-somebody

477 43 1
                                    

do we need somebody
just to feel like we're alright?

###







Malam dengan angin semilir itu, dalam keremangan cahaya, Jongseong memeluk Sunghoon.

Sunghoon sedikit terkejut sebenarnya. Ia kira Jongseong hanya akan langsung tidur ketika sudah selesai dengan pekerjaannya namun ia malah memeluk Sunghoon yang sudah berbaring terlebih dulu sejak tadi dalam posisi membelakangi Jongseong.

Tadinya ia memang tidak ingin membangun percakapan apapun sebelum tidur begini, namun tiba-tiba saja ia terpikir sesuatu. Pikiran acak. Sesekali mereka obrolkan seperti ini ;

"Seong, menurutmu besok, kalau kita udah tua, bakal kayak gimana?"

"hmm?"

Perlu waktu yang lama untuk kemudian Jongseong mengeluarkan suaranya kembali, "yang jelas, aku nggak mau kehilangan kamu."

Jawaban milik Jongseong sedikit membuat Sunghoon terkejut. Jongseong jelas bukan tipe yang akan dengan gamblang berkata seperti itu. 

"Seong... kamu mabuk ya?"

"hmm.... iya."

Sunghoon sedikit mendecak, sudah ia duga. Seharusnya memang ia tidak mengharap sesuatu lebih dari seorang Park Jongseong.

Namun tiba-tiba saja terdengar suara tawa dari balik punggungnya. Tawa kecil milik Jongseong. Membuat Sunghoon heran, tentu saja.

"Kenapa ketawa?"

Sunghoon bisa merasakan kepala Jongseong yang bergerak ke kanan lalu ke kiri berulang, menggeleng. Rasanya seperti mengusak leher milik Sunghoon.

"Aku nggak lagi mabuk, Hoon. Kamu pikir kalau aku mabuk, aku bisa jawab pertanyaanmu dengan jelas tadi?"

Merasa aneh, Sunghoon akhirnya membalikkan badannya hingga posisi mereka saat ini menjadi berhadapan—masih membiarkan lengan Jongseong yang melingkari pinggang miliknya. Memeriksa apakah Jongseong tidak mabuk dan benar saja,

manik yang ia tatap saat ini dapat menatap jelas ke arahnya. Tidak ada bau alkohol, ataupun rona merah pada wajahnya seperti tanda biasa jika ia mabuk.

"Kenapa? Kamu nggak percaya?"

Sunghoon masih mencari maksud dari tatapan yang Jongseong berikan. Jujur saja, sedikit tidak mempercayai bahwa apa yang Jongseong katakan tadi benar-benar tulus, karena ia tau, mereka hanya berbagi ketakutan yang sama.

"Aneh, karena kamu yang bilang gitu."

Kekehan Jongseong kembali terdengar, "terus, kalau misal aku bilang aku cinta kamu?"

Kali ini Sunghoon berlagak seperti bergidik,

"stop."

Jongseong malah balas tersenyum, "kenapa?"



Karena ia tau, mereka hanya takut untuk hidup sendirian di dunia. Mereka hanya butuh orang lain untuk hidup, entah perasaannya seperti apa.

itu yang membuat mereka masih bertahan, dan mempertahankan masing-masing. Bahkan sampai detik inipun.



Sunghoon menggeleng, memilih untuk memejamkan matanya demi menghindari menjawab pertanyaan Jongseong tadi. Akan terasa lebih menyedihkan jika kalimat seperti itu kemudian menjadi memori bagi keduanya.


kenapa?


Lengan yang mengeratkan pelukannya pada pinggang milik Sunghoon, Jongseong membawa tubuhnya agar ia sempurna mendekap tubuh Sunghoon, seakan ingin berbagi kehangatan.

Menunggu berapa lama hingga ia yakin bahwa Sunghoon sudah benar-benar terlelap.

"Aku cinta kamu, Park Sunghoon."








































###

{}

scared to be lonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang