PERTEMUAN YANG TIDAK TERDUGA
Segala sesuatu di dunia ini diciptakan berpasang-pasangan. Laki-laki dan perempuan, siang dan malam, yin dan yang, cahaya dan bayangan. Dan.. ada sesuatu yang hidup disela-sela semua itu.
Mereka adalah Shinobi.
🌵🌵🌵
Gaara dan Shijima menemukan Hakuto dan Shigezane di dekat perbatasan Negara api.
Wilayah itu, tempat itu adalah penghujung
padang pasir.Menyebut tempat itu dengan istilah ‘prairi’ nampaknya lebih cocok daripada menyebutnya gurun pasir. Ada beberapa pohon rendah tumbuh di sana-sini. Menandakan jika daerah itu sudah diberkahi dengan hujan.
Mungkin saja ini adalah pemandangan yang suram bagi orang-orang yang berasal dari negara lain, namun.. bagi orang-orang yang terlahir di padang pasir seperti Gaara dan yang lainnya. Curah hujan ibarat sebagai sebuah surga.
Dibatas cakrawala, kau akan dapat melihat
secara samar-samar hutan yang berwarna hijau tua. Artinya.. orang-orang yang tinggal disana telah diberkahi dengan cukup banyak air. Tidak membenci matahari, dan menganggapnya seolah-olah adalah ‘setan merah panas’.Shigezane dan Hakuto saling berpegangan tangan. Menatap matahari terbit yang ada dibatas cakrawala.
Hampir-hampir, mereka sedang melihat masa depan yang penuh harapan, membentang dihadapan matahari terbit.
Haruskah aku hanya menutup mataku saja?
Dalam sekejab, pikiran itu terngiang di dalam kepala Gaara. Namun sampai hari ini, Gaara adalah pemimpin desa Suna. Dan dia tidak bisa berhenti menjadi pemimpin mereka.
🌵🌵🌵
“Shigezane. Kami ingin kau mengembalikan nona Hakuto.” Gaara menarik Shijima yang terluka dan kelelahan ke belakangnya. Berseru pada pasangan itu dari belakang, menghilangkan segenap keraguannya.
Dia menahan diri untuk membuat serangan kejutan demi menghormati Hakuto.
“Tuan Gaara.” Hakuto Nampak kebingungan, seolah-olah memiliki rasa bersalah.
“Hakuto! Kembali…” Kata Shigezane yang kemudian melangkah ke depan.
Raut mukanya tak terlihat seperti yang terakhir kalinya terlihat. Seperti yang semestinya.
Mereka telah berjalan ke perbatasan Negara tanpa beristirahat. Dan kemudian terjadi badai pasir yang menutupi reruntuhan. Tubuhnya sudah tak dapat bertahan lagi dengan semua itu.
Gaara tak melihatnya seolah dia tak enak untuk dilihat. Seorang Shinobi yang telah memimpin dan mengendalikan desa seperti Kazekage.. tak bisa kelihatan seperti itu. Semua pemikiran Gaara sekarang ini terpusat pada rasa penyesalan, menyesal karena dia tak mampu menemukan bakat Shigezane sejak awal.
“Kau memiliki keterampilan yang luar biasa, sebagai Kazekage aku merasa bangga padamu. Kau tak berniat kembali ke Sunagakure?”
Dia tak berpura-pura membantu musuhnya meneruskan rencananya, namun ini adalah perasaan Gaara yang sebenarnya. Dari dalam lubuk hatinya, dia berpikir jika bakat Shigezane itu sangatlah berharga.
Lebih dari itu, sehingga ketika Gaara melihat ekspresi tegas dari mata Shigezane saat ini, dia langsung paham, jika Shigezane tak punya niat seperti para penjahat sebelumnya, yang notabene adalah pembunuh bayaran.
“Saya tersanjung mendengarnya.” Kata Shigezane. Mengumpulkan Suiton, menciptakan beberapa shuriken air di telapak tangannya.
Jadi, itu ya jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAARA HIDEN : A Sandstorm Mirage
AcciónDitulis oleh Ukyō Kodachi Dan diilustrasikan oleh Masashi Kishimoto Translate Indonesia by DNI, Carianime.com, Narutonian.net