Happy reading❤
●●
2. Simpang Siur
●●
𝓓𝓮𝓿𝓲𝓴𝓪 𝓼𝓱𝓪𝓴𝓪𝓵𝔂𝓪
Saat ini Helia berada di taman belakang, sembari membuat kerajinan tangan dari bahan stick, selama 3 jam, dia sudah menghasilkan berbagai ragam aneka maha karya.Seperti vas bunga, lemari mini, bingkai foto, tempat pensil dan berbagai lainnya.
"HELIAAA!"
Teriakan sang ibu, terdengar pekik dari arah dapur, membuat aktivitas tangannya terhenti.
Buru-buru Helia beranjak dari duduknya, lalu berjalan sembari memegang tongkat menghampiri ibunya.
"Lelet banget jalannya!"
Dengan langkah perlahan, terlihat geram di mata Ibu, dengan paksa langsung di tarik tangan kirinya.
"Buatin saya sarapan sekalian bersihin dapur!"
Ungungnya ia bisa menyeimbangi tubuh dan tongkatnya, Helia membalas tersenyum "Baik Ibu"
"Dan satu lagi, setelah ini kamu jualan kue keliling dan tidak ada satupun yang tidak laku!"
Helia mengangguk, tak lama ibunya meninggalkan dapur dengan terburu-buru karna ada panggilam telepon masuk.
Dengan gerak cekat, ia bergegas membuat sarapan sekaligus membersihin dapur yang di perintah ibunya.
"Kamu ngeyel kali dibilangin!"
Suara seseorang menghampiri dari belakang, membuat ia terkejut."Kamu sering lagi muncul tiba-tiba" desisnya. Untung aja tuh orang gak muncul langsung.
Tak menghiraukan, Elvan langsung merebut cangkir yang Helia pegang.
"Biar aku yang lakuin semua ini"Helia menggeleng kuat, tak terima dengan paksaan lelaki itu, karna ini sudah menjadi tanggung jawabnya.
"Aku lihat kerajinanmu belum terselesaikan" Katanya, tak mau mengalah.
"Kamu ini kapan dengerin aku?" Keluhnya, menghela kasar.
"Iya aku sekarang lagi dengerin kamu"
"Tapi kamu masih aja ngelakuin Heliaaa" Decaknya.
"Apa salahnya? Ini sudah menjadi tanggung jawabku" balas Helia sedikit meninggikan suaranya.
"Di luar hujan deras, jangan sok bandel!" Gemasnya, menahan kekesalan dengan wanita di hadapannya, susah di bilangin.
Helia menghela pelan "Kan ada tempat teduh" lanjutnya tersenyum, Gadis itu memegang kedua tangan Elvan.
"Sebentar" Elvan beranjak pergi setelah mengatakn satu kata, mau tak mau Helia mengangguk.
Ntahlah dia mau ngapain, yang jelas Helia sama sekali tidak tahu.
Sambil menunggu, ia melanjuti menyusun cangkir yang menyisakan dua biji ke r----
"Loh apa ini!?" Helia mengkerut dalam, benar-benar terkejut.
Gadis itu mencoba meraba sesuatu yang membalut tubuh dan kepalanya "Apa ini?"
"Jangan sampai kamu berani lepas" bisik Elvan menyambar telinga Helia, membuat kikisan jarak mereka hanya sejengkal.
Tentu mendapat perlakuan semacam ini, Helia mematung tanpa suara.
Coba kalian di posisi Helia, gimana rasanya? Kalau Helia sih ingin menjatuhkan diri ke jurang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPRING HALLWAY
FanfictionDevika Shakalya Gadis Tunanetra yang memiliki wajah Dewi mampu memikat siapapun pada pesonanya. Memiliki orang tua dengan harta tajir melintir tujuh kali lipat tak pernah habis! Apakah semua itu mampu menjamin ketentraman hidup? Kayintezar...