Markas Toman, 16 Agustus 2018
"Apa kau bilang, Kenchin?"
Nada datar itu cukup membuat suasana berubah mencengkam. Udara di sekitar seakan memusuhi, membuat para eksekutif Toman menggigil ketakutan.
Mereka mulai merasa sesak napas oleh ketegangan yang terjadi antara ketua dan wakil ketua Tokyo Manji Geng.
Akan tetapi, emosi itu tidak berpengaruh pada pemuda jangkung dengan tato naga hitam di pelipis wajahnya.
Draken masih berdiri tegak menghadap Pemimpin Toman. Tatapan mata tak pernah lepas dari obsidian gelap yang balik menatapnya dengan tajam. Terlihat tidak suka. Ada secercah kebencian dan amarah menggelegak.
"Kau mendengarnya, Mikey."
Alih-alih terprovokasi oleh tingkah labil si pirang, Draken menjawab santai. Tidak gentar, apalagi mundur ketakutan.
"Jangan bercanda, Kenchin!"
Mikey menendang kursi didekatnya sampai terbalik. Wajah pemuda berusia 28 tahun itu terlihat kalut. Jelas ada ketakutan di sana. "Aku tidak mau mengikuti saranmu."
Draken menghela napas, ikut prihatin. Di satu sisi, dia pun merasa sedih dan berat mengambil keputusan ini. Namun, di sisi lain dia tak bisa.
Lebih tepatnya tak mau lagi bertindak egois. Pahlawan cengeng mereka berhak untuk bahagia. Setidaknya di dunia baru ini, dia harus mendapatkan kedamaian yang sama.
"Aku tidak sedang bercanda, Mikey," bantah Draken menolak tegas argument sahabat baiknya.
"Kita memang harus menjauhi Takemitchy. Ini demi kebaikannya."
"Persetan," bentak Mikey mengumpat.
"Apa kau menyuruh kita untuk melupakannya? Meninggalkan dia sendiri?"
Draken tidak langsung menjawab, matanya terpejam sesaat. Jelas ada keengganan terpupuk menyedihkan.
"Jika itu jalan terakhir untuk membuatnya bahagia. Maka kita harus melakukannya."
Seketika itu juga raut wajah Mikey tambah mengeras. Emosinya semakin meluap tak terkendali. "Omong kosong. Aku tidak akan mau."
"Jangan egois, Mikey!" bentak Draken tersulut emosi. Di sebelahnya Emma tersentak, baru kali ini dia melihat Draken benar-benar murka.
Menyadari getar ketakutan wanita pujaan hatinya, yang entah mengapa di dunia baru ini telah berganti status menjadi tunangan, Draken menghela napas gusar. Lalu, menatap lembut Mikey yang mematung di tempat. Masih dengan ekspresi kalut yang sama.
"Mengertilah, Mikey. Ini demi kebaikannya. Kita tidak bisa terus-menerus membuat dia menderita."
Mikey terdiam. Di satu sisi, dia setuju. Bagaimanapun setelah mendengar cerita dari Masaru tentang keadaan Takemichi dan keluarganya, Mikey merasa sangat bersalah.
Jika bersujud di depan Crybaby akan sedikit mengurangi kesalahan itu, maka Mikey akan melakukannya. Bersujud memohon pengampunan dan maaf atas segala kesalahannya di timeline awal.
Akan tetapi, Mikey tahu itu semua tidak lagi berarti. Takemichi telah kehilangan memori. Bahkan Kasaannya sendiri menjadi korban. Ingatan masa lalu hanya akan memicu duka hati.
Dan Mikey tidak mau Takemichi merasakan kesakitan itu lagi. Namun, Mikey tidak sanggup jika harus menjauhi Crybaby.
Draken kemudian beralih melihat ke arah teman-temannya yang lain. "Terkhusus untuk kalian juga. Jangan ada lagi yang mendekati Takemitchy. Biarkan dia sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Berhenti Menjadi Pahlawan (MAITAKE)
FanfictionCharacter milik Ken Wakui Setelah dihajar habis-habisan oleh Mikey pasca pertarungan tiga dewa, Takemichi kembali ke Timeline Original. Di dunia yang baru ini tidak ada yang mati. Namun, Takemichi melupakan semua hal yang berkaitan dengan Toman dan...