Angin berhembus kencang menyambut musim dingin. Matahari mulai menyingsing tenggelam di garis bumi. Mereka benar-benar mengelilingi Seoul seharian. Mengunjungi berbagai pusat budaya dan museum. Wisata kuliner kecil-kecilan mencicipi berbagai jajanan di kedai-kedai yang mereka temui sepanjang jalan.
Keduanya memilih berjalan kaki, meninggalkan supir serta mobil yang terparkir di halaman balai kota. Meskipun begitu, penjagaan tetap ketat. Para penjaga mengawasi mereka dari kejauhan, memastikan keduanya aman dan tetap memiliki privasi.
Taehyung dan Jeongguk nampak menikmati waktu mereka berdua. Tertawa akan banyak lelucon dan cerita yang mereka bagi satu sama lain di sela-sela obrolan tentang sejarah-sejarah Korea.
Jeongguk memang memiliki darah keturunan Korea yang kental. Mama dan Papa Jeon lahir sebagai orang Asia. Namun Jeongguk lahir dan besar di Eropa. Tidak banyak kebudayaan Korea yang dia tahu meskipun sejak kecil di ajari menggunakan bahasa ibu.
Berakhir beristirahat di taman dekat sungai han. Menikmati langit sore dengan ice cream di masing-masing tangan mereka. Tidak ada obrolan sama sekali, hanya keheningan yang nyaman menyelimuti keduanya.
"Taehyung-ssi."
"Hmm?" Taehyung memasukkan satu sendok ice cream ke mulutnya sembari menoleh pada Jeongguk. Menunggu Alpha itu menyelesaikan kalimatnya.
"Soal obrolan kita semalam..." Ada jeda beberapa saat, sorot mata Jeongguk nampak jauh menyorot langit sore. Sejenak membuat Taehyung terpana. "...kau sungguh-sungguh menerima tawaranku?" Jeongguk lantas menoleh dan balas menatap tepat pada sepasang hazel Taehyung.
"Bukan kah aku sudah setuju semalam? Apa yang membuat Jeongguk-ssi menanyakannya lagi?"
Jeongguk menarik nafasnya cukup dalam dan menghembuskannya keras-keras. Kepala pria Alpha itu menunduk, nampak memperhatikan jemari tangannya yang kokoh dengan pandangan kosong. "Entahlah. Setelah ku pikir lagi, kau memiliki hak untuk menolak. Kami adalah orang asing, tiba-tiba datang dengan tawaran perjodohan tentu saja mengejutkan. Aku tidak ingin memaksamu."
Senyum Taehyung masih terlukis. Tidak luntur sama sekali. "Aku tidak mengerti sebenarnya kenapa aku benar-benar percaya pada Jeongguk-ssi. Tapi aku mau mencoba. Dari sekian banyak Alpha yang pernah memintaku sebagai mate mereka, aku tidak pernah bertemu yang sesopan Jeongguk-ssi. Jeongguk-ssi membuatku ingin mencoba. Jadi, aku benar-benar yakin."
Keduanya tenggelam dalam manik masing-masing selama beberapa saat. Jeongguk sempat melirik pada sepasang tangan Taehyung yang terkulai di atas paha sang Omega, sebelum kembali menatap Taehyung dengan gugup.
"Taehyung-ssi, boleh aku meminta izin meminjam tanganmu?"
Wajah Taehyung sontak merona malu, namun tetap mengangguk dan membiarkan Jeongguk menggenggam tangannya. Taehyung merasa tangannya sedikit diremas lembut sebelum diangkat dan dibawa mendekat ke bibir sang Alpha.
Tubuh Jeongguk sedikit menunduk, mengecup punggung tangan Taehyung dengan begitu lembut sembari menutup matanya.
"Terimakasih banyak sudah mau mencoba bersamaku. Aku akan menjagamu dengan baik."
Nafas Taehyung sempat tercekat gugup ketika tangannya di kecup, namun senyum lembutnya terulas kembali ketika sepasang iris hitam Jeongguk menatapnya dengan yakin. Taehyung menganggukkan kepalanya, merasa begitu terharu sebab selama dia hidup, Jeongguk satu-satunya Alpha yang meminta dirinya dengan cara baik. Lebih dari sekedar baik.
"Kembali kasih Jeongguk-ssi."
| end of Serendipity
[ hello, book A resmi selesai ya ceritanya. aku mulai Book B nya kapan? belum tau juga. seperti biasa, jangan di tunggu. wkwk. ]
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ SERENDIPITY | BOOK A
FanficJeongguk menemukannya, bahkan sebelum menatap sosoknya. -- Jeongguk adalah seorang Pure Alpha dari sebuah pack besar di daratan Eropa. Dia dan keluarganya datang ke Korea, bukan tanpa alasan.