Two

11.4K 445 12
                                    

Kamsahamnidaa~ buat yg udh vote n' comment..
😊❤


























"Hei kau baik-baik saja..?" merasa ada yang menyentuh bahunya, Donghyuck buru-buru bangkit dan menatap tajam orang di depannya, meski harus sedikit mendongak.

"Singkirkan tanganmu, brengsek!" lalu berlari meninggalkan tempat itu tanpa tahu pria di sana masih setia memandangi punggungnya.

"Tuan Jeno, apa sebaiknya kita pergi dari sini. Jalanan menjadi sangat ramai"

Jeno tak menggubris perkataan pria di sampingnya, dirinya masih setengah terkejut karna pemuda tadi. Matanya yang indah dan suaranya masih terngiang di otak Jeno.

'Bagaimana bisa dia mengumpat dengan suara menggemaskan'

"Kita cari toko lain saja paman" Jeno berbalik, netranya memicing kearah keramaian.

"Dasar manusia-manusia serakah, mereka benar-benar tak punya perasaan" Jeno berjalan menuju mobilnya, niatnya ingin membeli kado untuk temannya. Tapi malah hancur berantakan karena orang-orang ini tak memberinya akses jalan sedikitpun.

Jeno menatap miris saat hampir semua orang mengarahkan ponsel mereka, ketika para kru ambulan memindahkan korban kecelakaan ke mobil. Bahkan ada beberapa dari mereka yang dengan santai merekam vlog tanpa beban.






-

Brukk

Donghyuck meringis menatap luka gores di kakinya. Darah segar perlahan keluar, segera ia menyekanya.

"Sial" ia kembali berjalan perlahan. Salah dia sendiri yang berlari tanpa melihat jalan di depan, sampai tak sengaja tersandung.

Setelah membuka pintu, ia langsung duduk di sofa. Bersebelahan dengan sang kakak yang menatapnya heran. Sedetik kemudian Dongwook bangkit dengan wajah terkejut.

"Ya! kau terluka Hyuck ah, apa yang terjadi..? Akan kuambilkan perban"

"Hanya tergores batu hyung, kau berlebihan.. "

Sebenarnya lukanya tak terlalu parah namun Donghyuck tak protes ketika Dongwook mulai berjongkok. Membersihkan lukanya lalu memasang perban dikakinya. Seusai mengobati, Dongwook menyempatkan mencium luka di kaki Donghyuck.

"Ada hal penting yang harus kau lakukan" Dongwook kembali duduk dan menatap serius adiknya.

"Ng ada apa..? Apa kita akan beraksi lagi hyung..?" Donghyuck mulai fokus mendengarkan kakaknya. Tangannya meraih bungkus rokok dari dalam plastik tadi.

"3 hari lagi ada acara pesta di bar Blue Diamond. Aku ingin kau pergi ke sana, sendirian"

Gerakkannya terhenti, mata bulatnya melotot ke arah Dongwook. Kenapa ia harus ke sana sendirian?.

"Hyung ada urusan di tempat lain, kalau semua urusannya selesai, hyung akan langsung menyusulmu. Okee..?" dielusnya tangan Donghyuck penuh perasaan.

"Benarkah..? Aku takut tertangkap polisi jika pergi sendirian hyung.." yang termuda menatap cemas Dongwook.

"Iyaa.. Hyung janji, setelah pekerjaan ini selesai kita bisa berlibur ke luar negeri. Hanya kita berdua"

Donghyuck mengangguk pasrah dalam pelukan sang kakak, Dongwook yang merasakan kecemasan adiknya berusaha menenangkannya. Mengelus rambut adiknya lalu perlahan mengangkat dagu Donghyuck dan langsung meraup bibirnya.

'Kau membuatku tak tahan, Donghyuckie..'







-

Tok tok tok!

"Jaemin ah, kau di dalam..?"

"Eoh, masuk saja Jen" setelah mendengar suara barusan, Jeno segera membuka pintu dan perlahan masuk.

Ia sedikit terkejut melihat banyak cup kopi hitam di atas meja Jaemin. Sedangkan empunya sibuk meng-scrolling layar komputer.

"Kau gila Jaemin ah, jangan bilang kau tak tidur dari kemarin..?" Jeno berpindah ke sebelah kanan Jaemin, melihat apa yang dikerjakannya sampai lupa waktu begini.

"Aku sangat khawatir Jen, ini sudah hari kedua sejak dia menghilang. Aku bahkan sudah mengecek tiap mobil yang melewati sekitar rumahnya. Tapi nihil, mobil aneh itu hanya sekali melintas di sana. Nomor platnya seperti sengaja ditutupi". Jaemin mengusak rambutnya frustasi.

Perlahan Jeno mengusap pundak sahabatnya, ia paham bagaimana rasanya ditinggal orang tersayang. Ia juga khawatir saat mendengar ada pencuri yang merampok rumah salah satu temannya diwaktu tengah malam. Bahkan kamera pengawas di dalam rumah telah dimatikan saat orang misterius itu berulah. Nasib baik kamera halaman belakang masih menyala, sehingga ada bukti kejadian yang jelas.

Meski tampak blur, di video itu terekam bagaimana kejamnya pelaku menyeret temannya yang sudah tak bergerak, dan memasukkan ke dalam mobil yang model nya pernah Jeno lihat sebelumnya.

'Apa mungkin pelakunya orang yang sama seperti kejadian dulu. Apa yang sedang dia incar??' batin Jeno.

"Kita serahkan saja pada polisi, kau tahu polisi Korea sangat handal dalam mencari sesuatu yang hilang. Ngomong-ngomong kau sudah beli kado untuk Jaehyun hyung..?" Jeno berusaha mencairkan suasana.

"Belum, aku akan persiapkan saat hari H nanti. Lagian acaranya juga 3 hari kedepan, kenapa buru-buru sekali" Jaemin beranjak dari duduknya. Dengan segera Jeno merangkulnya, mengajaknya keluar dari ruangan pribadi Jaemin.

"Bagaimana kalau kutraktir makan steak. Ayolahh, jangan berlarut dalam sedih terlalu dalam Jaemin ah.. " Jeno menyamakan langkah Jaemin yang terlihat malas-malasan.

"Perasaanku tak enak Jen. Apa aku masih bisa berharap, Jeno ya..?"

Jeno bungkam, ia sudah tahu jawabannya. Tapi akan terasa kejam jika ia mengatakannya secara langsung. Jadilah ia hanya menepuk berkali-kali bahu sahabatnya.


















Annyeoooong....

Sebenernya niat awal pngn jadiin cerita oneshoot, tp kok kepanjangen.. Akhirnya kuputusin buat bagi2 beberapa chapter dehh 😅

Aku bakal double update kalo vote-nya nambah hehee🤭🤭, ceritanya udh end, cuma tinggal tambah2in kekurangan tok...

Gmn, awalannya ngebosenin ngga??


Vote+comment jan lupa yaaa yeorobuuun...

Ferocity | Lee Haechan🔞 <END>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang