teasing

1K 175 43
                                    

Tepat ketika ia berpikir Yoo Joonghyuk akan menyentuh penisnya,pria itu malah menarik dan menyeret dia kembali ke ruang tamu.

"Oi! Apa yang kamu lakukan! Lepaskan aku, brengsek!" Kim Dokja memprotes saat dia berjuang untuk menjauh darinya. Kulitnya yang telanjang membuatnya merasa panas dan aromanya yang memikat membuat Kim dokja pusing.Dia tidak menyukainya terutama ketika menyadari bahwa penisnya mulai ereksi.

Persetan.

"Ya, kamu pikir aku akan membiarkanmu pergi. Kamu adalah asistenku. Kamu harus membantuku, suka atau tidak."Yoo Joonghyuk dengan kasar bersuara, dengan mudah menyeret Kim Dokja bersamanya seperti pria itu adalah boneka mainan. Dia melemparkan Kim Dokja ke sofa begitu mereka sampai di ruang tamu dan membungkukan badan merendah, lengannya yang berotot memenjarakan dirinya di atas ... sial.'Kenapa aku menatap tubuhnya dengan lapar?' kim dokja terenyuh.

Kim Dokja berusaha tetap tenang, Sebagian dari dirinya ingin menghajarnya. Biasanya, itu adalah hal pertama yang akan dia lakukan ketika seorang bajingan melakukan hal buruk kepada dirinya, tetapi sebagian dari dirinya juga mengatakan bahwa itu bukanlah ide yang bagus. "brengsek! Aku sudah bilang aku lepaskan!" kim dokja membalas kembali.

Yoo Joonghyuk hanya menyeringai. Mata onyx-nya yang dalam berkedip-kedip dengan minat yang menyeramkan. "Dan aku sudah memberitahumu. Kamu tidak bisa pergi. Han Sooyoung menyuruhmu bekerja untukku."

Kim Dokja hanya melotot. Berdebat dengan bajingan ini hanya buang-buang waktu. Dia keras kepala dan tekadnya untuk membuatnya bekerja untuknya sangat jelas terlihat dalam wajah tanpannya—tunggu! WHAT THE FUCK ! dia seharusnya pergi ke spesialis mata karena dia yakin itu penyebab otaknya sedikit konslet. Merasa sedikit kalah, Kim Dokja menyilangkan tangan dan mengalihkan pandangan dari pria itu. "Terserah." Kim dokja memang pergi ke sana untuk bekerja dan meskipun Bajingan itu membuatnya gila, dia masih harus mencobanya.

Kim Dokja mendengar pria itu terkekeh penuh kemenangan sebelum dia meninggalkan ruang tamu untuk pergi ke kamar tidurnya. Kim Dokja tidak bergerak atau memandangnya sampai dia mendengar suara pintu tertutup di belakangnya. Menghela nafas berat, dia menyeka butiran keringat yang terbentuk di dahi dengan tangannya dan mencoba untuk tenang.

Baiklah, jadi sepertinya dia tidak punya pilihan selain menerima segalanya lalu mencoba yang terbaik untuk bekerja sama dengannya. Dia hanya perlu melakukan pekerjaannya dan jika bajingan itu melakukan sesuatu yang tidak dia sukai, maka dia bisa amembunuhnya. Baiklah? Oke.

'Kamu bisa melakukan ini, Kim dokja.

Setelah sepuluh menit menunggu,
Bajingan itu akhirnya kembali ke ruang tamu. Syukurlah dia akhirnya mengenakan pakaian dan bukan cuma handuk sialan yang tidak menyembunyikan apa pun selain ... Ehem ... Ehem. Kau sudah tahu apa maksudnya ٩(●˙—˙●)۶.

Melihatnya tidak mengenakan apapun selain handuk yang tersampir adalah pemandangan yang mengganggu untuk dilihat.
Sial! Bagaimanapun, bajingan itu berjalan mengitari ruangan dengan seringai menyebalkan terpampang pada wajahnya yang tampan. Dia menjatuhkan dirinya di atas sofa di seberang kim dokja dan menatap... dengan intens.

"Berhenti menatapku seperti psikopat!" Kim Dokja membentaknya.

"Tapi beginilah caraku menatap." Dia dengan santai menjawab yang membuat Dokja semakin kesal.
Jelas, dia benar-benar melecehkannya.

"Kalau begitu ubah dong."

"buat aku melakukannya." bajingan itu mengejek.

"Brengsek!" kim dokja menggerutu lalu memutuskan untuk mengganti topik. "Ayo bicarakan pekerjaan. Han Sooyoung-san bilang kamu sedang mengerjakan novel isekai romantis sekarang dan kamu hanya punya tiga bulan lagi sampai tenggat waktu. Katakan padaku, apakah kamu hampir menyelesaikan itu?"

Keseharian Menjadi Asisten Secrettive PlotterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang