia adalah salah satu anak dari Jendral Ahmad Yani.
Eh, ada Yanti. Ayo silahkan masuk! Ngomong ngomong, siapa dua gadis ini? Aku belum pernah melihat mereka berdua sebelumnya.
Ah, perkenalkan aku Vanya, dan Ini sahabatku Dara. Dan siapa namamu?
Tanyaku pada gadis itu.Perkenalkan, namaku Yuni. Aku anaknya pak Yani. Senang berkenalan dengan kalian, Vanya dan Dara. Ayo masuk! Kita bermain bersama sama ya? Ucap Yuni.
Baiklah, tapi apakah orangtuamu tidak akan marah? Tanya Yanti
Bapak dan ibu sedang keluar, sebentar lagi pulang. Tidak apa apa.
Tampak tangan seorang anak kecil menarik tanganku untuk masuk, dia adalah anak ke 8 pak Yani, Irawan Sura Eddy.
Kakak, ayo kita bermain! Ayo masuk kak! Aku ambilin kue dulu ya!
Untung, ayo ambil minuman untuk kakak ini! Kita kedatangan tamu jauh loh...
Oke, ayo kita ambil!
Untung adalah anak ke 7 Jendral Ahmad YaniNah, itu bapak sudah pulang! Ucap Yuni.
Horeeee, bapak pulang!!! Seru anak pak Yani yang lainnya
Wah, rame sekali disini. Ada pesta makanan ya? Hahaha. Eddy, nanti rapikan lagi ya nak? Ucap seorang wanita paruh baya yang aku yakini adalah istri dari pak Yani
Makanlah anak manis, jangan segan segan ya!
Aku menyalami tangan istri pak Yani dan begitu juga tangan pak Yani.
Saat aku menyalami tangan pak Yani, air mataku kembali berderai.
Sudahlah nak, jangan menangis. Bapak tidak apa apa. Kau jangan khawatir. Ucap pak YaniKakak, ini kue dan minumannya. Ayo makan, lalu kita bermain bersama!
Oh iya kakak cantik, nama kakak siapa? Tanya Eddy.
Nama kakak Vanya, dan itu sahabat kakak, namanya Dara.
Salam kenal ya kak, hehehe. Nanti sering sering main kesini ya kak?
Kata Eddy.
Iya kakak akan sering sering datang kesini.
Oh iya. ngomong ngomong, bagaimana kabar adikmu, Yanti?
Alhamdulillah yun, adikku sehat sehat saja.
Kalau begitu, sampaikan salamku pada keluargamu ya!
Baiklah.Hari sudah semakin sore, aku memutuskan untuk mengajak Yanti dan Dara untuk pulang.
Dara, Yanti ayo pulang! Hari dah sore tuh!
Eh, iya juga ya. Yuni, terimakasih ya!
Ucap Dara.
Iya, sama sama. Lain kali datang kesini lagi ya? Ucap Yuni
Kami akan sering sering main kesini kok, insyaallah. Kataku pada Yuni.
Kalau begitu, kami pamit pulang dulu ya?
Iya, hati hati dijalan ya kalian bertiga.
Ya, terimakasih. Kami pamit dulu. Assalamualaikum!
Wa Alaikum salam...
Dadah kakak!!!
Eddy melambaikan tangannya padaku dan kamipun segera pulang ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The story of Ade Irma Suryani Nasution
Ficción históricamengisahkan tentang putri jendral Nasution yang tewas tertembak pada peristiwa G30S PKI yang saat itu masih berusia 5 tahun karena berusaha menjadi tameng bagi ayahnya