BAB (5) WACANA

1K 177 1
                                    

'Jangan sampai kita hanya menjadi sebuah wacana yang tak pernah terlaksana'

●●○●●

Tidak seperti biasanya, Naufal dan Haidar tampak sibuk hari ini. Mereka bolak-balik ke ruang guru mengurus surat dari SMEA. Lebih tepatnya surat pembahasan rapat tahunan dari SMEA untuk STM.  Apalagi jika bukan membahas acara ulang tahun sekolah.

Kali ini mereka tak bisa leha-leha karena berhadapan langsung dengan SMEA yang terkenal disiplin. Bahkan anak STM menjuluki SMEA itu sekolah militer perempuan karena peraturannya yang cukup ketat. Jam masuk sekolah pun pada umumnya berkisar antara jam tujuh pagi sampai setengah delapan. Sedangkan jam masuk SMEA itu di jam tujuh kurang lima belas menit dan pulang tepat jam empat sore. Bagi kalian yang sifatnya kelewat santuy sepertinya kurang cocok.

Entah kenapa pula jika di posisi seperti ini Haidar ingin menyatukan saja ruang OSIS dan MPK. Dia capek sekaligus lelah bolak-balik ruang guru, ditambah ke ruang OSIS menemui Naufal. Seharusnya ada pintu penghubung diantara dua ruangan ini. Mungkin lain kali dia harus me request tukang bangunan sekolah atau anak bangunan saja sekalian agar membuat pintu penghubung di dalam.

Haidar jalan keluar ruang MPK dengan surat yang baru selasai sekretaris MPK buat yaitu Abyasa. Dia masuk begitu saja ke ruang OSIS yang di isi Naufal.

"Nopal jadi kapan waktunya jir? Rek dimana tempatna? Sing bener maneh puguhkeun!"

Cerocos Haidar sambil berjalan ke arah Naufal yang sedang sibuk buat powerpoint. Beginilah menjadi ketua Osis/Mpk STM, tidak ounya wakil. Semua mereka kerjakan sendiri dibantu sekretaris.

Jujur Naufal juga capek, anggota OSIS yang lain pun tak tahu kemana. Gini nih giliran butuh mereka menghilang, giliran nyantuy malah banyak yang protes gak ada kerjaan.

"Geus isukan wae lah, didieu we di STM meh teu ribet. Gue baru buat ppt nya, kan harus presentasi konsep acara versi kita Kang."

Haidar mendekat ke arah Naufal lalu melirik laptop temannya itu. Dia membaca beberapa slide yang sudah jadi. "Emang konsepnya mau gimana?"

Naufal melirik ke samping, tangannya menyeret salah satu kursi untuk di duduki Haidar. "Itu dia, gue bingung sebenarnya. Kalau pakai konsep biasa kayak tahun-tahun kemarin gak bakalan seru."

"Jangan lah, yang ada nanti kita di omelin sama tetangga karena gak kreatif sama sekali. Apalagi nanti pas rapat dihina-hinu sama jajaran pejabat SMEA, gak takut lo sama Venus?" Tanya Haidar mengingatkan kalau mereka harus serius kali ini.

"Lah itu mah masalah lo, urusan gue kan sama Kinara beserta jajaran OSIS nya. MPK SMEA emang nyeremin yang tahun sekarang mah," balas Naufal yang buat Haidar tersenyum kecut.

Haidar trauma sendiri rapat barsama Venus. Dia akan di debat habis-habisan oleh ketua MPK SMEA. Lebih pantas disebut sesi debat daripada rapat. Untung saja wakil nya Venus yang bernama Gabriella selalu menemani cewek galak itu. Jadi Haidar cukup aman karena Ella orangnya tidak segalak Venus kalau sedang rapat.

"Panggil mbah Raden cepattt, kita butuh otak encernya buat bantuin rancang konsep supaya gak malu-maluin pas presentasi bareng SMEA nanti!"

Haidar baru saja mendapat ilham jika dia punya teman pintar. Kenapa tidak di manfaatkan saja?bukannya teman itu fungsinya untuk di manfaatkan? Kalau tidak berguna itu namanya bukan teman tapi beban.

Naufal menoyor kepala Haidar yang duduk di sebelahnya. "Lo gak lihat jam? Mana mau dia bolos mapel."

Haidar mengusap keningnya yang baru saja di toyor Naufal. "Coba dulu Nopalll, lo bujuk lah! Dia kan sekretaris OSIS, buruan suruh Raden kesini! Biar kerjaan kita cepat beres."

STM vs SMEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang