"Papah Papah, lihat ini!", panggil Jaeyun sambil berlari kearah Ayahnya.
"Eh anak Papah udah pulang, gimana? Seru ga main sama Oma?", Heeseung merentangkan tangannya bersiap menyambut putranya dengan sebuah pelukan.
"Seru Papah, Oma ajak Jaeyun ke tante Dokter. Gigi Jaeyun di cabut sama tante Dokter", jelasnya sambil menampilkan deretan giginya.
"Wahh, nangis ga waktu di cabut giginya?"
"Ngga Papah, Jaeyun kan anak kuat dan pemberani!", Jaeyun mengeluarkan sebuah kantong plastik berisi gigi kecilnya.
"Nanti sebelum tidur taruh giginya dibawah bantal ya, soalnya mau dibawa Ibu Peri ke pulau Gigi", ucap Heeseung sambil mengelus kepala anaknya.
"Kalau begitu nanti dikasi hadiah ga sama Ibu Perinya?"
"Dikasi kok, tapi Jaeyun harus nulis permintaan Jae di kertas. Terus taruh dibawah bantal sama gigi nya"
"Baik Papah"
.
.
."Aloo Om Cookies", sapa Jaeyun sambil membukakan Beomgyu pintu.
"Halo juga, Bapak mu dimana? Lagi ngapel sama Janda ya?", sapa balik Beomgyu.
Maklum lah Beomgyu sama Heeseung suka ngomongin Janda di gang sebelah yang katanya baru ditinggalin warisan banyak banget sama suaminya.
"Papah lagi diatas Om Cookies, langsung naik aja ke ruang kerja Papah"
Beomgyu berjalan ke ruangan Heeseung diikuti Jaeyun dengan kaki kecilnya. Malam itu Beomgyu berniat curhat kepada temannya karna habis bertengkar dengan sang istri.
"Seung.. Istri gue Seung", panggil Beomgyu dramatis dari arah pintu.
"Hah? Bini Lo kenapa? Lahiran?"
"Kaga aelah, bunting aja kaga gimana mau lahiran", Beomgyu berpindah masuk ke ruangan itu. Duduk di lantai sambil bersandar ke salah satu rak buku.
"Ya trus kenapa?", tanya Heeseung sambil berpindah juga. Masa iya temannya duduk dibawah dan dia duduk di kursi.
"Gua kaga dikasi tidur dikamar gara gara ninggalin kotak bekal gue di kantor", keluhnya.
"Ya Elu sih, udah tau prabotan bini Lo itu seharga harga diri, make acara di ilangin lagi"
Jaeyun yang tak paham akan perbincangan kedua orang tua itu hanya bisa ikut duduk dan mendengarkan. Doakan saja pembicaraan mereka berdua tidak mengarah ke hal yang tidak tidak.
"Lha, kok lu malah nyalahin gue sih? Gue kira hubungan kita spesial kaya nasi goreng karet dua"
"Mending Lo pulang trus bujuk bini Lo, gue ga nerima tamu buat nginep ya. Udah tau rumah gue cuma isi satu kamar"
"Eh tapi Seung, kalo lu punya Bini ntar Jaeyun tidur dimana?"
"Tidur bareng Papah Mamah", jawab Jaeyun tiba tiba dengan semangat.
Beomgyu menatap Heeseung dengan penuh arti, begitupun sebaliknya.
"Emang Lo yakin gue ga bakal membujang seumur hidup? Gue takut sama kehidupan pernikahan setelah ngelihat Bokap Nyokap gue", ucap Heeseung mengalihkan pembicaraan.
"Ah aelah, kehidupan pernikahan itu ga semuanya buruk, contohnya kaya kehidupan pernikahan gue", sombongnya.
"Indah apanya? Buktinya lo sekarang lagi curhat soal Bini Lo", Beomgyu yang mendengar hal itu langsung meneguk ludahnya paksa.
"Yayaya terserah Lo deh, gue mau balik aja kalo disini kena roasting mulu. Cape gue", pamit Beomgyu.
"Eh Gyu jangan pulang dulu", cegat Heeseung tiba tiba membuat Beomgyu tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halcyon
Fanfictionkelanjutannya "Why I Can't?" Kak.. Cuma tentang Heeseung yang sibuk ngurusin anaknya. Jaeyun