BAB (21) LETTER HOPE

687 148 22
                                    

Dipatahkan oleh masalalu dan diberi harapan oleh masa depan. Semoga saja kamu tidak seperti masalalu kelam dalam hidupku.

●○●

Sama hal nya seperti hari terburuk, orang lain juga pasti pernah mengalami malam terburuk dalam hidupnya. Malam yang begitu gelap diiringi hujan yang masih merintik di luar sana menjadi malam terburuk dalam hidup Marvel. Suasana Rumah Sakit di malam hari cukup sepi. Di depan lorong panjang ruang UGD Marvel terduduk sambil menundukkan kepalanya. Dari pulang sekolah sampai sekarang dia masih bertahan di depan pintu sang ibu ditangani.

Seragamnya masih sama seperti pertama kali datang. Marvel bahkan tak sempat memasukkan apapun kedalam mulutnya, apalagi berganti baju. Marvin pulang ke rumah untuk membawa beberapa barang. Sedangkan Marvel masih stay di Rumah Sakit dari pertama kali dikabari mama nya kecelakaan.

Marvel terus menghubungi papa nya untuk memberitahu keadaan Yunita sekarang. Namun nihil, nomor telepon Arya tidak aktif. Sekretarisnya pun ikut menonaktifkan nomor nya saat Marvel mencoba menghubungi. Dia masih berpikir positif mungkin saja papa dan sekretarisnya memang sedang sibuk bekerja di luar kota.

Perlahan dia membuka chat room nya bersama sang kekasih. Sayang, pacar nya juga tidak aktif. Kenapa disituasi seperti ini tidak ada satupun orang yang bisa di hubungi. Apakah Naysila juga sedang sibuk dengan urusannya di rumah bibi jauhnya? Dua hari yang lalu pacarnya itu mengabari akan pergi ke luar kota dengan alasan anak bibinya akan melangsungkan pernikahan.

Naysila❤
|Nay kamu dimana?
|Mama ku kecelakaan
|Aku butuh kamu

Chat yang dia kirim lima jam yang lalu tak kunjung mendapat balasan. Puluhan telepon mungkin masuk ke dalam notifikasi gadis itu jika saja handphone nya aktif.

Marvel mengusak kasar rambutnya, keadaannya benar-benar kacau. Dititik rendahnya saat ini dia merasa sendiri. Dia butuh dukungan dan pelukan dari Naysila. Marvel juga membutuhkan sosok papa nya untuk menguatkan dia menerima kenyataan ini. Namun mereka tak ada disaat Marvel membutuhkan kehadirannya. Dari arah lorong terlihat Marvin kembali dengan wajah tanpa ekspresinya. Bahkan Marvel merasa aneh melihat perubahan sang abang yang sangat berbeda.

"Bang ada apa?" Marvel bertanya saat Marvin duduk di sampingnya. Pakaian abangnya sudah berganti menjadi pakaian biasa.

Marvin menggeser paperbag berisi baju Marvel ke samping kirinya yang kosong.

"Vel papa selingkuh." Ucapan singkat itu terlontar dari Marvin yang menatap ke depan sana dengan tatapan kosongnya.

Marvel diam tak bergeming berusaha mendengar lebih lanjut apa yang akan Marvin katakan. Wajah sang abang sangat keruh dan tangannya terkepal kuat.

"Arya Cakrabuana ada di hotel ×××. Dia bohong, dia bohongin mama sama kita berdua. Selama ini dia gak kerja keluar kota. Tapi seneng-seneng sama selingkuhannya."

Marvin menelungkupkan wajahnya diantara kedua tangan sambil membungkuk. Bagaimana bisa dia melihat secara langsung tingkah bejat papa nya sendiri. Orang yang selama ini dia hormati dan dia hargai ternyata tak lebih dari sekedar sampah dimata nya sekarang.

"Gue lihat dengan mata gue sendiri mereka lagi berhubungan di hotel. Dan yang lebih parahnya lagi lo tahu siapa ceweknya?" Marvin menoleh ke arah Marvel menatap adiknya yang diam daritadi.

"Siapa?"

"Naysila! Papa selingkuh sama Naysila, pacar lo!"

Bagai tersambar petir di tengah terik matahari, itulah yang kini dirasakan Marvel. Ucapan Marvin seperti menamparnya dengan keras. Seperkian detik Marvel tertawa hambar merespon ucapan Marvin yang sialnya terdengar sungguh-sungguh.

STM vs SMEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang