onfidence is contagious. Likewise with a lack of self-confidence.
***
"Ini, apa maksudnya ya. Om, tante? " Syahila sungguh bingung, yaa karena pada awalnya dia tidak begitu percaya.
" Yang seperti kamu lihat, kamu anak saya dan suami saya" tante itu berujar dengan senyum yang merekah diwajahnya.
"Apakah kalian pikir saya akan percaya akan hal ini? Tentu saja tidak, jadi jangan coba-coba tipu saya dengan tipuan murahhan ini." Syahila langsung berdiri hendak pergi,namun wanita itu menahan tangannya.
"Saya tau itu sulit, tapi kami tetap orang tua kamu." Ujar wanita tersebut dengan nada sedih, "udah, kita nggak bisa paksa Syahila." Pria tersebut menegur istrinya.
"Kami akan beri kamu waktu untuk mencerna dan memahami semua situasi ini." Pria tersebut langsung berdiri dan mengajak istrinya untuk pergi.
Sedangkan Syahila masih berdiri dengan keadaan melamun, pikirannya melayang kemana-mana.
***
Sekarang Syahila berada di kediaman almarhum orang tuanya, ia sedang memlihat perkembangan masalah pembunuhan orang tuanya.Seorang Kepala Polisi mendekati Syahila "sepertinya Kasus ini harus kita tutup." Polisi itu berujar dengan santainya, "anda bercanda, ini kasus Pembunuhan, bukan kasus pencopetan." Syahila tersulut emosi. Tentu saja bagaimana bisa kepala Polisi berbicara seenaknya.
"Saya tau ini kasus Pembunuhan, anda tau kita sudah mencari semua bukti dari malam kejadian, dan sekarang udah di hari tiga Malam.
" Anda lupa saya sudah memberikan CCTV kejadian kepada kalian, bukankah itu sebuah bukti?" Syahila sengaja menjeda ucapannya, karena ia sedang menahan emosi yang sudah membara.
"Saya tidak percaya,bagaimana bisa seorang Kepala Polisi berkata demikian." Syahila sengaja menekankan kata-kata 'Kepala Polisi'.
Kepala Polisi itu hendak berbicara, namun niatnya terhalang karena handphone sang Kepala berbunyi.
Drtt Drtt.
Kepala Polisi itu berucap tunggu dengan tidak bersuara, dia pergi keluar rumah untuk mengangkat telfon tersebut.
"Sialan! Dikira kasus pencopetan apa, dengan gampang selesai!" Syahila bergumam dengan marah, semua pikirannya terbagi-bagi.
Dari almarhum orang tuanya bukan orang tua kandungnya, lalu ada sepasang suami-istri yang datang mengaku sebagai orang tua kandungny, dan sekarang apa lagi? Kasus pembunuhan orang tuanya diminta di berhentikan. Tidak Syahila tidak akan menyerah.
"Pak kepala kemana?" tanya seorang polisi kepada rekan setimnya, "dia pergi mengangkat telfon." Rekannya menjawab dengan santai.
"Mengangkat telfon?, telfon wanita kemarin yang menyuruh kita memberhentikan kas--" Mulut pria tersebut di bekap oleh rekan sesama timnya itu.
Mendengar percakapan mereka Syahila tersulut emosi, dia tau pasti itu tentang kasus pembunuhan Orang tuanya.
Syahila mencari bapak tadi, namun dia tidak menemukan orang tersebut berbicara di taman, namun dia melihat kearah samping rumahnya yang sebelum kematian orang tuanya dia pernah melihat marfin disana.
Dia berjalan kearah sana, dan mendegar suara kepala Polisi tadi seperti berbicara dengan seseorang.
"Siap, nona saya akan menutup kasusnya" Pria tersebut berbicara ditelfon
"..... "
"Maaf, nona saya segaja. Masalahnya tidak mungkin saya langsung mengatakan kalau kasus ini di tutup pada hari bekabungnya." Dia berbicara sedikit takut, sepertinya dia di tekan
KAMU SEDANG MEMBACA
Reveal | Na Jaemin [On Going]
Mystery / Thriller(Judul awal Stalker, hanya saja saya ganti menjadi Reveal 😗) Kisah seorang gadis bernama Syahila yang tidak mengetahui kalau selama ini dia hidup bukan bersama orang tua kandungnya. Dan dia mengetahui kebenaran itu setelah insiden pembunuhan oran...