1

11.4K 1.2K 107
                                    

Getsha berjongkok sembari menggigit bibir bawahnya, kedua tangannya memeluk erat kakinya membuat kepalanya ikut menenggelamkan diantarnya. Orang-orang yang lewat disana berpikir bahwa ia pengemis, dan memberikannya uang receh.

"Hei, kamu."

Getsha mendongak, menatap lelaki yang memanggil, ia merasa lelaki itu memanggilnya.

"Syukurlah kamu sadar. Apa ada yang sakit?"

"Tidak." menggelengkan kepalanya. Menatap sekitar lingkungan yang asing. Kembali menatap lelaki itu. "Ini dimana?" Getsha bertanya.

Semua orang disana menatap dan mengambil eskpresi keanehan kepada Getsha.

Entah, kenapa, jantungnya terasa berhenti sebentar.

"Mungkin dia pasien sakit jiwa yang melarikan diri." sahutnya.

Getsha menatapnya, kebingungan.

"Sebaiknya kamu pulang. Dan lain kali bawa motor yang hati-hati." kata lelaki itu.

Getsha mengangguk, kebingungan lagi.

Tempat ini kini sepi. Derap langkah, lebih sedikit.

Getsha terengah-engah sambil menyusuri jalan ini. Menyedihkan sekali karena ia tidak mengenal tempat ini.

Merunduk menatap motor merah, ini tentu bukan motor miliknya; apa ada orang yang iseng menukar motornya dengan motor ini?

"Tunggu, bagaimana bisa gue ada disini?" berbagai pertanyaan berkumpul, menyerang otaknya.

"Dan ... " memposisikan spion motor kepada wajahnya dengan benar. "ini siapa?"

Getsha mematung. Bisa mendengar degup jantungnya sendiri. "Gue jadi cowok?"

"Transmigrasi."

Kata itu melompat dari bibir Getsha bahkan sebelum ia memikirkannya. Getsha tidak yakin dengan kebenaran yang katakan. Mungkin memang benar, malam yang dingin, membuatnya gemetar. Ia benar-benar takut. Getsha tidak yakin. Tapi, ada banyak perubahan terjadi sekarang ini; lingkungan sekitarnya, rupa tubuh ini, dan orang-orang tersebut membuatnya yakin.

Getsha kembali mengendarai motornya, tidak mengatakan apa-apa.

"Ervandino Darrenic Magenta." kata Getsha. "Benar bukan namamu?" tersenyum tipis dalam dinginnya malam itu.

Getsha terkesiap. Bisa-bisanya ini terjadi pada dirinya.

Mengambil peran seorang figuran dan menjalani hidup seperti anak sma lainnya. Padahal ia sudah lulus, kenapa ia harus bersekolah lagi.

Bernapas lebih cepat, Getsha belum siap untuk ini. Belum. Belum. Tidak seperti ini. Namun, wajahnya, tangannya, rambutnya, menggempur benak Getsha dan ia mencoba, tapi tidak bisa menyingkirkan pikiran itu, tak bisa mengabaikan aroma kulitnya dan keakraban gila pada tubuh ini. Getsha bisa mendengar jantung ini berdebar-debar di dada, bisa melihat gerakan tegang dari rahangnya melalui spion, dapat merasakan kekuatan yang menggelegak diam-diam pada dirinya.

Wajahnya khawatir.
"Kenapa?"

"Tadi gue ke rumah sakit, dapat telfon Alvin kalau Jack kecelakaan dan Jack udah meninggal. Sekarang kenapa bisa disini?"

MAGENTA - BXB ( RE UPLOAD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang