▪𝐭 𝐢 𝐠 𝐚 , 𝐛 𝐞 𝐥 𝐚 𝐬▪

362 16 0
                                    

lapan bulan kemudian

Bayi didukungannya dipandang . Comel betul muka tidurnya . Pipi itu sempat diciumnya . Belakang bayi itu ditepuk lembut . Kang bangun budak tu susah pula dia nak tidur lagi . Lagipun bayi ni mudah penat .

Kini Bella dan Danial dihadapan pagar rumah yang gah . Nafas ditarik , hembus . Loceng ditekan . Payung dibetulkan . Takut Danial kepanasan . Beberapa minit kemudian , pagar dibuka . Terpampang wajah Datin Mira .

" Ehh Bella , masuk masuk " Bella mengangguk lalu menundukkan kepalanya sedikit . Payung ditutup lalu diletakkan di pasu yang khas untuk meletakkan payung . Kasut dibuka lalu melangkah masuk .

" Duduklah , aunty nak buat air sekejap " Bella menganggukkan kepalanya . Senyuman manis sempat diukir . Wajah Danial ditenung .

" Ehh dah bangun ke sayang ? " Hidung Danial dicuit . Menyeringgai suka Danial dilakukan begitu . Tangan diawang awangkan ke udara . Tepuk nyamuk versi angin ke sayang Danial oii .

" Ehh Bella , buat apa datang sini ? " Bella mengalihkan pandangannya ke belakang . Senyuman manis diukir kepada Dato Ezran dan Danish .

" Saya nak jumpa Danish " Terangkat alis Danish mendengarnya . Tempat duduk dihadapan Bella diduduki .

" Ehh sayang dengan Danish pun ada . Haa jemput minum Bella " Punggung dilabuhkan di sebelah Bella . Cawan yang berisi air kopi dihidangkan untuk setiap insan yang berada di situ kecuali Danial . Gila apa nak bagi budak berusia 8 bulan minum air kopi .

" Datang jumpa aku ni kenapa ? Ni anak siapa pulak ? Anak kau ? Bila kau kahwin ? " Bahunya ditampar Datin Mira . Tanya banyak banyak kenapa ? Orang berdebat pun tunggu giliran nak bercakap .

" Aku datang sini nak bagi kau jumpa Danial . Ni anak kau lah ni . Aku belum kahwin lagi " Danish sudah terpinga pinga . Anak dia ?

" Haih ni anak kau dan arwah Puteri " Mereka disitu menayangkan wajah terkejut . Arwah ? Sejak bila ?

" Ka - kau ca - kap - ar - ar - arwah Puteri ? " Bella menganggukkan kepalanya . Dahi Danial dikucupnya . Air mata jantan Danish sudah mengalir . Dia terlambat . Patutlah dia mencari Puteri selama ini , tetapi tidak dijumpai . Bahkan dia juga mencari Bella untuk mengetahui di mana kedudukan isterinya .

Ini yang dia terima setelah setahun lebih isterinya tidak lagi tinggal bersamanya .

Bahu Datin Mira diusap Bella . Tidak menyangka bahawa menantunya sudah meninggal . Dia tahu apa yang terjadi pada hubungan Danish dan Puteri .

Teruk juga Danish dikerjakannya , hinggalah dia mendapat tahu bahawa Mia mengandung anak Danish . Mia pun tak kurangnya , dikerjakan juga namun tak seteruk Danish .

Dibantai , ehh tak ada lah .

" Nah aku bagi kau jaga dia , kat beg Danial tu ada surat yang arwah ingin berikan pada kau . Dan sebab Puteri meninggal kerana kanser hati . Dan dia sanggup lahirkan Danial untuk temankan kau " Danial diserahkan kepada Danish . Dahi anaknya dikucup lembut .

Terkebil kebil mata si Danial memandang wajah Danish . Dia memalingkan wajah ke arah Bella yang masih berdiri .

Nak menangis , tetapi Danial jenis tidak mudah menangis . Dia berceloteh dalam bahasa bayinya lagak memanggil Bella .

Aishh asalla mama Bella tak pandang Danial .

" Saya balik dulu . Bye Danial nanti kita jumpa lagi okay " Pipi Danial dikucupnya . Tersenyum manis Danial dibuatnya . Tangan diangkat minta didukung oleh Bella . Namun dihiraukan Bella .

Datin Mira menghantar pemergian Bella . Danish tak berhenti henti mencium dahi anak lelakinya bersama linangan air mata .

Hargai dia ketika masih ada , hilangnya tidak terganti

♡︎

SETIA YANG DIKHIANATI [ C ]  Where stories live. Discover now