Home baru

15.3K 777 1
                                    


⚠️Selalu di ingetin follow dulu sebelum baca⚠️

HAPPY READING

*

*

*

*

"Revan, ayah titip anak ayah ke kamu, sekarang Viona udah jadi tanggung jawab kamu. Jaga dia didik dia ke jalan yang lebih baik." ucap Andhika menepuk bahu Revan dan memeluk tubuh tegap cowok yang sudah menjadi menantunya.

"Revan usahain, Yah,"

Di sisi lain Viona masih memeluk tubuh bundanya, merasa ada yang hilang kalau dia harus berpisah. Selama ini dia hidup bergantung pada orang tuanya tapi hari ini Viona harus tinggal bersma Revan, laki-laki yang sudah menjadi suaminya.

"Bunda hiks,"

"Lebay banget, ayok buruan!" decak Revan, karna kalau udah sampai di rumah barunya pasti harus di bersihin dulu. Tapi gadis di depanya ini masih saja merengek.

"Revan, jangan gitu!" Tegas Winda, karna anak nya sama sekali tidak sabaran.

Revan hanya memutar mata jengah, emang cewe mah ribet, pindah rumah doang banyak drama, pikirnya.

"Ayok sayang Revan udah nungguin tuh, lagian bunda sama ayah juga mau ke surabaya dulu di sana ada yang harus di urusin, kamu juga takut kalau sendiri di rumah. Nanti kalau udah pulang bunda bakal main ke rumah kamu," Ucap Gina.

Viona mengangguk lesu, "bunda sama ayah jaga kesehatan, Viona pasti bakal kangen sama kalian. Viona pamit, assalamualaikum."

"Waalaikum salam,"

Setelah keduanya menyalimi tangan orang tua dan juga mertuanya, mereka berjalan ke arah mobil untuk pergi ke rumah barunya.

Viona di dalam mobil tidak mengeluarkan suara dia menatap ke arah luar jendela sama sekali tidak melirik Revan karna kesal terhadap Revan yang tak sabaran dan juga jangan lupakan tentang semalam.

Revan melirk ke arah Viona yang sedang membelakanginya. Karna Viona dari tadi diam terus dengan jailnya Revan menyetel lagu dengan suara keras.

"Revan apa-apaan sih budek kuping gue!"

Revan tidak memperdulikanya dia malah menggoyang-goyangkan kepala mengikuti alunan musik.

"Ngapain di matiin?!" Nyolot Revan karna musik nya di matiin Viona.

"Brisik!"

Ketika Revan ingin menyetel musik kembali tanganya langsung di geplak Viona.

"Lo apa-apaan asal geplak? Sampe merah gini tangan gue,"

"Bodo,"

"Emang bener yang pernah gue baca di medsos, tangan cewe di ciptakan untuk menggeplak orang yang tidak bersalah,"

"Lo salah,"

"Letak ke kesalahan gue dimana coba, gue tanya?"

"Pikir,"

"Gue ga pinter, makanya gabisa mikir,"

"Terserah,"

Revan sudah tidak melanjutkan ributnya karna Viona sudah mengeluarkan kata yang tidak bisa Revan jawab.

Setelah perjalanan 1 jam kurang, akhirnya mereka sampai di rumah yang udah di siapin. Rumahnya tidak besar dan juga tidak kecil, terdapai dua lantai cukup lah untuk mereka berdua tempati malahan sangat cukup

"Cepet, angkat barang-barang yang ada di mobil, terus bawa masuk,"

"Enak aja, lo yang angkat masih ingat kan perkataan ayah tadi, lo yang harus tanggung jawab. Jadi itu semua lo yang angkat gue gamau," bela Viona ga mau kalah dari Revan, yang se enaknya menyuruh-nyuruh.

"Gak! itu barang-barang lo banyak banget, punya gue cuma sedikit,"

"NO, gua gamau itu tanggung jawab lo!"

"Yaudah bareng-bareng, bantuin biar cepet kelar," finaly Revan.

"Yaudah nih, gua bantuin," ucap Viona menyeret satu koper walaupun ogah-ogahan.

"Yaudah nih, gua bantuin," ucap Viona menyeret satu koper walaupun ogah-ogahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bayangin aja di depanya ada rumah wk

Setelah masuk kerumah baru, mereka berdua memutuskan langsung ke kamar yang ada di lantai atas, karna di bawah emang ga ada kamar.

"Kamar nya cuma ada satu?" Tanya Viona karna di atas cuma ada satu pintu dan sopa ruang keluaraga, mungkin.

"Iya, cuma satu kenapa?"

"Rumah doang gede, kamar cuma satu" cibir Viona.

"Kenapa, lo ga mau sekamar, sama gue?"

"Iya, gua gamu tidur sama lo, takut lo apa-apain gue!"

"Yaudah, tuh ada gudang di deket dapur kalau lo ga mau tidur sama gue. Sono tidur di gudang aja" ucap Revan, "lagian ya, walaupun gua tidur sama lo, gua ga bakal nyetuh lo tanpa perijinan dari lo dulu. Sesuai pejanjian di awal,"

"Tapi semua ga ada yang tau, bisa aja lo di bisikin setan, terus gua lagi tidur lo grepe-grepe gue," ucap Viona "satu lagi gua sih ogah tidur di gudang, lo aja sono," Viona langsung masuk ke kamar yang kebetulan tidak di kunci, tanpa memperdulikan Revan yang masih berceloteh.

"Mana mau gua grepe-grepe lo, badan kecil kayak gitu bukan selera gua." Balas Revan mengikuti masuk ke kamar.

***

Setelah merapikan baju dan membersihkan kamar dan juga lantai atas yang berdebu, Viona sekarang beralih membersihkan lantai bawah.

"Van bantuin beres-beres, lagian lo ga ada kerjaan juga," ucap Viona sebari mengepel.

"Kata siapa? gua ada kerjaan, nih nonton tv sambil ngemil," jawab Revan, tadi pas mau pindahan, Revan ngambil cemilan yang ada di kulkas rumah mertuanya tanpa ijin.

Contoh mantu kurang asem wkwkw berjanda.

"Lagian beres-beres kan tugas lo!"

"Lah tugas gue, emang lo kira gua BABU LO," sahut Viona dengan suara kecil di akhir, tapi tetap saja kedengeran Revan.

"Gua denger,"

"Bodo amat!"

"Mendingan lo nyantai dulu, sini duduk samping gue," ucap Revan sambil menepuk-nepuk sofa yang ada di sebelahnya.

"Yang ada kalau gua nyantai ga bakalan kelar-kelar nih beresin rumah." Viona melanjutkan ngepelnya, tidak berguna juga meminta bantuan sama Revan.

"REVANN LANTAI NYA BELOM KERING!" Teriak Viona ketika Revan dengan santainya mengijakan kaki di lantai yang masih basah.

"Gue mau ke dapur, ambil minum tenggorokan gue kering," setelah mengatakan itu Revan melenggeng ke dapur.

"Serah lu, gue cape," pasrahnya, Viona melanjutkan mengepelnya yang sedikit lagi selesai.

***

Maafin kalau gaje
Sorry for typo

REVANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang