🍂 - 10 Just Stay

1.3K 139 2
                                    

Sepanjang perjalanan, tak ada yang keduanya lakukan selain diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepanjang perjalanan, tak ada yang keduanya lakukan selain diam. Baik Rosé maupun Jimin sama-sama bungkam dengan pikiran mereka masing-masing. Bahkan ketika mobil Alphard itu sudah terparkir rapi dipekarangan, Jimin segera mengulurkan tangannya kepada Rosé, mengajak wanita itu untuk bergegas pergi dari sana.

"Sayang, aku mandi dulu ya, kamu istirahat aja kalau capek"

Rosé mengangguk, mendapati kecupan singkat dari sang suami sedikit menenangkan dirinya. Dia mulai merasa lebih baik sekarang.

Tak ingin terus berdiam diri, Rosé memilih pergi menuju Dapur. Membuat sesuatu disana untuk menghilangkan sedikit beban pikirannya.

Tapi, bukannya tenang, Rosé justru semakin sedih. Dia lupa tempat itu memiliki banyak kenangan indah yang dia miliki bersama suaminya, tempat dimana mereka sering menghabiskan waktu berdua bersama-sama. Dada Rosé kembali sesak, dan dia hampir menangis jika saja suara berat Jimin tak mengacaunya.

"Kenapa disini, hmm? Kamu gak istirahat? Atau kamu mau berendam air hangat?"

Wanita itu menggeleng, membuat Jimin menghela nafas dan beralih memeluknya dari belakang. Dia hirup harum tubuh wanitanya, sebelum akhirnya dia kecup pucuk kepalanya sekali.

"Nanti malam, kita jalan-jalan yuk? Cari makan, kamu suka kan?"

Tubuh Rosé mulai bergetar, dan secara tak sadar dia berhasil menjatuhkan airmatanya yang tertahan. Jimin paham betul situasi ini, tapi dia tak ingin bertanya lebih, dia tak mau semakin melukai hati istrinya.

"Tadi, aku dapat rekomendasi dari teman. Kalau ada jajanan di—"

"Jim.."

"Ya, cantik? Kenapa? Ada yang kamu mau?"

"Kita cerai ya"

Pelukan Jimin mengerat, dan dapat Rosé rasakan ketakutan pria itu disana. "Sayang, jangan lagi, aku gak suka kamu bilang begitu"

"Mau sampai kapan kita terus begini? Ini gak baik buat kamu, Jim! Jangan buat aku jadi orang serakah yang gak tahu diri!"

"Aku gak masalah, kamu istri aku, dan itu hak kamu juga untuk mendapatkannya"

Jimin membalik tubuh Rosé, mencengkram erat kedua bahu wanita itu yang merosot. Dia tahu wanitanya sedang tak baik-baik saja, tapi dia juga tak bisa menahan diri untuk tak angkat suara perihal ini. Jimin ingin meluruskan semuanya.

"Tolong fokus kesehatan kamu, jangan pikirkan hal lain yang buat semuanya semakin rumit. Kita bisa lalui ini bersama, sayang"

Satu kecupan mendarat dibibir Rosé, seolah tengah menyadarkan Rosé, bahwa wanita itu tak sendiri, dia memiliki pria bajingan ini, yang akan menemaninya dan terus mencintainya sampai akhir.

"Jadi—"

"Kamu gak ngerti, Jim. Kamu gak akan ngerti.."

Rosé melepas rangkulan Jimin, bergerak menjauh, dan berlari kecil menuju lantai atas. Meninggalkan Jimin sendiri disana. "Aku gak akan nyerah untuk kamu, Rosé"

WITH MY LOVE | Jirosé ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang