bahumu roboh dalam belukar jemari Ibu

261 41 0
                                    

Saya tidak berbohong waktu bilang padamu bahwa saya melihat genang-genang air mata dalam lipatan baju Ibu di lemari. Pada malam hari, Ibu mengajari saya cara menanam benih kesabaran dan tidak sekalipun ia membawa-bawa nama laki-laki yang sedang tertidur di halaman belakang rumah; ia kerapkali bangun dan membuat saya bersembunyi di bawah kolong tempat tidur.

Saya tidak berbohong, ketika saya melihat Ibu menyeret puisi-puisi yang kemudian dimakamkan di halaman depan rumah.

Saya mengingat saya pernah satu kali ketakutan, ketika Ibu meminta saya membangunkan laki-laki yang tertidur itu, tapi saya hanya menundukkan kepala dan enggan beranjak dari tempat saya berdiri.

Karena saya, entah ini kebohongan atau tidak, saya melihat laki-laki itu melangkahkan kaki, memakamkan dirinya sendiri bersama puisi-puisi yang telah lama hidup dalam keadaan mati; dalam belukar jemari Ibu.

[]

jangan mati di dalam kepala sayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang