4. Teman

17 2 0
                                    

Pagi hari yang dingin, Agatha berangkat ke sekolahnya menaiki angkutan umum. Ia terkadang memang pergi menggunakan angkutan umum saat ayahnya ada keperluan lain dan tidak bisa mengantarnya. Ia biasanya berangkat sedikit lebih pagi, berjaga - jaga bila angkutan umum yang akan ia naiki lambat atau terjadi hal - hal lain yang berpotensi membuatnya terlambat.

Sesampainya di depan gerbang sekolah, Agatha langsung turun dan masuk ke kelasnya. Saat sampai di kelas ia melihat sekeliling. Sepi.... Itulah kesan yang ia dapat, mungkin karena masih cukup pagi. Ia mengecek handpone nya dan melihat jam yang ada di handpone nya itu. Jam 06.15, pantas saja ternyata jam dinding di rumahnya lebih 15 menit. Sekarang di sinilah Agatha, diam di kelasnya sendirian. Ia pun duduk dan menyimpan tas di kursi. Tak lama Agatha mendengar langkah kaki seseorang berjalan ke kelas. 'Clek.' Bunyi knop pintu terbuka, Agatha menoleh untuk melihat siapa yang masuk. Tak sengaja matanya ternyata langsung menatap mata orang yang baru masuk kelas itu.

•°•°•°•°•

Mata Davian bertemu dengan mata gadis itu, ia mengangkat satu alisnya mencoba mengingat siapa gadis ini. Ingatanya tertuju pada hari kemarin. Gadis ini adalah orang yang membuat hari pertama nya masuk sekolah menjadi tidak menyenangkan. Tapi... tunggu dulu, ia tak melihat gadis ini kemarin. Yang benar saja, ia ternyata satu kelas dengan gadis itu.

Mereka bertatapan cukup lama, Davian melihat ekspresi gadis itu terkejut tapi ia tak terlalu menghiraukanya. Akhirnya karena tidak mau terlalu ambil pusing ia pun berbalik badan dan pergi keluar, tujuanya adalah kantin. Saat di kantin Davian hanya duduk di kursi, ia juga sebenarnya tak tau mau melakukan atau membeli apa di kantin, tak ada yang membuatnya tertarik. Tiba - tiba ada sebuah bakpao berhenti tepat di meja yang ada di depan nya, bersamaan dengan itu ada seseorang yang menepuk pundaknya lalu duduk di sebelahnya.

"Makan yok, enak banget weh ni bakpao nya. Jarang - jarang gua baek gini sama orang." Katanya sambil mengunyah bakpao.

"Buat gua?" Davian kebingungan.

"Yeuh... situ kira gua ngomong sama meja gitu?"

"Heum, thanks."

"Buset dah lu ngomong irit bener udah kek duit tanggal tua aje."

"Terus gua harus gimana?"

"Yaelah serius amat idup lu gua bercanda doang kali. sekalian, kenalin gua Rafael jodohnya Jisoo, anyway kita sekelas." Katanya sambil nyengir.

Davian hanya menghela napas dan menggeleng pelan mendengarnya.

"Gua Davian."

"Udah tau si sebenernya." Katanya sambil tertawa

Mereka berdua pun memakan bakpao nya masing masing. Hening, tak ada suara lain sampai akhirnya bel pun berbunyi, tanda bahwa sudah jam nya masuk kelas.

"Oy Rafael buruan masuk kelas jam pertama fisika, telat ntar abis lu." Teriak seorang temanya Rafael.

"Siapp otw kelas bro thanks. Skuy kelas yok." Ajaknya pada Davian.

Davian pun berdiri dari duduknya sambil berdeham tanda mengiyakan ajakan Rafael. Mereka berdua berjalan menuju kelas, saat sampai di lorong menuju kelas tiba - tiba ada seorang gadis berlari menyalib jalan mereka dan sedikit menyenggol Rafael. Gadis itu pun menoleh ke belakang sambil tetap berlari menuju kelas.

"Eh Raf, Sorry gua nggak sengaja Sorry yaa." Teriak Zoey

"Santai nggak apa - apa Zoey." Balas Rafael dengan berteriak juga.

Yaaap dia Rafael Austin, orang nya mudah bergaul dan supel. Seantero sekolah pasti kenal denganya. Anak ini juga terbilang tampan. Tinggi nya hampir sama dengan Davian lebih pendek sedikitt dari Davian. Saat mereka berjalan beriringan perbedaan mereka tak terlalu jauh.

•°•°•°•°•

Agatha terus melihat kearah pintu, ia menunggu Zoey. Agatha heran tak biasanya Zoey telat, bahkan chat dari nya pun tak Zoey baca. Tak lama kemudian pintu terbuka terlihat Zoey yang ngos - ngosan, lalu duduk di kursinya yang tepat sebelah Agatha.

"Aaaa Zoey ! kirain nggak bakal dateng tau, tumben - tumbenan telat, kenapa?"

"Sorry Tha, telat bangun banget jadi gini deh."

"Ouh pantesan, oke deh." Agatha mengiyakan sambil mengangguk.

"Iyaaa." Jawab Zoey

Selang beberapa menit guru mata pelajaran fisika datang. Ia memulai pelajaran dan menjelaskan materi hari ini. Kelas sangat hening, hanya ada suara dari guru tersebut, semua siswa fokus memperhatikan. Euhm... terkecuali Rafael seperti nya ia tak fokus pada panjelasan guru, ada hal lain yang ia perhatikan (Hayoo apaan nie si Rafael merhatiin apaan?) Namun karena ia juga senyap tak bersuara sepertinya tak seorang pun menyadari nya.

Waktu berlalu, jam mata pelajaran pun berakhir. Hari ini kelas Agatha belajar fisika sampai jam istirahat. Bu Nala bilang kalau jam pelajaran selanjutnya akan digunakan kelasnya dan untuk jadwal nya di hari lain akan di pakai untuk pelajaran yang seharusnya hari ini. Semua siswa hanya pasrah mendengar nya.

"Baik anak - anak pelajaran dari ibu hari ini selesai, untuk minggu ini tidak ada tugas lagi. Untuk tugas - tugas sebelumnya yang merasa belum mengerjakan ibu tunggu ya." Kata bu Nala mengakhiri kelasnya sambil membereskan berkas berkas nilai di meja dan bersiap keluar kelas.

"Baik bu, terimakasih." Ucap semua siswa di kelas itu serempak.

Seperti biasa setelah guru keluar kelas, siswa di kelas pun akan berhambur ke tempat tujuan nya masing - masing. Termasuk Agatha dan Zoey mereka mendatangi tempat tujuan utama mereka 'KANTIN'.

"Beli apa niii Tha?"

"Apaa yaa??? Humm... aku pengen salad buah aja kayaknya seger gitu, mau juga nggak?"

"Nggak mau yang manis ah males, aku pengen batagor aja."

"Yaudah ayok, keburu jam masuk bahayaaa."

Mereka pun berpisah untuk membeli makanan yang mereka inginkan. Tadinya mereka berniat bersama untuk membeli satu persatu makan itu, namun karena setiap stand antrianya lumayan penuh mereka memutuskan membelinya masing - masing. Setelah Agatha mendapatkan salad buah nya ia pun menghampiri Zoey yang masih menunggu giliran nya memesan. Agatha memberi kode pada Zoey kalau ia akan duduk duluan dan menunggu nya di kursi kantin yang kosong, Zoey pun mengangguk paham.

Setelah melihat sekitar Agatha menemukan kursi untuk nya dan juga Zoey, ia pun duduk dan menunggu teman nya itu. Tak lama Zoey datang membawa sepiring batagor di tangan nya. Jika kalian bertanya apakah mereka tidak membawa minum? Sebenarnya dari sejak keluar kelas mereka berdua sudah membawa botol minum nya masing - masing, karena memang hampir semua siswa di sekolah itu selalu membawa botol minum masing - masing atas anjuran guru - guru di sekolah itu dalam rangka program menjaga lingkungan.

"Aaa sumpah kasian banget aku hari ini, pagi - pagi udah telat ngos - ngosan, suruh senam otak lagi sampai istirahat." Gerutu Zoey lalu duduk di hadapan agatha dan menyimpan apa yang ia beli.

"Hehe sabar yaa, makanya suruh siapa telat." Balas Agatha dengan nada agak meledek.

"Nggak ada yang nyuruh ! Tapi gak apa - apa karena telat tadi juga jadi bahagia. Aaaaa." Tiba - tiba Zoey mengakhiri ucapanya dengan sebuah teriakan kecil dan sedikit salah tingkah.

"Heh? kamu kenapa? Tadi pagi ada apa?" Agatha heran dengan tingkah teman nya satu ini.

"Kepoo wuuu." Zoey malah terkekeh melihat Agatha yang terheran - heran, menurut Zoey muka Agatha saat sedang kebingungan adalah hal yang sangat membuatnya ingin tertawa.

 Inexorable Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang