PROLOG

127 5 0
                                    


12 tahun yang lalu...

Seorang bocah perempuan membawa lari bola kaki mainan, milik bocah laki-laki yang mengejarnya di belakang, tanpa merasa bersalah ia berbalik dan memelet kan lidahnya ke arah bocah laki-laki itu.

"Rara! Balikin bola kakak, kakak mau main ra!" Teriak bocah laki-laki itu pada bocah perempuan yang di panggil Rara.

"Ngga mau, siapa suruh kemaren kak Rafa jailin aku." Jawab bocah bernama Rara yang tak kalah sengit. Saling menatap tajam satu sama lain, tapi bagi Rafa tatapan tajam seorang Rara begitu lucu menurutnya sehingga menertawakan Rara.

"Hahaha.., lucu banget muka kamu Ra kalo kayak gitu." Ujar Rafa dengan telunjuk yang mengarah ke muka Rara sambil tertawa.

"Iiiiihhh kak Rafa nyebelin, suka banget ngetawain Rara!" Kesal Rara tapi tak membuat Rafa berhenti tertawa, lalu tanpa merasa bersalah Rara berjalan ke arah Rafa dan... "Aduuuh! Sakit Ra, kamu jahat banget sama kakak." Adu Rafa yang merasa kesakitan di lengannya akibat dicubit oleh Rara.

"Siapa suruh ngetawain aku." Balas Rara dengan membuang muka kearah lain.

"Iya iya, maaf yah Rara, kak Rafa janji ngga ketawain kamu lagi. Dimaafin kan?" Ucap Rafa dengan menaik turunkan alisnya kearah Rara.

"Janji?" Seraya menjulurkan kelingkingnya kearah Rafa.

"Iya janji"

"Tapi ngga tau kalo lupa." Sambungnya lalu ketawa dan berlari untuk menghindar dari amukan Rara.

Di tempat Rara, dia sudah kesal dan bangun untuk mengejar Rafa dan meneriakinya.

Sekarang mereka berada di dalam rumah pohon. "Kak Rafa." Panggil Rara dengan mata yang masih melihat hujan, kebetulan sekarang sedang hujan makanya mereka naik ke atas untuk berteduh.

"Iya, kenapa Ra?" Tanyanya dengan pandangan  mata yang masih sama dengan Rara.

"Kak Rafa janji yah jangan kemana-mana." Kali ini Rara memandang kearah Rafa. "Emang kakak mau kemana Ra? Kan kakak masih di sini sama kamu". Ujarnya heran dengan pernyataan Rara barusan.

"Maksud aku kakak jangan pergi kemana-mana, karena aku ngga punya teman selain kakak. Kalo kakak pergi jauh, terus aku sama siapa, aku kesepian kak." Tutur Rara dengan mata yang sudah berair,  buru-buru ia menghapusnya sebelum Rafa lihat.

Kini Rafa berbalik memandang Rara yang matanya masih basah walaupun sudah di lap. "Hei, jangan ngomong kayak gitu, kamu pasti punya teman yang banyak dan baik suatu hari nanti, tapi kakak pasti akan usahain untuk selalu ada di dekat kamu, jangan sedih yah, kita kan teman." Ujar Rafa seraya menghapus air mata bocah yang berumur 6 tahun itu.

"Janji yah jangan pergi jauh dari aku, jangan tinggalin aku?" Seraya mengulurkan jari kelingkingnya kearah Rafa dan dibalas segera oleh Rara, "Iya kakak janji, udah yah jangan sedih." Ucap Rafa seraya menenangkan Rara agar tidak menangis.

~Flashback Off~

"Kak, kakak kemana sih? Katanya janji ngga ninggalin aku sendiri, aku kesepian kalo ngga ada kakak, kalo ada kakak kita bisa main sama-sama kayak dulu. Kak Rafa jahat,  aku benci kakak!" Ujar seorang gadis dengan bibir bergetar akibat menangis.

Gadis itu duduk di meja belajarnya, padahal baru saja dia selesai belajar untuk ujian besok, tiba-tiba dia terbayang kenangan manis nya dengan laki-laki yang bernama Rafa, entah dimana ia sekarang.

Air mata masih saja terjun tanpa henti, membuat dia semakin sesak, sakit rasanya ditinggal dari kecil tapi masih berbekas hingga dia beranjak dewasa.

Terdengar suara ketukan pintu kamar dari luar. Mungkin mamanya yang sadar jika lampu kamarnya masih hidup.

"Masuk ma."

"Zahra, kamu belum tidur?" Tanya seorang wanita paruh baya seraya mengelus lembut rambut putrinya.

"Belum ngantuk ma, baru selesai belajar." Jawabnya dengan suara parau akibat menangis.

"Kamu kenapa?" Tanyanya karena merasa ada yang aneh dari suara putrinya, seperti orang yang baru saja menangis.

"Ngga papa ma, aku baik-baik aja. Udah dulu yah ma, aku ngantuk, takut besok telat masuk." Balasnya lembut dan mengelak tentang kondisinya.

"Ya udah sekarang kamu tidur yah, jangan lupa berdoa, oiya besok kamu masih ujian?" Tanya mamanya dan dibalas anggukan dari perempuan yang bernama Zahra tadi. "Ya udah kamu istirahat yah, mama juga udah ngantuk. Night sayang." Sambungnya dan mencium kepala putrinya.

"Night too mom" balasnya, dan bergerak untuk tidur di ranjangnya setelah pintu ditutup dan lampu di matikan oleh mamanya.

*****

Makasih semuanya udah baca prolog nya, in syaa Allah kedepannya aku akan up cerita ini dengan cepat.

Note:
  Jangan lupa tinggalin jejak kalian dengan menekan ikon bintang dipojok kiri bawah, dan comment nya juga :)


Mencintai Sosok Pembaca BrailleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang