Chapter 1

10 3 0
                                    

"Eh, Lo punya tiktok, Den?" Riana bertanya sambil menepuk-nepuk lengan Denis yang sedang bermain ponsel.

"Hah?" Denis, cowok yang ditanyai itu menampilkan wajah bingungnya."Gue gak ada tiktok."

"Lah terus ini?" Riana menyodorkan ponselnya tepat di depan wajah Denis, membuat cowok itu melotot.

"Babi, Lo!"

Denis seketika mengumpat ketika mendapati video monyet yang berada di layar ponsel Riana.

Riana tertawa keras melihat wajah kesal Denis. Perempuan itu sangat senang mengganggu lelaki yang duduk di belakang bangkunya.

"Kok ngamuk? Gue kira kan emang Lo, mirip soalnya." Riana tertawa lagi.

"Dih.. itu mah kembaran Lo kali." Lelaki bermata sipit itu membalas tak terima.

Ponsel yang berada digenggaman Riana tiba-tiba bergetar, membuat perempuan itu mulai meredakan tawanya. Ia membuka roomchatnya dan melihat pesan dari Nanda yang mengatakan sudah menunggunya di kantin bersama Irene.

Riana hendak bangkit dari duduknya, namun tiba-tiba Denis menahan lengannya.

"Mau kemana?"

"Ya ke kantinlah. Dah laper banget gue,"balas Riana yang kemudian menyentakkan tangannya membuat cekalan Denis terlepas.

"Bentarlah... Lo udah ngerjain tugasnya Bu Ratih kan? Gue nyontek dong." Denis menampilkan cengirannya.

Riana mencibir. "Dih.. nyontek mulu Lo." Balas cewek itu namun tetap memberikan buku tugas Matematika miliknya yang sebenarnya juga baru Ia kerjakan tadi malam, itupun karena Ia mendapat contekan dari Nanda.

Setelahnya, Riana keluar kelas hendak menuju kantin. Irene dan Nanda--kedua teman Riana itu keluar kelas lebih dulu sebelum bel istirahat berbunyi karena sudah menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Pak Drajat--guru biologi kelas sebelas lebih awal. Sementara Riana baru selesai mengerjakan dua menit setelah bel berbunyi.

Tadinya kedua cewek itu berniat untuk menunggu Riana selesai juga agar bisa ke kantin ber-tiga, namun Riana lebih memilih untuk menyusul setelah mengumpulkan tugasnya.

Membalas pesan dari kedua temannya sambil berjalan, Riana sampai tak sadar sudah ada bola yang melambung kearahnya.

"Bego!"

Riana tersentak mendengar seruan itu. Ia menoleh dan mendapati seorang cowok berdiri di dekatnya, Ia melihat bola di tangan laki-laki itu dan baru sadar dengan apa yang terjadi baru saja.

"Kalo jalan lihat-lihat jangan main handphone mulu. Masih untung ada Gue, kalo enggak bisa mecahin kaca ini bola." Lelaki itu berkata sarkas namun dengan wajah yang datar, hal itu membuat Riana melongo.

"Buset dah, yang mau kena bola kan gue, kenapa yang dipikirin malah kacanya?!" Riana membalas sewot, namun tak dihiraukan oleh Alwan, cowok itu justru malah berjalan meninggalkannya menuju lapangan. Cowok yang mengenakan seragam olahraga SMA Andamar itu mengoper bola di tangannya kepada temannya yang tadi tidak sengaja hampir melempar bola mengenai Riana.

"Lah? Nyebelin banget sih tuh cowok."Riana menggerutu pelan.

"Sorry, Na!" ucap Kevin dari pinggir lapangan, merasa bersalah karena hampir membuat Riana celaka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RIANALWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang