4

8.4K 972 54
                                    

"Woy!"

Merasa dipanggil kedua orang yang sedang duduk berdua asik bercanda itu menoleh ke depan. Menatap pemuda dengan wajah bersih dan segar, tampan namun manis, berjalan kearah mereka berdua.

"Siapa? Ada urusan apa? Mau apa?"

Getsha berdecak mengetahui teman Ervan sangat cerewet, ya dari keliatannya lelaki pendek tengah berdiri dari duduknya itu cerewet sedangkan yang hanya duduk menatap bertanya pada nya. Kalau tidak salah nama mereka Rio dan Rian.

"Ngga kenal gue? Gue Ervan." Ucap Ervan mengenalkan dirinya sendiri.

Dilihat kedua mata Rio itu melotot, mulutnya membuka lalu menutup. Getsha mengetahui bahwa kedua pemuda ini pasti tidak akan mempercayainya.

"Gue serius. Gue Ervan." tekan Ervan sekali lagi.

"Yang bener? Masa lu Ervan? Disaat orang-orang gamau jadi Ervan lu malah ngaku-ngaku Ervan. Sekarang mana sahabat gue? Walau cupu gitu dia sahabat gue tau."

Ini sebenarnya dia menghina Ervan apa bukan?

"Gue jelasin ke kantin. Sekarang gue lapar."
Ervan melangkah pergi meninggalkan mereka yang hanya diam. Tidak, sebenarnya daritadi hanya Rian yang selalu diam.

Rio gegalapan melihat kepergian Ervan.

"Masa Ervan?"

"Samperin." Rian menarik pergelangan tangan Rio dengan kuat, mengikutinya ke kantin menyusul Ervan. Rian ingin tau apa dia benar sahabatnya.

Sampai disana Rian langsung berinisiatif
berjalan ke stand makanan, sementara Rio menghampiri tempat Ervan yang sedang makan siang.
Ervan anak itu makan dengan tenang, tanpa terganggu, tanpa memikirkan kedua teman Ervan yang sedang penasaran atas perubahannya.

"Jelasin!"

Ervan berjengit kaget, matanya sedikit melotot menatap Rio yang datang tiba-tiba duduk di sampingnya. Apa dia keasikan makan mie ayam nya hingga tidak menggunakan instingnya Rio datang kemari?

"Lagi makan, ngga liat?" Ervan menodongkan garpu sejajar dengan mata Rio di depannya.

Rio gegalapan, matanya mengerjap mencari perlindungan dan kebetulan Rian baru saja sampai ke meja mereka. "An, sahabat lu kenapa jadi nyeremin gini?"

"Makan dulu." Rian memberikan semangkok bakso di hadapan Rio membuat pemuda bersurai hitam sedikit kebiruan itu diam.

Mengambil satu pentol disana lalu melahapnya, mengecapnya dengan kecepatan sedikit cepat. Rian yang berada di depannya hanya menatap datar.

"Tapi gue penasaran, tinggal jelasin doang. Biar gue bisa makan dengan tenang." Rio berkata tanpa berpikir.

Ervan mengangguk. Mulai ada rada frustasi memiliki orang di sekitarnya yang cerewet, yang tidak bisa diam jika rasa penasarannya hilang.

"Lu bisa jelasin sekarang, kan?" tanya Rian yang ikut menimpali.

Ervan mengangkat bahu. "Begitulah. Bosen penampilan gue dulu jadul."

Hah?

Rio terdiam sebentar, otaknya masih memproses. Dengan wajah dungu nya dia berkedip dua kali dengan pelan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAGENTA - BXB ( RE UPLOAD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang