Chapter 1

161 23 7
                                    

Cerita ini ditulis berdasarkan imajinasi dan plot dari Saya sendiri, jika ada kesamaan dalam alur cerita atau apapun itu yang menuju pada tindakan plagiarisme, tolong diberitahukan dengan bahasa yang baik dan sopan.

Saya menggunakan beberapa karakter bukan dengan tujuan untuk menjatuhkan, nama dan para karakter ini adalah hak mereka sendiri dan agensi yang menaungi.

•••

Ruto. Dia, bocah Junior high school yang sangat gencar mendekati Junkyu. Sekolahnya bersebelahan tepat gedung sekolah Junkyu, wajar saja sekolah Junkyu dan Ruto mempunyai satu yayasan yang sama.

Awal mula Junkyu bertemu dengan bocah prik itu saat semester kemarin, sekolah mengadakan acara kelulusan dan mengundang sekolah-sekolah yang berkerabat dekat. Termaksud JHS yang tepat di samping.

Junkyu kebetulan dipercayakan untuk menjadi MC acara itu bersama denger sahabatnya, Park Jihoon. Mereka menandu acara tersebut dengan baik, Junkyu bahkan diijinkan untuk menyumbang satu lagu. Meskipun tidak sehebat Bang Yedam sang pangeran angkatan, namun suaranya bisa diterima oleh para penonton.

Mereka menyelesaikan acara tersebut dengan khidmat. Saat Junkyu turun dari panggung bocah itu menghampirinya dan langsung menyatakan cinta dihadapan siswa-siswi yang memang bertugas dibelakang panggung.

"Kakak! Aku menyukaimu! JADI PACARKU YA!?" Ucap Ruto itu dengan suara yang begitu dalam dan cukup besar hingga menggema di belakang panggung.

"Wkwkwk"

"WOHH KIM JUNKYU!!!"

"ADUH DEK, NYALINYA BESAR BANGET YA!"

"TERIMA DONG KAK JUNKYU!!!"

"KIM JUNKYU TERIMA!!!"

Sangat menyebalkan sekali situasi saat itu, teman-teman Junkyu yang bobrok minta ampun tanpa henti mengejeknya.

Junkyu menatap bocah itu, saat ini yang dia pikirkan adalah rasa malu. Seorang Kim Junkyu, primadona sekolah, kembang desa yang limited edition ditembak oleh bocah prik? Berseragam Junior high school!? Mau taru dimana mukanya?

Junkyu yakin habis kejadian ini sudah dipastikan sisa tahunnya di SMA akan menjadi masa-masa tersulitnya. Karena tersulut emosi Junkyu menarik kerak seragam bocah itu lalu menariknya ke tempat yang cukup sepi.

"Adek, Pulang ya? Acaranya udah selesai." Ujar Junkyu berusaha tenang.

"Tapi Kakak belum jawab!"

"Jawab apa?"

"Pernyataan cintaku! Aku sangat-sangat menyukai Kakak! Tadi saat mendengar Kakak menyanyi aku sangat terpesona! Kakak mau kan menjadi pacarku?" Ujar Bocah itu ngebut-ngebut.

Junkyu memijit pelan jidatnya. Inilah bukti penggunaan micin yang berlebihan di masakan itu nggak baik bunda. "Aduh, gini dek. Kamu itu masih kecil, nggak boleh mikir pacar-pacaran dulu ya, sekolah yang bener. Buat orangtua kamu bangga" Ucap Junkyu.

"Tapi Kak-"

"Nah sekarang pulang ya? Kakak pergi dulu baii!!!" Ujar Junkyu lalu berlari dari sana.

"Hum! Haruto harus sekolah yang bener kan!?" Gumam bocah itu dengan tekat yang kuat.


•••

Beberapa bulan setelahnya, Junkyu terus-terusan direcoki oleh tingkah bocah itu. Selalu menunggunya di depan gerbang sekolah, meskipun tidak menyatakan cinta seperti beberapa waktu lalu tapi Junkyu selalu merasa bocah itu selalu mengikutinya saat pulang sekolah bahkan bocah itu akan menghabisi waktu untuk duduk di tembok pembatas sekolah yang cukup pendek untuk menyaksikan kelas Junkyu yang berolahraga, sembari meneriaki kata-kata semangat untuknya.

Bocah [HARUKYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang