Alexandria Ailee; Queen of Dior, Princess of Chanel, Goddess of Louis Vuitton, dan orang memanggilnya brand berjalan. Sembilan puluh persen dari hidupnya hanya dihabiskan untuk shopping, shopping, dan shopping. Sangat berfaedah saudara-saudara.
Menjadi anak tunggal dari seorang Thomas Oentoro Pramudibyo, membuat Alexa hidup sangat berkecukupan. Apa itu 'susah'? Sejenis makanan rakyat jelata, kah?
Bahkan, rakyat jelata di dalam rumahnya pun kesulitan untuk mengenal kata susah. Ingin shopping di mal menjelang lebaran? Tenang ... Alexa dengan senang hati menutup mal, agar para asisten rumah tangganya bebas dari antrean yang berdesakan.
Alexa tidak mengenal kata 'susah'. Apa pun yang dia inginkan, gadis itu hanya perlu menjentikkan jari lentiknya.
Voilaaaaa .... Paman Jin akan mengabulkan semua keinginannya.
Untuk kalian yang masih isi botol sampo dengan air di akhir bulan? Hus! Hus! Sana jauh-jauh! Alexa A-L-E-R-G-I.
Hingga suatu hari, Paman Jin meninggalkan Alexa. Kartu gesek ajaib yang selama ini menjadi jimat shopaholic Alexa ditarik oleh ayahnya. Tak cukup sampai di situ, The Queen harus angkat kaki dari istana megah dan menggembel di apartemen seukuran kamar di rumahnya dulu.
Bye-bye, My Queen. Welcome, MisQueen Wannabe.
Akhir kisah dari Queen of Dior. Alexa harus terdampar di antah-berantah, sebut saja tempat ini sebagai ... kantor?
Alexa membenahi kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya. Menatap silau ke atas pada gedung tinggi yang sebentar lagi ia jajaki. "Fiuhhhh ... Welcome, Babu!" ucapnya sembari mengibaskan tangan seolah kepanasan. Menegakkan kepala dan mengibaskan rambut indahnya, Alexa melangkah mantap. Pertempurannya akan segera dimulai.
"Permisi," ucap malas Alexa ketika sampai di meja resepsionis. "Saya Alexa, ada janji bertemu untuk interview hari ini."
Seumur hidup, Alexa tidak pernah bermimpi bahwa dia—Alexandria Ailee—akan melamar pekerjaan. Oh, God! Koleksi tas bermerek di kamarnya sekarang pasti sedang tertawa. The Queen akhirnya menjadi babu. Benak Alexa tertawa miris.
Alexa sepintas melirik penanda nama tertulis 'Dewi' di dada resepsionis yang sedang sibuk mengonfirmasi kedatangannya, lalu beralih pada anting Chanel yang dikenakan. Alexa membuang pandangannya dan berdecih. Cukup sekali lirik, Alexa sudah tahu kalau itu adalah Chanel palsu.
Hello .... Ingat! Dia adalah Princess of Chanel. Jangan ragukan kemampuannya mengenali barang orisinal. Anggap saja Alexa lupa menyematkan kata 'Mantan' untuk sebutannya sebagai Princess of Chanel.
"Ibu Alexa! Baru saja sudah saya konfirmasi. Ibu Alexa bisa langsung ke bagian HRD di lantai tujuh. Di sana juga sudah ada beberapa kandidat yang datang untuk interview."
"What? Kandidat lain? Jadi, gue harus bersaing? Dengan rakyat jelata? Holy crap, Dewa Neptunus!" Alexa tersenyum kecut.
Sebenarnya, Alexa bisa saja membuka butik atau bekerja sebagai model, atau sebagai vlogger, atau selebgram mungkin? Hanya saja, si tunangan sialan mengharuskannya bekerja menjadi karyawan kantoran sebagai syarat pernikahan mereka. Jadilah Alexa di sini, bersama delapan orang rakyat jelata yang memandanginya bagai alien.
Acungkan jari tengah untuk tunangan tercinta!
"Alexandria Ailee."
Alexa mendongak, merasa namanya dipanggil. "Iya, saya."
"Silakan Ibu Alexa naik ke lift di ujung sana." Sekretaris HRD menyerahkan berkas pada Alexa, lalu menunjuk ke arah lift yang ada di ujung ruangan. "Ke lantai paling atas ya, Bu. Langsung ke ruangan CEO."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kick My Boss
Chick-LitAlexandria Ailee. Queen of Dior, Princess of Chanel, Goddess of Louis Vuitton, dan orang memanggilnya brand berjalan. Sembilan puluh persen dari hidupnya hanya dihabiskan untuk shopping, shopping, dan shopping. Sangat berfaedah saudara-saudara. Ale...