9. Penolakan

524 96 5
                                    

꧁Akashi Takeomi꧂
Start
⏸️ ●────────亗




(name) membuka pelan pintu rumah. Bisa langsung di lihatnya Takeomi yang sedang menonton TV dengan laptop yang terdapat di atas pangkuannya. Mata Takeomi yang awalnya melihat ke arah TV langsung beralih menatapnya dan wajahnya terlihat datar.

Wah, akhirnya setelah hampir satu bulan tak terlihat suaminya ini pulang kerumah. Dan ternyata masih ingat punya rumah:)

"Dari mana kau?" (name) tersenyum kecil ke arah Takeomi. Apa ini? Tumben-tumben saja suaminya mau menanyainya? Apakah ini tandanya pria itu sudah menerima kehamilannya? Mana nada bicara nya ramah pula.

"Dari rumah sakit, nge-check kesehatan si kembar. Oh, iya Takeomi-kun. Kapan pulang?" (name) berjalan pelan ke arah Takeomi dan duduk di kursi sebrang suaminya, kalau boleh jujur sebenarnya (name) masih takut untuk terlalu dekat dengan Takeomi:).

"Jadi, anak mu benar-benar kembar?" pria itu mengabaikan pertanyaan (name) dan mulai mengganti topik pembicaraan. (name) yang awalnya bersandar nyaman di sofa langsung tegak kembali. Ia menatap Takeomi dengan senyum canggungnya.

"Ano, Takeomi-kun. Mungkin maksud mu anak kita? Kenapa ini cuman jadi anakku?" Takeomi memutar matanya. Ia membereskan peralatan kerjanya dengan cepat dan berjalan masuk ke kamarnya kembali meninggalkan (name) sendirian.

"Kan sudah kubilang kalau aku tak siap punya anak, kau saja yang bersikeras untuk membesarkan mereka. Jadi itu anak mu bukan anak ku apalagi anak kita bersama"

Brak!

(name) menghela nafas pelan. Kepalanya mulai pening lagi, ia berdiri dan berjalan perlahan ke arah kamarnya. Mendudukkan tubuhnya di atas kasur dan memijit pelan kakinya yang mulai membengkak.

"Bukan anak kita ya? Haha" (name) tertawa sarkas. "Padahal buatnya sama-sama, bisa-bisanya ini cuman anakku"

(name) mulai menidurkan tubuhnya. Bohong jika ia bilang ia tak stres akan apa yang terjadi saat ini. Kepalanya terasa sangat amat berat karena pengaruh kehamilan di tambah masalah runyam antara dirinya dan suaminya. (name) yakin seandainya dirinya ini robot maka sudah dari lama ia rusak karena mesinnya terlalu panas.

(name) kembali bangun dari tidurnya, ia berjalan pelan ke arah kaca lemari dan memperhatikan dirinya di sana. Mencari sesuatu dari dirinya sendiri yang mungkin saja membuat Takeomi tak menyenangi dirinya.

Wajahnya bulat dengan kantung mata hitam yang menghiasi bawah matanya, bagian lengan, paha dan mata kakinya mulai membengkak. Yang paling menonjol adalah perutnya biarpun usia kandungnya baru memasuki umur empat bulan tetapi sudah seperti orang yang hamil tujuh bulan.

Berputar pelan di depan kaca. Nggak tuh nggak ada minus sampai-sampai sang suami harus tak menyukai nya. Emang dasarnya Takeomi aja yang gampang banget membenci sesuatu.

"Yosh, nggak ada yang Mama takutin lagi sekarang sayang. Lihat Mama sehat, nah kalian juga pasti sehat. Lihat tuh Mama cantik kok ini, muka kalian juga pasti bagus dong. Yah biarpun kondisi psikis Mama agak bermasalah karena masalah dengan Papa kalian tapi bakalan Mama usahakan kalau kalian bakalan sehat-sehat aja di dalam sana"

Monolog nya sambil mengusap pelan perutnya. (name) tersenyum pelan, tak ada yang bisa membuatnya down--

"Aku tak menikahi mu hanya untuk kau ceramahi!"

Love To Hate Me [AKASHI TAKEOMI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang