Hard To Please – Bonus Chapter
*
*
Hubungi aku jika kau merasa kesepian.
Taehyun mengucek matanya seraya mengecek pesan tersebut. Bibirnya melengkung membentuk senyum tipis. Si Beomgyu itu tak ada kapoknya. Bahkan setelah Soobin muncul tempo hari, Beomgyu sepertinya masih gigih mengejar-ngejar Taehyun seolah Taehyun kesepian.
Yah, agak kesepian.
Setidaknya sekarang lebih baik daripada sebelumnya—Soobin pulang tepat waktu! Dan memasak! Dan bermesraan dengannya sebelum tidur! Taehyun tersipu singkat. Sebenarnya, Soobin sosok yang romantis, hanya saja yah dia agak kaku jadi sulit menunjukannya. Dia bisa "ahli" selama di ranjang, tapi untuk berbicara empat mata membahas pernikahan, yeah, itu agak sulit.
"Sayang, aku akan pulang agak terlambat." Soobin mengecup kening Taehyun sewaktu bangkit dari kursi. Mereka beres sarapan, dan Taehyun baru sadar seraya menaruh ponselnya. Beomgyu pasti akan tetap berulah, mungkin meneleponnya. Tapi setidaknya, Taehyun jadi terhibur.
Taehyun tersenyum pada Soobin. "Hati-hati."
"Apa kegiatanmu hari ini?" Check one. Soobin mulai membangun percakapan singkat yang menyangkut Taehyun. Yah, Taehyun akui usahanya patut diacungi jempol. "Cukup sibuk?"
"Yah, aku ikut kelas memasak. Kau tahu, kok aku jadi tertarik banget dengan memasak. Apalagi akhir minggu ini, kita akan mengadakan open house karena arisan teman-temanku."
"Ah, teman dari agensimu dulu, ya?"
Taehyun mengangguk antusias.
"Baik. Jangan terlalu lelah." Check two. Dia perhatian dengan kesehatan Taehyun. Soobin mengulas senyum seraya mengusap kepala Taehyun. Kemudian mengecup kening Taehyun lagi. Setelah acara cipika-cipiki yang mengejutkan, Soobin pun berangkat. Taehyun melihat mobilnya melaju pergi.
Sesaat dia masuk dan mengecek ponselnya, si Beomgyu benar-benar berulah! Dia setidaknya mengirimkan sepuluh pesan, kira-kira berisi:
Aku tahu kau sendirian.
Hei, akan ada pesta hari Sabtu lagi.
Berminat ikut?
Tahu, tidak. Aku sangat senang melihatmu.
Suamimu itu agak mengesalkan, bukan.
Dan sebagainya. Beomgyu tak berubah; berisik seperti biasanya.
*
*
Soobin memanggil sekretarisnya. Di ruang kerjanya, dia melepaskan kacamata baca seraya menanti sosok itu masuk. Setelah membungkuk, gadis berperawakan tinggi itu bertanya apa yang Soobin butuhkan. "Bisa belikan hadiah untuk suamiku? Apa saja pilihkan yang bagus."
"Hm? Seperti apa, Sir?"
"Aku tak tahu pasti. Tapi dia suka memasak akhir-akhir ini. Mungkin satu set peralatan memasak? Atau mungkin kelas khusus memasak dengan chef terbaik yang kau kenali?"
Sekretarisnya mulai mencatat. "Apakah ada lagi, Sir?"
"Kurasa tidak. Terima kasih, Jen."
Jen pun mengangguk, kemudian pamit lagi. Sebelum keluar dari ruangan, dia berbalik. "Berkas yang Anda minta sudah saya kirimkan via e-mail. Dan selama Anda cuti, ada sejumlah pesan dari anggota senat lain yang sepertinya tak sempat menghubungi Anda. Saya akan kirimkan salinanya via e-mail pula. Kebetulan sudah saya susun."
KAMU SEDANG MEMBACA
HARD TO PLEASE | soobtyun ✔
FanficTaehyun membayangkan rumah tangganya dengan Soobin berlangsung indah. Namun realitanya tak demikian. Kesibukan menyita waktu Soobin, membuat Taehyun kesepian dan kurang belaian. Saat Taehyun mulai jengah dengan alur hubungan mereka yang stagnan, ap...