THREE

7 3 0
                                    

Esok harinya Nala berjalan menyusuri jalanan kampus bersama dengan Yenna.

Keduanya menikmati suasana pagi hari yang gelap dan dingin karena mentari tidak menampakkan dirinya.

"Mendung-mendung gini enaknya tidur ya?" Kata Yenna melihat langit putih yang dingin.

Nala membalas hanya dengan gumaman kecil.
"Hmm."

Srttt

Seorang cowok mengerem laju motornya tepat di depan Nala dan Yenna membuat cewek-cewek itu menghentikan langkahnya.

"Lo gimana sih?!" Protes Nala pada Albara tentu saja.

Albara menatap Nala tatapan itu, tatapan yang sangat dibenci Nala, tatapan yang membuat Nala bengah dan risih.

"Bagus kan?" Tanya Albara menyombongkan motor sport hitam baru miliknya.

"Dih." Nala menatap sinis Albara.

"Balik yuk" Ajak Nala, ia sudah  benar-benar muak berurusan dengan Albara.

Yenna mengangguk kemudian mereka berbalik badan dan berjalan meninggalkan Albara yang masih mengembangkan kedua sudut bibirnya.

"Sugar-candy Sugar-candy masa sih lo kayak gini sama cowok seganteng gue?" Gumam Albara tak percaya.

****

"Gue anterin."

"Gak mau!"

"Ayo gue anterin."

"Ih maksa banget sih gak mau!"

Nala berusaha lari dari cengkraman kuat Albara yang membawanya ke motor cowok itu.
Ia tetap berusaha meskipun tak bisa, seperti kalian yang berusaha meluluhkan hati doi meski hatinya adalah perpaduan antara hati Angga dan Natasha.

Fikss yang bingung atau nggak ngerti belum baca Kutub Utara dan Kutub Selatan!

Albara memaksa Nala agar mau diantarkan pulang olehnya karena hari ini Nala tidak membawa mobil.

"Ayo pulang bareng gue."

"Gak mau!" Nala berusaha melepaskan tangan Albara yang mencengkram kuat lengan kanannya.

Albara dan Nala sudah sampai di depan motor Albara. Cowok itu belum melepaskan cengkeramannya,
"Ayo bareng gue."

"Gak mau! kenapa sih maksa banget?!"

"Pulang sama gue."

"Gak mau, lepasin gue!"

Nala terus berusaha melepaskan cengkraman itu, badannya terus mundur dan lengan kanannya dia tarik ke belakang sebab ia ingin lepas dari Albara.

Karena terus mundur dan lengannya ditarik ke belakang, akhirnya Nala tanpa sengaja menyenggol  sisi kiri motor Albara membuat motor tersebut roboh dan membuat suara roboh yang keras.

Nala menatap motor itu dengan perasaan campur aduk tak karuan.
Detik berikutnya ia merasakan lengannya sudah tidak dipegangi lagi oleh Albara.

Mahasiswa-mahasiswi yang di tempat parkir itu berhenti di tempat, menyaksikan motor yang terguling itu.

"Natthala Ayana." Albara mengucapkan nama panjang Nala dengan nada yang mengerikan.

Nala menelan ludahnya, tatapannya masih terarah ke motor Albara.
Jantung cewek itu berdenyut kencang.

Nala menatap kedua mata Albara yang berkilat-kilat,
"Albara maafin gue gu-gue gak sengaja tadi." Ujar Nala gugup dan cemas.

"Lo tahu harga motor itu?"

AlbaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang