Salju pertama turun. Untung saja Renjun sudah memakai mantel semenjak ia datang ke sekolah.Renjun berdiri di salah satu sisi lapangan, kepala nya mendongak menatap butiran salju yang turun beriringan dari langit.
Lalu ia merasa seseorang merangkul bahu nya dan membuat Renjun menoleh, ia tersenyum melihat siapa orang itu.
Satu orang lagi yang berdiri di sisi kiri Renjun sambil tersenyum lalu ikut mendongak.
Hati nya merasakan suasana cukup bagus, melihat salju pertama bersama dua orang yang-- yah sama-sama ia sayang namun berbeda arti.
Renjun mengerjapkan mata nya ketika sebuah tangan mengusap hidungnya.
"Ada butiran salju di hidungmu." ujar Haechan.
Renjun tersenyum, "Terima kasih."
Lalu ia menoleh ke arah laki-laki lain di sampingnya, "Mark."
Mark menoleh mendapati Renjun yang menyuruh nya mengusap rambutnya.
"Sudah?" tanya Mark.
Renjun mengangguk, "Iya."
"Pulang sekolah kami akan pergi ke toko es krim. Kamu mau ikut, Mark?" tawar Haechan.
Mark menggeleng, "Kalian pergi saja berdua, aku harus mengerjakan sesuatu."
"Tidak apa-apa?" kini Renjun yang bertanya.
"Tentu.. saja." lalu Mark menunduk sekilas dan melangkah pergi.
Sekarang tersisa Haechan dan Renjun yang sudah berhadap-hadapan. Haechan merentangkan kedua tangan nya dan dengan cepat Renjun berhambur memeluk tubuh laki-laki itu.
Sepertinya Renjun tidak perlu berdiam diri di samping api untuk menghangatkan tubuh, memeluk Haechan saja sudah cukup menghangatkan baginya.
Haechan sedikit menunduk untuk melihat Renjun yang sedang menatapnya sekarang.
Laki-laki yang lebih tinggi itu tersenyum dan perlahan mendekatkan wajahnya namun tidak jadi ketika Renjun membekap mulutnya dengan telapak tangan.
"Jangan sekarang." ujar Renjun.
"Aku lupa."
▪▪▪▪▪
Haechan bersama Renjun keluar dari sebuah toko, masing-masing sambil memegang es krim cone dengan rasa yang sama, yaitu coklat.
Lalu keduanya berjalan menyusuri trotoar sambil menikmati es krimnya.
Sesekali Haechan melirik laki-laki di sampingnya kemudian tersenyum tipis. Hampir setiap hari ia bersyukur karena ternyata perasaan nya tak sia-sia begitu saja.
Terkadang ia juga meminta maaf atas semuanya yang telah terjadi.
"Aku harap kamu bahagia selalu sekarang."
Renjun memberhentikan langkahnya kemudian melirik Haechan yang tiba-tiba berkata seperti itu.
"Harusnya aku yang berkata seperti itu, kamu lah yang harus bahagia selalu sekarang."
"Tentu aku akan terus bahagia karena aku sudah bersamamu." ucap Haechan yang membuat pipi Renjun jadi bersemu.
Tangan Haechan terulur untuk mengajak Renjun berpegangan dengannya, "Ayo kita menyebrang."
Renjun mengangguk dan menautkan jari nya dengan jari Haechan. Lalu mereka berdua berdiri di sisi jalan.
Haechan menuntun Renjun untuk ikut melangkah dan entah kenapa, Renjun tidak pernah mengharapkan hal ini terjadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/293347093-288-k245607.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream About The Day | Hyuckren
FanficI'm afraid that this is all just a dream, but I'm also afraid that the dream will come true • | bxb • | homophobic? left this ©niki, 2022