- 03 -

872 138 19
                                    


Renjun menatap sebuah kertas yang tertempel di dinding, mengamati apakah ada namanya disana. Sebab semua siswa tampak sibuk mencari kelas masing-masing.

Dan tepat di nomor 13 namanya tercantum. Ruang kelas di sekolah ini cukup banyak maka dari itu satu kelas hanya terdapat 25 siswa.

Laki-laki itu kemudian masuk dan duduk di kursi nya. Terdiam sambil mencerna kejadian tadi pagi.





"Aku tidak salah lihat kan? Itu benar Donghyuck, kan?"






Renjun memukul-mukul kepala nya. Ini semua sulit di percaya. Renjun ingin coba menemui orang itu lagi, benar Donghyuck atau hanya halusinasinya saja?

Jika itu hanya halusinasi, mungkin karena dirinya terlalu merindukan laki-laki itu. Bagaimana tidak merasa sangat kehilangan, perdebatan nya dengan Donghyuck selalu teringat di dalam kepala nya.

Tidak ada cerita manis diantara keduanya, tetapi Renjun sungguh terpuruk mendengar kabar duka dari Donghyuck.

Maka dari itu.. Renjun merindukan nya.

Siapapun laki-laki tadi yang ia temui, dia sangat mirip dengan Donghyuck.


▪▪▪


"Kemana saja kamu? Aku mencarimu sejak pagi, apa kamu tidak ingin berteman denganku lagi, Mark?"

"Astaga." suara Mark sambil menoleh ke arah laki-laki pendek disampingnya, "Kamu tau kelasku lebih produktif dari kelasmu, makanya aku buru-buru tadi pagi."

"Tapi setidaknya kabari aku."

"Baiklah, maafkan aku." Mark pada akhirnya mengalah.

Mark menatap Renjun yang sedang menggulir halaman sosial media di ponselnya. Pria itu tersenyum kecil melihat laki-laki disampingnya yang tampak lucu dan cantik.

Tangannya terulur untuk mengelus rambut lembutnya.

"Apa?" tanya Renjun yang menoleh ke arahnya, Mark menggeleng.

Mark sangat ingin memujinya, lalu menyatakan semua isi hatinya pada laki-laki itu tapi tidak bisa. Mengingat Renjun mencintai seorang pria yang sudah tak lagi ada di dunia ini.

"Aku ke toilet sebentar ya, Mark. Jika ingin pulang bersama, kirimi aku pesan." Renjun lalu berdiri dan pergi dari sana.

Sejujurnya dia tidak ingin pergi ke toilet, dia ingin pergi ke rooftop sekolah. Renjun merasa ada yang aneh diantara Mark dengan dirinya ketika sedang berdua seperti tadi.

Renjun menumpu tangannya di pembatas rooftop itu. Semilir angin meniup sebagian rambutnya yang sekarang menutupi wajahnya.

Kembali teringat sosok pria yang menyebut dirinya aneh.

Lee Donghyuck.





Ini artinya aku suka padamu lho, Ren..

Aku ingin bertemu denganmu dan berbicara tentang semuanya






"Aku juga ingin bertemu denganmu.." Renjun menundukkan kepalanya, sudah tidak ada air mata yang bisa dia keluarkan.

"Aku lebih ingin bertemu denganmu."

Renjun membeku saat suara seseorang terdengar disampingnya. Suara yang familiar di telinga nya namun sedikit lebih berat.

Perlahan Renjun mendongak dan menoleh. Hampir tidak percaya lagi dengan apa yang dia lihat.





"D-Donghyuck?"





"Akhirnya kita bertemu, ya?" laki-laki disampingnya itu tersenyum dan menghampiri lalu memeluknya.




Apakah aku sedang bermimpi?

Atau benar hanya halusinasi?

Tapi sentuhan kulitnya terlalu nyata bagiku





Terlalu sulit berpikir jernih bagi Renjun. Ini terlalu nyata dan namun juga terasa bagai mimpi, akhirnya dia menangis. Memeluk tubuh di depannya dengan sangat erat, seolah dia tidak ingin kehilangan raga itu lagi.

"Jangan pergi lagi, aku mohon..." lirih Renjun.

"Kapan aku boleh berbicara tentang semuanya padamu?"

"Sekarang, aku mohon sekarang Donghyuck-ah."

Donghyuck tersenyum, mengelus surai lembut laki-laki yang ada di dekapannya, "Nanti saja. Aku sedang menikmati hangatnya tubuh yang selama ini hanya angan bagiku."

"Donghyuck.. aku merindukanmu."

"Sstt.. aku lebih merindukanmu."

Renjun terisak, sungguh hampir tidak percaya dengan semuanya.

Satu tahun lamanya dia merindukan seseorang yang mustahil kembali padanya, nyatanya tuhan itu hebat, bisa merubah takdir secepat itu.

Atau mungkin tuhan telah mengabulkan do'a nya.

"Aku masih menjaga perasaan ini dan mungkin akan terus menjaga nya sampai nanti."

"Donghyuck, kau tidak bercanda?" suara Renjun terbenam, "Kisah kita tidak semanis coklat, apa yang membuatmu menyukaiku?"

"Bahkan kata tidak mampu mendeskripsikan nya, aku sangat menyukaimu Renjun."

"Aku mencintaimu." lanjutnya yang makin mempererat pelukannya pada laki-laki itu.

▪▪▪













Makasih yang udah mau baca cerita yang agak gak jelas ini :v

Vote & komen

Dream About The Day | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang