orang yang tidak di kenal☠️

98 36 6
                                    

"Tapi, bagaimana kalau dia membesarkan mu dengan tujuan lain? "
Kata-kata sang pembunuh itu masih terngiang-ngiang di telinga Syahila. "Tidak-tidak" "Mana mungkin ibu dan Bapak membesarkan aku dengan tujuan lain, sedangkan mereka sangat memperhatikan aku" Syahila bergumam sendiri.

Syahila sekarang berada di rumah makam , orang tuanya sudah dikremasi. Orang-orang datang untuk memberikan salam terakhirnya kepada bapak dan ibunya.

Plak
Syahila ditampar didepan orang banyak oleh bibinya, adik dari bapaknya. "Ini semua salah mu" Ujar bibinya kepada Syahila "apa maksud bibi? Emang aku kenapa? " Tanya Syahila dengan air mata yang sudah berlinang.

"Kakakku, dan istrinya membesarkanmu dengan kasih sayang. Bahkan sudah menganggapmu sebagai anak kandungnya sendiri. Tapi ini balasan yang mereka dapat dari orang tua mu? " Bibinya marah, Syahila tidak dapat berkutik.

Awalnya dia tidak percaya dengan kata-kata sang pembunuh itu tadi malam. Namun karena bibinya yang bicara dia jadi percaya kalau dia bukan anak kandung bapak dan ibunya.

"Ternyata itu semua benar" Ujar Syahila dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya. "Apa maksudmu? Kau sudah mengetahuinya? " Ujar bibinya.

"Iya, pembunuh itu yang memberi tahu ku, awalnya aku tidak percaya omong kosongnya itu. Tapi ternyata bukan omong kosong."

Bibinya tertegun mendengar pernyataan Syahila "Apa saja yang dia katakan kepadamu? "

"Kenapa? Bibi takut? " Tanya Syahila dengan gaya meremehkan. "Memang si dulu waktu aku kecil bapak dan ibu sedikit jahat dengan ku, tapi aku dapat memakluminya.

Dan yang bikin aku bingung setelah aku dewasa mereka mulai bersikap baik kepadaku" Syahila mulai menangis.

"Pergilah" Ujar bibinya dingin "apa maksudmu? Aku anaknya." Ujar Syahila sedikit menantang.

"Bukankah kau sudah tau mereka bukan orang tua kandungmu? Lalu kenapa masih disini? " Ujar bibinya dengan sedikit menahan emosinya.

"Hahha, kenapa aku tidak boleh bersamanya? Sedangkan anaknya bersama dengan orang tuaku dan mendapatkan fasilitas yang bagus? " Tawa Syahila diiringi dengan perkataan yang mampu membuat bibinya terdiam dan tidak mampu berkata apa-apa.

Syahila mengetahui soal itu dari sang pembunuh

Flashback on

"Tapi, bagaimana kalau dia membesarkan mu dengan tujuan lain? "
"Apa maksudmu? Mana mungkin." Ujar Syahila

"Mungkin-mungkin saja. Kau mau tau anak kandungnya dimana? " Ucap orang tersebut sedikit memancing.

"Mereka memiliki anak? Mana mungkin, sedangkan aku tidak pernah melihat ibu hamil" Ujar Syahila tidak percaya.

"Tentu saja kau tidak pernah melihatnya, karena kau dalam kandungan. Mereka menukarmu karena ingin anaknya hidup enak" Ujar orang tersebut.

"Aku tidak peduli mau kau berbicara apa, aku tetap membencimu" Ujar Syahila lalu pergi begitu saja dari mobil.

Sebenarnya orang itu ingin mengatakan sesuatu, namun Syahila pergi saja. Dan masuk ke rumah.

Flashback off

Sore ini Syahila meletakkan abu kedua orang tuanya dirumah duka. Yang seharusnya dibuang ke laut oleh bibinya tapi Syahila menolaknya.

Orang tuanya sepatutnya dikebumikan tapi karena keterbatasan biaya untuk menyewa tanah. Mereka memilih menyimpan abunya nya.

Bibinya pun tidak bisa membantu mengurus biaya pemakaman orangtua Syhila. Karena harus membiayai anaknya yang bersekolah di luar negeri

Syahila berhasil menyewa rumah abu dengan uang yang dia tabung dari hasil pekerjaannya.

***

Hari ini Syahila tidak pulang ke rumah orang tuanya, tapi kembali ke kontrakan. Presetan dengan Marfin, yang penting dia pulang. Dia tidak tidur selama 2 hari ini, namun sekarang saat dia sampai di kontrakan, ia langsung tertidur saat melihat kasur.

Paginya Syahila bangun masih dengan keadaan utuh, bagian tubuhnya tidak ada yang hilang. "Syukur, deh, nggak ada yang ganggu aku semalem" Ucap Syahila bahagia.

Lalu dia langsung pergi bersih-bersih kekamar mandi. Selesai bersih-bersih dia harus kembali ke rumah orang tuanya untuk membantu polisi menyelidiki tentang kasus pembunuhan orang tuanya.

Sesampainya disana Syahila dikejutkan dengan kedatangan sepasang suami istri yang tidak Syahila kenali.

"Permisi, cari siapa ya tante sama om? " Tanya Syahila sopan kedapa sepasang suami istri tersebut. "Oh, kamu Syahila kan? " Tanya tante tersebut "iya tante, ada apa ya? " Tanya Syahila sedikit bingung. Tentu saja bagaimana bisa orang tersebut mengetahui namanya.

"Oh, iya. Tante sama Om mau ngomong." "Ada apa ya tante? " Tanya Syahila.

"Emm, kita cari tempat untuk ngomong yuk, biar nyaman. " Ucap om tersebut.

"Oh, ke cafe disana aja yuk om, tante." Ajak Syahila.
"Ayuk kita kecafe sekarang. "Ujar om tesebut lalu mereka pergi ke Cafe tersebut.

***
Sesampainya di cafe tersebut, mereka langsung ke inti

" Okey, Om bakal langsung to the point " Lalu om tersebut menyerahkan amplop besar kepada Syahila.

"Ini apa ya om? " Syahila bingung dengan amplop yang di berikan Om tersebut

"Kamu baca aja sendiri, biar kamu tau isinya" Om itu berbicara sambil menyeduk kopi.

Saat membukak isi amplop tersebut membuat Syahila sungguh kaget.

"Ini, apa maksudnya ya. Om, tante? " Syahila sungguh bingung, yaa karena pada awalnya dia nggak begitu percaya.

Maaf kalau ceritanya tidak bagus yaa😃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf kalau ceritanya tidak bagus yaa😃

Coment next Suyong!

Jangan lupa tinggalkan jejak💚

Reveal | Na Jaemin [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang