Kringgg!
Suara alarm berdering tepat di sebelah telinga Lily. Tangannya masih meraba-raba untuk mematikan alarm yang memekik di kamarnya. Sesekali ia mengusap wajahnya sambil membuka perlahan matanya yang menatap langit-langit kamar dengan samar. Lily mulai beranjak dari tempat tidurnya dan menyambut sinar pagi dengan membuka gorden kamarnya. Cahaya musim semi itu memang menenangkan meskipun suhu di Distrik Gangnam terbilang cukup rendah berkisar 16 derajat celcius. Dari jendela kamar Lily, terlihat bunga-bunga sedang bermekaran di jalan Yeoksam-il Dong. Bibirnya pun menggoreskan senyum yang lebar karena ia akan memulai hari baru dan petualangannya di salah satu perusahaan agensi yang menaungi BTS, tentunya Big Hit Entertaiment. Lily pun bergegas mengambil handuknya dan melangkah menuju kamar mandi. Ia pun tidak lupa untuk memutar lagu kesayangannya, Daechwita oleh Suga BTS.
***
Sesekali Lily mengikuti irama lagu Daechwita sambil merias wajah mungilnya itu sambil menatap photo card Suga di mejanya dan terselip satu wishlist bertulis 'pergi ke daerah Gwangyang bersama Suga'. Ekspektasi yang berlebihan, tapi tidak apa. Karena, kalau biasanya musim semi di Korea Selatan identik dengan Sakura, di Gwangyang justru bisa melihat plum blossom. Lily juga ingin melihat festival musim semi, yaitu The Gwangyang Maehwa Festival, yang menawarkan pemandangan pedesaan penuh dengan bunga plum yang sedang merekah. Dengan keyakinannya, Lily harap ekspektasinya bisa terwujud karena ia cukup mengenal sosok Suga meskipun sebatas idola.
Lily mulai melentikkan bulu matanya, kemudian menebalkan dengan sapuan maskara, dan menggunakan eyeshadow berwarna nude dan peach. Terakhir, Lily mewarnai bibirnya dengan liptin berwarna merah muda yang lembut. Matanya menilik jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 07.30, ternyata waktu begitu cepat berlalu, sementara Lily sudah harus sampai di lokasi pukul 08.00. Dengan cepat tangannya meraih tote bag dan bergegas keluar kamar.
"Good Morning, Lily! Congratulation for start your day at Big Hit Entertaiment!" Sambutan Pak Jek di depan pintu benar-benar mengejutkan Lily.
"Pak Jek?" Lily menghela napas sejenak.
"Hari ini saya persiapkan bekal khusus buat kamu, loh. Kapan lagi coba makan masakan Indonesia buatan saya, ini tongkol pedas kesukaan kamu." Kata Pak Jek dengan senyumnya yang lebar. "Eits, pagi-pagi curcol dulu boleh kali, ya." Lanjut Pak Jek.
"Saya ambil dan terima kasih banyak, ya, Pak. Tapi saya buru-buru banget, Pak." Lily pun mulai melangkahkan kakinya sedikit namun langsung terhenti.
"Wait, wait, wait. Style kamu hari ini... hm menarik sih, casual-casual dipadu blazzer kalem gimana gitu, eh tunggu, kamu gak bawa jaket? Cuaca di luar masih dingin, loh, Mba Lily." Kalau soal fashion, Pak Jek benar-benar selalu memerhatikan dari ujung rambut sampai mata kaki.
"Pak, please, saya duluan, ya." Lily pun mengakhiri percakapan pagi itu dengan bergegas lari dari penginapan condo di Yeoksam-il Dong ke terminal bus seoul express.
Langkah kaki Lily semakin terlihat cepat menyusuri jalanan Yeoksam-il Dong. Perjalanan dari penginapan condo menuju terminal memakan waktu sekitar 4 menit. Meskipun Lily menempuhnya dengan berlari, terminal sudah tampak sepi, ia pun segera melihat jadwal bus yang tertempel di tiang halte. Ternyata, jadwal berubah dan raut wajah Lily mendadak panik. Mau tidak mau, ia segera mencari taksi yang lewat di sepanjang jalan besar Yeoksam-il Dong. Namun, tidak satu pun ada taksi yang lewat, raut wajahnya semakin panik.
Akhirnya, Lily pun melakukan hal nekat dengan mendadak memberhentikan mobil di tengah jalan. Hampir saja ia tertabrak, namun pengemudi mobil sedan G90L cepat tanggap mengerem mobilnya. Lily hanya menutup wajahnya dengan pasrah. Pengemudi itu pun bergegas keluar karena beberapa mobil di belakang terus menekan tombol klakson. Lily membuka kedua tangannya perlahan dan melihat pengemudi ber-hoodie hitam, menggunakan topi, dan masker, semuanya serba hitam. Pengemudi itu melangkah ke arah Lily dan menarik tangan Lily hingga membawa Lily menuju mobilnya lalu membukakan pintu untuk Lily. Lily sedikit heran dengan perlakuan pria serba hitam itu, namun Lily ia sudah tidak peduli karena langkahnya terus digerus waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour in The Cold
FanfictionKalau tidak memutuskan berjalan lebih jauh, mungkin Kalila Azura yang biasa disapa dengan nama 'Lily' tidak bisa ambil peran dalam tulisan fiksi untuk kehidupan nyatanya. Lily mampu membuat beberapa orang kagum dengan prinsip independen dan profesio...