Happy reading
.
.
.
.
.Suara nafas dan suara remuknya tubuh Joshua menyatu pada telinga Valentino.
"Abang!" Pekiknya mendorong dada Joshua menjauh darinya.
Joshua yang terbaring telentang di tanah tanpa respon apapun. Mulutnya yang sedikit terbuka dengan nafas tak lagi stabil.
Kido yang akhirnya mendapatkan kesempatan mulai menendang kuat dada Valentino dengan ujung sepatunya.
Deg!
Suara hantaman pada dada Valentino terdengar begitu jelas pada telinga semua orang. Mata Valentino yang terbuka lebar saat kejutan itu datang menghampiri rusuknya.
Ssstt!
Bom asap yang tiba-tiba mengelilingi mereka membuat Sasya menjadi begitu waspada. Ia yang sibuk mencari Johwan dan Jungki untuk dijadikannya perisai agar tetap aman di belakang.
Brak!
Kido terguling jatuh saat seseorang memberi pukulan keras pada wajahnya. Gundukan batu yang menabrak kuat dahi Kido hingga akhirnya ia tersentak dengan wajah yang kaku. Tak lagi bisa mengelak saat batu besar di atasnya jatuh menimpah kepala Kido.
Asap perlahan menghilang begitu pun dengan Valentino dan Joshua yamg tak ada lagi di tempatnya. Johwan yang mulai bisa melihat sekelilingnya terdiam saat menatap tubuh seseorang tanpa melihat kepalanya.
Johwan mulai mengusik Jungki yang membuat mata mereka tertuju begitu saja tanpa reaksi.
"S-sasya...Kido!" Teriak Jungki histeris saat melihat genangan darah yang keluar dari batu yang menimpah kepala Kido.
Sasya perlahan mundur dan melarikan diri dari tempat itu. Meninggalkan Johwan dan Jungki yang masih gemetar hebat melihat kondisi Kido.
•🤍•
Sedangkan Valentino dan Joshua berhasil keluar lebih dulu dengan dibantu oleh Naka, Marki dan Reno yang sebelumnya membuntuti Joshua dari belakang.
"Eee, mleyot. Berat amat sih nih abangnya si valen" keluh Naka membopong Joshua.
"Dikit lagi nyampek bang" sambung Marki yang mendorong motor besarnya.
Sedangkan Reno yang hanya diam dengan membawa sahabat beruntalnya dengan wajah asam.
Mereka sampai di markas dengan keringat yang membasahi punggung mereka.
Valentino yang sadar lebih dulu segera melihat situasi sembari perlahan berdiri.
"Kenapa gue ada dimar-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Valentino harus menerima tumbukan keras di wajahnya yang diberikan oleh Reno.
"Udah gue ingetin berapa kali lu tetap gak berubah!" Ujarnya meremas kepalan tangannya yang baru saja ia lepaskan.
Valentino kembali tumbang tak sadarkan diri yang membuat Naka dan Marki menepuk dahinya bersamaan.
"Itu baru balik nyawanya bro! Kenapa lu lepasin lagi?" Ujar Naka menggoyangkan bahu Reno.
"Muak gue ngeliat dia gak pernah nurut" jawabnya yang melepaskan tangan Naka dari bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang - Lee Haechan
Fanfic"Bunda! ini bukan salah abang!" Teriak seorang adik yang akhirnya mengakui satu kebenaran bahwa dialah orang dibalik dalang kecelakaan itu. Namun, kini semua jeritannya tak akan lagi bisa mengembalikan sang kakak yang telah tertutup dalam sebuah ru...