𝐢𝐢. 𝐭𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐬𝐡𝐞 𝐠𝐨𝐞𝐬.༄ 🔖

639 74 37
                                    


🌧️ 𝐖𝐄 𝐁𝐑𝐎𝐊𝐄 𝐔𝐏 🌧️

「 𝐭𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐬𝐡𝐞 𝐠𝐨𝐞𝐬. 」

92 Days

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

92 Days

Summer, August 12th

Menghempas logika yang merayap hingga ujung kaki, teriakan Aileen ingin pecah detik itu juga. Setengah mati menahan kram perut akibat sang 'tamu bulanan'—sialan. Tatapan nelangsanya berpendar ke sekitar rooftop beratapkan angkasa senja. Raga layaknya partikel kerumunan wanita–wanita dewasa yang larut dalam euforia saat lagu bergema.

Acara bridal shower yang seharusnya ia nikmati kini musnah sudah karena gundah turut mengambil kuasa. Tak menduga bahwa siklusnya datang lebih cepat dari perkiraan, membuat hormon gonadotropin  melayangkan protes. Ya, semua itu dirasa tak teratur sejak pemecatan dirinya sebab telepon si bos yang tidak diangkat.

Lucu? Tidak. Gila? Jelas. Pekerjaan yang selama ini ia idamkan semasa bangku kuliah—sebagai editor—luluh lantak sudah berakibat alibi tak berdasar yang membuat ia didepak. Terserah! Sejak itu ia memilih menjadi wanita 'gila pesta'. Benar–benar menjadi burung yang 'bebas' mengepak sayap. Tak kenal payah.

Tapi, tak punya pekerjaan juga lebih menyiksa.

Fokusnya tertuju datar pada pemusik dengan lantunan lagu There She Goes milik Sixpence None the Richer. Menimang tangkai gelas sebentar, atensinya bergeser dari vokalis perempuan blonde dengan suara husky itu. Hingga estimasi berakhir pada sang gitaris pria pemilik tato di leher.

"Kurang memuaskan, ya?"

Aileen menoleh, mendapati satu temannya berdiri di sebelahnya—Samantha. "Apa?"

Dagu si wanita pemilik piercing di hidung mengetuk ke depan, Aileen mengekori dengan tatapan.

Oh. Sepertinya wanita bermata elang itu salah sasaran pertanyaan. Jelas saja, daripada memikirkan hal–hal lain, benaknya lebih memilih bergelantungan entah ke mana. Hanya berpikir apa dia bisa melewati menit–menit berikutnya dengan mood waras. Aileen mendiamkan. Lebih tepatnya, tak tahu harus menjawab apa.

"Tadinya kami ingin mengundang band aslinya. Tapi, jadwal mereka tiba–tiba bertabrakan. Untungnya Chloe memberitahuku untuk segera mencari penyanyi alternatif. Ya ... meskipun tak sesuai harapan, tapi—ck, tak apalah. Kualitas mereka juga tak begitu buruk."

"Mereka ... siapa?" lirik Aileen. Murni penasaran.

"Hmm ... kau benar–benar tak tahu? Aku juga, sih. Jika saja Chloe tak memberitahuku juga," tuturnya santai. "Mereka band alternative–rock indie yang beberapa bulan terakhir viral di radio. Aku belum sekalipun mendengar satu lagu ciptaan mereka. Tapi, ku pikir mereka cukup layak menembus dapur rekaman."

we broke up. [vrene] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang