3. Momiji

56 11 0
                                    

Kageyama mengerjap beberapa kali saat melihat isi kotak yang diterimanya siang tadi. Beberepa helai daun maple yang sudah mengering, sebuah surat, dan gantungan kunci berbentuk bola voli ada di dalam kotak itu.

Mengingat ini [nama], wajar saja kalau Kageyama tidak terkejut dan bahkan bisa mengira-ngira apa yang ada di dalam kemasan berbentuk kubus ini. Gadis itu menyukai musim gugur. Katanya, biar dia bisa lebih dekat lagi dengan Si Musim Dingin. Entah apa maksudnya, Kageyama juga tidak tahu.

Tanpa pikir panjang, Kageyama menyampingkan dua hal lain dan langsung meraih surat yang mungkin berisi ocehan dan racauan tak jelas dari [nama].

Setelah mengeluarkan dua carik kertas dari amplop, matanya mulai menjelajah baris demi baris kata yang tertoreh di atasnya.

Hei! Aku rindu, hehe.

Baru bagian paling atas, Kageyama sudah berhasil dibuat tersipu.

Tobio masih di Tokyo?

Kalau iya, besok masih minggu perak, 'kan? Bagaimana kalau kita jalan bareng?

Sudut bibir Kageyama naik. Beberapa gambaran buram saat dirinya dan [nama] berjalan beriringan sudah merayap masuk ke pikirannya.

Momijigari kelihatannya ide yang bagus. Setelah puas, kita bisa berburu makanan! Lalu, kita bisa keliling Tokyo untuk melihat festival.

Terus, besoknya kita lakukan tsukimi! Ibuku juga sudah bilang akan membantuku membuat tsukimi dango dan mempersiapkan dekorasinya!

Gimana, mau?〉

Tawa kecil berhasil lolos dari bibir Kageyama. Walau sudah kenal beberapa tahun pun, gadis ini masih saja berhasil memberi kejutan-kejutan baru untuk dirinya. Seolah-olah [nama] adalah sebuah enigma yang akan terus memberi potongan-potongan batu dari dirinya. Tiba-tiba, tak tahu kapan dan di mana.

Ponsel pintarnya segara dihidupkan. Mencari nama [nama], Kageyama langsung mengirimi pesan singkat.

Ayo.

Mau dijemput?

Tsukimi | Kageyama TobioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang