~Selamat membaca~
¤¤¤¤¤¤¤¤¤
.
.
.
Saat ini Zhan sedang berada di sebuah kafe dekat kampus, duduk berhadapan dengan seorang pemuda tampan dengan senyum mempesonanya. Senyum itu tak berubah sejak terakhir kali ia melihatnya semasa SMA."Zhan ada yang ingin kukatakan padamu." Jingyu menatap dalam manik kelam pemuda manis di depannya dengan tatapan memuja.
"Sebenarnya aku menyukaimu, apa kau mau menjadi kekasihku ?" Sebuah pernyataan sekaligus pertanyaan yang tak pernah terpikirkan olehnya.
Jika kalimat itu dikatakan dulu, mungkin Zhan tidak akan ragu dan langsung mengiyakan. Namun mendengarnya saat ini hanya membuatnya lebih pusing lagi. Dahinya mengernyit membentuk perempatan. Ia sendiri tak tahu, mengapa ia merasa tak senang dengan hal ini. Bukankah seharusnya ia bahagia karena akhirnya perasaannya terbalas.
Zhan merasa sangat bimbang dengan hatinya sendiri. Tak tahu harus menjawab apa. Apakah dia masih menyukai pria di hadapannya saat ini. Atau mungkin ia telah menyukai orang lain. Pertanyaan itu melintas dan memenuhi pikirannya lagi.
Tak kunjung mendapat jawaban. Jingyu mengembalikan kesadaran Zhan. "Kau tak perlu menjawabnya sekarang. Kau bisa memikirkannya dulu. Aku tahu ini terlalu mendadak." Ucapnya meyakinkan.
Awalnya ia percaya diri jika menjadikan Zhan sebagai kekasihnya adalah sesuatu yang mudah. Mengingat pemuda manis itu sempat menyukainya dulu. Namun, mengamati ekspresi Zhan saat mendengar pengakuannya. Bukannya pemuda itu senang atau tersipu, ia justru mengerutkan dahinya begitu dalam. Seolah tak mengharapkan akan mendengar kalimat seperti itu darinya.
Zhan hanya bisa tersenyum canggung. Entah mengapa saat ini ia justru memikirkan Wang Yibo.
Pemuda itu selalu di sampingnya akhir - akhir ini. Mendengar segala celotehannya yang tak penting. Selalu sabar menghadapi moodnya yang terkadang naik turun.
Zhan merasa nyaman dengan Wang Yibo. Merasa senang saat bisa berdua bersamanya dan diperlakukan dengan lembut olehnya.
"Bisakah beri aku waktu ?" Zhan memutuskan untuk memikirkannya lebih mendalam. Dia tak mau mengambil keputusan tergesa - gesa yang mungkin akan membuatnya menyesal kemudian.
"Tentu." Jawab Jingyu memberi senyum lembut.
Seorang pemuda memandang kearah kafe di seberang jalan tempatnya berdiri saat ini. Tangannya terkepal erat dengan rahang mengeras. Apakah ia terlambat. Apakah ia harus merelakan orang yang dicintainya kali ini.
Wang Yibo tadinya akan mengerjakan tugas di kafe depan kampus. Namun pemandangan menyakitkan mata yang justru ia dapatkan.
Dia memutuskan meninggalkan tempat itu dan pulang..
.
.Pagi hari yang cerah, Xiao Zhan terbangun dengan kantung mata yang tebal. Semalaman ia tak bisa tidur. Baru saja tertidur beberapa jam karena kelelahan, sekarang harus terbangun karena suara alarm otomatis di rumahnya. Teriakan menggelegar sang nyonya rumah. Ibunya.
Xiao Zhan merasa sangat malas untuk ke kampus hari ini. Ini pertama kalinya dia malas menghadiri kuliah. Biasanya dia sangat antusias belajar, apalagi mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur yang merupakan favoritnya.
"Pagi ma." Xiao Zhan menyapa wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dengan wajah anggun, tetapi tidak dengan kelakuan bar - barnya.
"Pagi sa- astaga !" Nyonya Xiao tak dapat menyelesaikan kalimatnya. Terpekik kaget melihat penampilan putra semata wayangnya yang terlihat seperti habis diusir dari rumah.
Tentu saja ibunya kaget, biasanya putra manisnya itu akan turun untuk sarapan saat sudah berpenampilan rapi dan sempurna. Tak membiarkan sehelaipun anak rambut keluar dari jalurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Follow Your Heart - Yizhan ✔
FanficNyonya Xiao mencoba memahami cerita dari putra manisnya itu dengan serius. "Maksud mama kamu harus menggunakan hatimu, tanya pada hatimu siapa yang kamu cintai dan siapa yang hanya kamu kagumi. Zhanzhan, terkadang hati akan lebih jujur daripada nala...