2. I Give You My Heart💙

442 70 3
                                    

Winter mengerjapkan matanya beberapa kali, sinar matahari mencuri masuk di celah jendela kamarnya. Padahal jendelanya terbuat dari kaca, tapi masih bisa di tembus olehnya. Hendak bangun, namun ia merasa ada sesuatu yang berat menimpa perutnya. Ia lalu menyibak selimut yang sedari malam menutupi tubuhnya. Setelah tahu tangan Karina yang membuat perutnya terasa berat ia tidak berniat menyingkirkannya sama sekali. Takut jika pergerakannya akan membuat Karina terbangun.

Wajah tidur Karina sangat cantik, Winter mengakui itu. Tapi ia sangat menyayangkan Karina yang ternyata menyukai seorang perempuan ketimbang laki-laki. Padahal di luaran sanah pasti banyak laki-laki yang tergila-gila padanya, dan sangat ingin menjadi kekasihnya. Tapi Karina justru memilih menjatuhkan hatinya padanya yang juga memiliki jenis kelamin yang sama. Tidak kah Karina lelah mengejarnya? Dengan cara apa ia harus membuat Karina menyerah dengan perasaannya itu? Ia tidak tega melihat Karina tersiksa dengan perasaan yang dia buat sendiri, berujung mencintai sendiri. Tentu itu sangat menyakitkan, ia bisa merasakannya dari tatapan Karina setiap kali ia menolak perasaannya itu. Tidak tega tapi tidak tahu harus membantunya dengan cara apa? Tidak mungkin jika ia membalas perasaan Karina sedangkan ia tidak mempunyai perasaan yang sama dengan Karina. Itu sama saja ia membohongi diri sendiri jika ia melakuka hal itu, dan jika Karina tahu dia pasti akan terluka.

Sibuk dengan lamunannya Winter sampai tidak menyadari jika Karina sudah membuka matanya. Pandangan mereka berdua bertemu, jarak wajah mereka sekarang bisa di bilang cukup dekat. Hingga membuat jantung Karina mendadak berdegub kencang. Tapi tidak dengan Winter, dia biasa-biasa saja, namun suasana canggung melingkupi mereka.

Tidak tahan di tatap seperti itu oleh Winter, Karina lalu segera bangun. Tangannya refleks memegang dadanya.

Winter yang melihat Karina tiba-tiba memegang dadanya pun panik. Ia duduk di samping Karina, "Kakak gak papa?"

"Ah gak papa kok, aku mau balik ke kamer dulu ya" pamit Karina segera, ia bahkan sampai berlari. Membuat Winter terheran-heran.

'Aneh' batin Winter. Ia kemudian masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

~💘~

Setelah sampai di kamarnya, Karina langsung melempar tubuhnya di atas kasur. Berguling-guling sambil tersenyum tidak jelas. Jangan lupakan tangan yang terus memeriksa degub jantungnya. Terkadang bahagia itu sederhana. Bisa sedekat itu dengan Winter membuat Karina tidak berhenti tersenyum. Ia menyukai suara degub jantungnya. Andai Winter tahu, jantungnya hanya berdegub kencang ketika ia bersamanya. Bukan alay apalagi lebay memang kenyataannya begitu. Ia tidak mau munafik. Orang yang dia suka, dia cinta hanya Winter seorang. Walau di luaran sanah ia sering sekali di gosipkan berkencan dengan idol laki-laki. Tapi pada kenyataannya ia menyukai perempuan. Tidak tahu semenjak kapan ia memiliki perasaan lebih pada Winter, itu tumbuh dengan sendirinya tanpa ia sadari. Dan perasaan itu sudah berakar-akar sekarang, akan sulit untuk menghilangkannya.

Karina tidak berniat menghilangkan perasaannya pada Winter sama sekali. Itu hal yang menarik dan cukup menghiburnya walau terkadang ia juga di buat sakit bersamaan. Tak apa, ia suka rasa yang bervarian itu. Agar tidak cepat bosan.

~💘~

"Berhubung semuanya udah pada kumpul, kakak mau bilang hari ini kalian di bebaskan untuk berlibur. Dengan catatan tetap mematuhi protokol kesehatan" ucap manager. Sontak membuat semua member bertos ria.

Karina hendak mengajak Winter untuk pergi bersamanya, namun Winter sudah lebih dulu mengajak Giselle. Jadi ia mengurungkan niatnya kembali. Baru tadi pagi ia merasa senang tapi sekarang sudah di patahkan lagi. Memang sulit mencintai sendiri.

Love Alone💘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang