02

4 1 0
                                    

Laki-laki itu, kini sedang mengulang pelajaran kitab yang iya pelajari akhir-akhir ini. Tapi ia tak bisa fokus pada sawirnya kali ini. Pikirannya terganggu akan sosok gadis yang selalu ia pandang sore hari.

Akhirnya ia pun mengakhiri kegiatannya. Ia duduk merenung di tempat itu. Tiba-tiba terlintas ide untuk mencoba berinteraksi dengan gadis manis itu.

Untuk merealisasikan ide tersebut ia segera mencari sahabatnya. Sebelumnya ia mengembalikan kitab ke lemari. Ia bergegas keluar kamar lalu menyusuri lorong. Ia terus berjalan dan menemukan sahabatnya di bawah pohon rindang itu tengah berleha-leha.

"Kang Faiz, sampean nganggur engga?", Tanyanya kepada sahabatnya itu.

" Nganggur sih Bat, nyapo?", Jawab sahabatnya itu.

"Anterin Xabat tumbas sendal yok kang", pintanya laki-laki itu sambil terseyum.

"Emang kenopo Bat sendal mu?, Ijek apik ngunu", Tanya sahabatnya lagi karena ingin tau.

"Gapapa sih kang damel serepan mawon, ayok lah kang", jawabnya sambil tersenyum penuh harap sahabatnya mengikuti kemauannya.

"Kulo tau maksud e sampean Bat, yasudah ayok buruan kulo anterin tapi jangan lama-lama enggak baik buat hatine sampean", ucap kang Faiz mengikuti kemauan sahabatnya itu.

"Ayok gass aja sekarang, semoga dia yang nunggu tokonya", ucap Xabat penuh harap gadis itu yang sedang menjaga toko sendal yang di maksud.

Akhirnya mereka berdua pun berjalan keluar pondok saat itu juga. Dan atas keinginan Xabat pula mereka berangkat dengan jalan kaki. Memang jarak pondok ke toko gadis itu tidak jauh tapi jika berjalan kaki cukup untuk pemanasan otot kaki. Tidak membutuhkan waktu lama mereka berdua sampai di toko yang di maksud.

"Kang kulo kok ndredek ngene ya", ucap Xabat yang merasa gugup hendak ketemu gadis itu.

"Hoalah to Bat Bat kok yo ndredek, udah lah bikin santai ae", ucap kang Faiz menanggapi rasa gugup Xabat.

"Hayuk cepetan", ucap kang Faiz lagi.

Ketika mereka baru memasuki toko terdengar pula lagu yang kini sering wara wiri di aplikasi video musik. Serta terdengar samar suara perempuan ikut menyanyikannya.

Tak perlu kau ragu lagi
Cukup jalani dan rasakan
Oh oh my lady

Cukup kau di sampingku
Sempurnakan langkahku
Tuk menyusuri waktu

Cukup kau di sampingku
Berjalan bersamaku
Pastikan kau bahagia

Kau bertanya dengan rasa ragu
Seberapa besar cintaku padamu
Akan selalu ku jawab semua keraguanmu
Kan ku buktikan semuanya padamu

"Tumbasss", ucap kang Faiz agak keras biar terdengar karena kondisi toko sedang memutar musik. Ia pun juga tau sekarang posisi apa perasaan Xabat makanya dia wakilkan untuk berteriak kata beli.

"Iya cari apa?", Tanya gadis itu setelah mematikan musik yang dia dengar sebelumnya.

Kang Faiz pun menyenggol tangan Xabat agar segera di jawab. "Cari sendal putih ini", ucap Xabat sambil mengangkat sendal putih yang ia maksud. Diangkat pula 2 pasang sandal putih yang ada.

"Mbak ini bedainnya gimana?", Tanya Xabat karena bingung sekilas terlihat ukurannya sama.

"Yang ini ukuran 41 terus kalo yang ini 44", ucap gadis itu sambil menunjuk sendal ukuran mana yang ia maksud.

"Duh kenapa jaraknya sedekat ini", batin Xabat berkata. Karena ketika memberi tahu tadi gadis ini mendekat kepada Xabat.

AnargyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang