Benih Kedua

169 22 1
                                    


Song : Homura - LiSA




***

2.

Kenapa?

Merupakan pertanyaan yang paling banyak dipertanyakan dalam hidup. Karena kita dilahirkan sebagai seorang manusia, memiliki otak untuk berpikir lebih logis, dan menjadi lebih pintar dari seekor hewan.
Seperti yang kita ketahui, hewan memiliki otak dengan tingkat kepintaran yang berbeda jauh lebih rendah daripada manusia. Toh, pikirannya hanya 'bertahan hidup', dan selebihnya hanya menggunakan insting.
Berbeda dengan kita manusia, yang tidak hanya bertahan hidup. Kita pasti pernah bertanya - tanya,

Kenapa kita hidup?

Mau dalam situasi bahagia, biasa saja?, dan terpuruk sekalipun.
Fase itu, tengah dialami anak lelaki yang baru memasuki masa menuju dewasanya ini.

Eren Jaeger, begitulah namanya.

Lagi - lagi pagi hari datang. Begitu ia membuka kedua netranya, pemikiran itu muncul di benaknya.
Kepalanya terasa berat, mungkin akibat dari menangis semalaman kemarin.

"..." Duduk di pinggiran kasurnya, membuatnya menatap kedua kaki yang menapak lantai. Ia terdiam beberapa saat, dengan isi benak yang benar - benar kosong. Dia menghela nafasnya beberapa saat. "Malas," Katanya kemudian beralih menatap ke arah jendela dengan kain gorden yang telah terbuka. "Bolos sajakah?" Sambungnya.

Satu hal tiba - tiba saja singgah ke dalam otaknya. "Kemana dia?" Tanyanya entah pada siapa, sembari menoleh - nolehkan kepala seraya mencari sesuatu.
Hingga sesuatu yang dicarinya tak ditemukan, ia berdiri dari duduknya. Berencana mengambil alat elektronik yang terletak di atas meja sebelah kasurnya. Sampai ia menemukan secarik kertas berada di samping benda kotak itu. Tulisan gadis itu, pikirnya.

Aku sudah pulang.
Jangan lupa sarapan. Aku menyiapkan roti di meja.

P.S : Jangan bolos.

Meski hanya sesaat, secarik kertas itu berhasil menanam senyum di wajah Eren.
Sekarang, bagaimana dia bolos? Toh sudah diperingatkan seperti itu. Mau tidak mau, dia harus mengangkat kedua kakinya berjalan ke kamar mandi.


***


Hari inipun, aku menantikan senyumanmu.

Tak lupa dengan smiley face di samping tulisan. Sudah kebiasaan dipagi hari Eren mendapatkan sekotak bekal tersedia di atas mejanya.
Membuat pria itu tak habis pikir, apa yang diinginkan gadis itu. Padahal baru saja kemarin ia menolak Eren. Tidakkah Mikasa sadar, bahwa bekal itu hanya akan memberikan harapan palsu pada Eren? Setidaknya itu yang berada dibenaknya saat ini.

Membuatnya memperhatikan gadis yang sedang ada di pikirannya itu. Tidak jauh, hanya beberapa bangku di depan sebelah kanan dari posisinya.
Posisi yang sangat dicintai oleh kebanyakan murid pemalas–termasuk Eren, ia duduk di bangku paling belakang sebelah kiri, sebelah jendela yang selalu terbuka selama pelajaran berlangsung. Pengecualian saat musim dingin.

Sedangkan Mikasa masih berusaha untuk mengurangi interaksi dengan sahabat masa kecilnya itu. Ia mulai mencoba berbicara dengan anak gadis di bangku sebelahnya.
Pemandangan itu cukup menyakitkan Eren, lantaran perilaku Mikasa yang dengan jelas sedang menjauhi Eren.

"Sekarang,"

"Apa hubungan kita?" Gumamnya menopang dagu. Mencoba mengalihkan pikirannya dengan memperhatikan pemandangan dari luar jendela. Membuat matanya menangkap kehadiran satu gadis di bawah sana.
Benar saja tebakannya–itu dia, pikirnya. Setidaknya, tawa gadis itu membantunya melupakan Mikasa untuk sebentar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dandelion [Eren x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang