3- Unexpecdly

6 2 0
                                    

○○○

Kedua mata lelaki itu nyaris lepas, ia bener-bener terkejut kala melihat apa yang di depan matanya.

Namun berapa detik, ekspresinya berubah datar. "Oh, lo di sini?" Tawaan remeh melontari mulutnya "Ngapain lo?"

Akan tetapi, wanita itu menampik raut wajah yang tak dapat di ekspersikan, walaupun ia juga tak kalah terkejut dan sejuta pertanyaan yang mencampuri kepalanya saat ini.

"Mengapa dia bisa ada di sini?"

Vai yang di samping Helia di buat bingung dengan situasi ini, namun sedetik kemudian ia paham apa yang ada dipikiran wanita itu.

"Kok lo bisa di sini?" Tanya Vai  seolah tau apa yang ada dibenak Helia.

Razan berdecih "Cm! Gue nyasar" decaknya, sambil mengumpat dalam hati.

Vai menatap lelaki di hapadannya dengan tatapan tak suka.

"Napa sakit mata lo? Gue cakep gue tau," ujar Razan mengsinis.

Vai merotasikan mata malas. "Lo ngapain masih di sini? Oh gue tau jangan-jangan lo mau tuker  kelamin ya?"

Kini kekesalan Razan sudah diambang batas, berbagai sumpah serapah yang ia lantuni dalam hati. Namun lelaki itu hanya diam saja, lantas pergi meninggalkan tempat laknat ini.

Sialan apes apes apes!

"Kamu kenal dia?" Tanya Vai melangkah memutar keran air yang meluncur deras.

"Kami saudara kandung" jawab Helia menghembus napas pelan.

Vai mendengar itu mengangguk, biarlah menjadi urusan mereka, ia tak mau mengikut campuri privasi hak wanita itu.

Kemudian, gadis itu memandang cermin penuh percaya diri sembari tersenyum sendiri.

"Kalau gue nikah sama jimin, gue bakal giveawayin apartement dan 1 unit mobil" Vai menoleh Helia sekilas, kembali bercermin.

Helia terkekeh geli "Yakin? Emang dia mau sama kamu?" JLEB!!

"Jahat banget sih kamu! Namanya jodoh enggak ada yang tau!"

"Iya, jodoh emang enggak ada yang tau, kalaupun emang kalian berjodoh..." ucap Helia menggantung kalimatnya.

"Genggamanku tasbih dan genggaman Dia rosario..."balas Vai sendu, menghela napas.

Helia tersenyum kecil, kemudian tangan gadis itu mengusap bahu Vai penuh kelembutan.

"Kamu boleh menyukai siapapun, itu adalah hak kamu, tapi kamu jangan sampai melupakan siapa yang menciptakan kita hingga kita di beri kehidupan"

Pembicaraan Helia yang panjang, mampu membuat Vai menohok hingga tak mampu membantah sedikitpun.

Benar apa yang di ucapkan gadis itu, dia yang terlalu melebihkan perasaannya, juga terlalu lebay menganggap keseriusan.

Kini ia hanya bisa merenung, dan tak mampu melawan garis takdir yang sudah Tuhan tetapkan pada manusia.

● ● ●

Segerombol lelaki di sudut ruangan, telah menegukkan puluhan gelas kecil yang berisi minuman persentase tinggi itu.

Hingga beling-beling minuman terburai membentuk serpihan kecil yang membuat lantai terkena percikan aroma khasnya.

BRAKKK

Terdengar gemparan keras dari sang pelaku yang tengah berdiri membusungkan badannya juga kepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SPRING HALLWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang