Memang yang 'katanya' tuh belum tentu nyata.
Ada buktinya! 'katanya' kamu sayang aku dan nyatanya itu hanya bualan semata tanpa bukti.Vina~
Hai,, apa kabar?
Jumpa lagi dengan BabyBears ya,,
Jangan bosan bosan sama cerita yang aku buat ya kawan.
Maaf jika ceritanya kurang menarik bagi kawan-kawan sekalian.Langsung baca yuk kisah Vina dan Virgo nya,,
*****
Sudah lewat sehari setelah kejadian dimana Bastian hampir memukul Vino lantaran sikap cowok keras kepala bernama Vino sudah sangat terlewat batas terhadap Vina-adik perempuannya.
Kini Vina sudah berada dipinggir lapangan tengah duduk sembari membawa botol air mineral dingin di tangannya. Gadis itu memang tak mengikuti mata pelajaran olahraga dengan alasan dirinya tengah sakit.
Vina hanya memandangi teman-teman nya yang dengan bahagia berlari kesana kemari seakan-akan tak ada beban pikiran yang mereka pikirkan, sangat berbeda dengan keadaan Vina saat ini.
Seorang gadis dengan cepol asal serta anak rambut yang kini basah lantaran keringat yang keluar dari tubuhnya berlari mendekat kearah dimana Vina duduk saat ini.
Vina menyodorkan botol air mineral yang berada ditangan kanannya “nih diminum,” ucapnya sembari tersenyum manis.
Ami menerima air mineral itu dan langsung meneguknya hingga kini hanya tersisa setengah botol “makasih Vin,”
Ami ikut duduk di samping gadis dengan bibir pucat miliknya “ngapain lo kesini?”
“aku bosen tau di UKS sendirian,”
“balik sana ke UKS badan lo masih panas,” suruh Ami pada Vina agar gadis manis itu kembali lagi ke UKS.
“ish Ami mah ga bahagia banget deh liat sahabatnya bahagia,”
Vina menyingkirkan telapak tangan Ami yang masih memegang dahi miliknya “tangan kamu kotor tau,”
Ami hanya tertawa renyah “emangnya lo bahagia kenapa?”
Sedari tadi memang dirinya merasa sedikit bahagia dan tenang ketika melihat cowok yang tengah bermain basket di lapangan padahal cuaca hari ini cukup panas.
“ha?” bukannya menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu, Ia justru tertegun sendiri dengan pertanyaan yang sebenarnya sangat gampang sekali dijawab.
“plis deh lola nya jangan dimulai sekarang, gue gak mau emosi sendirian. Lemot nya nanti tunggu yang lain,”
Vina menyenggol pundak Ami “Ami jangan ngomong yang gak bener, nanti jadi kenyataan kalau aku lemot gimana,”
Gadis kaos olahraga yang masih melekat ditubuhnya itu sedikit terhuyung kesamping. Untung saja gadis itu tidak duduk di ujung kursi yang mereka duduki.
Mengusap dadanya dengan kasar sambil melirik tajam kearah dimana Vina duduk, Vina memicingkan matanya ketika melihat sahabatnya yang satu itu terlihat sangat fokus melihat kearah dimana anak laki-laki bermain basket.
“lo liatin siapa sih sampe bengong begitu,” ucapnya sambil melambaikan tangan miliknya tepat di depan wajah Vina.
“ha?” lagi, Vina bukannya menjawab pertanyaan sahabatnya itu, Vina justru memalingkan wajahnya kearah dimana Ami duduk dengan tatapan tanda tanya.
Ami bangkit dari duduk nya “bodo amat Vin, ngomong sama elo kayak ngomong sama bayi,”
“gak nyambung banget sih kamu Mi,”
KAMU SEDANG MEMBACA
Algoritma
Teen Fiction"kalau memang sejak awal kamu gak mau menetap setidaknya jangan menjadikan aku bergantung sama kamu," "gue gak nyuruh lo buat bergantung sama gue, itu pilihan lo sendiri. Jangan jadikan gue sebagai alasan yang memang luka itu lo buat sendiri," Vina...