15 - AZGAR's PRIORITY

60.4K 5K 161
                                    

Sepulang dari kegiatan membimbing Olimpiade Sains, Amora bersama dengan Rania dan Ajeng menemui Farhan di Masjid sekolah. Di tengah perjalanan, Amora harusnya tak salah melihat. Itu Niko dengan kantong plastik hitam di tangan kirinya. Sementara tangan kanannya ia gunakan untuk berbincang di telepon dengan seseorang. Lelaki itu dengan kaos berwarna biru dan celana jeans yang lusuh, seperti seseorang yang belum mandi. Pikir Amora.

Niko yang sadar kini sedang bersebrangan dengan Amora, ia melambaikan tangannya kepada gadis itu. Dengan kening yang mengerut, ia bertanya kepada Amora.

"Mor! Sibuk amat kaya walikota" tanya Niko kepada Amora dengan kekehan kecilnya.

"Eh Niko! Iya nih abis bantuin adik kelas lomba" jawab Amora dengan senyuman kecil di bibirnya. Ia mempersilahkan Ajeng dan Rania untuk lebih dulu menemui Farhan.

"Lo ngapain di sini? Terus itu apaan tuh?" tanya balik Amora kepada Niko sembari menunjuk kantong plastik hitam yang dibawa lelaki itu.

"Abis dari kantin nih, warung depan markas tutup sih jadi gue beli makan di kantin aja mumpung buka" Niko dengan cengiran khasnya.

Amora mengangguk mengerti, kemudian gadis itu pamit kepada Niko untuk pergi lebih dulu karena Farhan terlihat sudah menunggunya di Masjid.

"Gue duluan ya! Udah ditungguin" dengan kekehan kecilnya, Amora berlari kecil sembari melambaikan tangannya kepada Niko.

Gadis itu kini tengah berada di hadapan Farhan. Farhan tersenyum simpul, kemudian memberikan minuman kesukaan Amora.

"Hm?" tanya Amora bingung ketika Farhan menyerahkan botol itu kepada Amora.

"Buat lo, maaf ya semalem gue ikut nakut-nakutin lo. Tuh si Rania yang maksa, jail banget emang itu cewe" ucap Farhan sembari meraih tangan Amora agar gadis itu menerima minuman yang ia berikan.

Sementara itu, Rania dan Ajeng kini tengah berbincang-bincang dengan beberapa murid Cakrawala yang tengah berada di Masjid.

Amora terkekeh kecil, kepalanya ia angguk-anggukan dengan lucu. Hingga lelaki itu gemas dibuatnya.

"Gapapa dong, sanskuy" seru Amora dengan kekehan kecilnya.

Farhan mengangguk mengerti, "Oh iya, nanti lo balik sama siapa?"

Sembari membuka botol minuman yang Farhan berikan, Amora berpikir sejenak.

"Bunda, mungkin?"

"Mungkin?" tanya Farhan.

Amora mengangguk kemudian mendudukan dirinya di teras masjid, dan menenggak minuman yang Farhan berikan.

"Iya, nanti gue telpon Bunda. Kaya biasa"

Farhan mengangguk mengerti dengan jawaban yang Amora lontarkan. Ia berpikir sejenak, bimbang antara mengatakannya atau tidak. Dua menit berlalu, ia memantapkan dirinya untuk mengatakannya kepada Amora.

"Kalau gue ajak lo buat nganter gue beli buku di Toko Cendikia, mau?" ajak Farhan dengan mata yang menatap teduh ke arah Amora.

Amora berpikir sejenak, suntuk juga dirinya jika kembali ke rumah secepat ini. Karena sekarang masih pukul 10.00 pagi. Kemudian, ia mengangguk menjawab entah pertanyaan atau ajakan yang Farhan berikan padanya.

"Boleh, lo mau beli buku apa emang?" tanya Amora membalas tatapan Farhan.

Oh! Sungguh, Farhan saat ini dibuat salah tingkah hanya dengan bertatapan dengan Amora. Mata indahnya dengan surai rambut yang sesekali membelai wajah cantiknya. Farhan benar-benar dibuat jatuh hati oleh paras Amora.

"Ih! Malah bengong, kesurupan tau rasa lo! Hahaha" seru Amora dengan tawa kencangnya.

Sementara Farhan, ia menahan malu. Telinga lelaki itu bahkan kini memerah seiring dengan tawa Amora yang semakin kencang.

AZGARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang