Yoo Joonghyuk - Kim Dokja

650 109 12
                                    

Orang Aneh

Yoo Joonghyuk bukan sosok yang menjadi pemilih ekstrim, dia hanya pria pekerja biasa yang bisa tersangkut dimana pun entah itu pedagang kaki lima atau restoran dengan banyak bintang, dia bisa makan segalanya meski ia tetap menyukai makanan buatan tangannya sendiri.

Kling!

"Selamat datang!"

Sapaan ringan terdengar setelah lonceng dibunyikan. Suasana dalam ruang yang hangat sungguh berbeda dari angin yang menusuk dari luar. Bulan Desember telah datang, mengundang musim dingin untuk bermain bersama.

Netra obsidian mulai mengedarkan pandang, menatap interior pada café acak yang ia datangi. Yoo Joonghyuk terlalu malas untuk pulang dan memasak, meski dia bisa.

"Yoo Joonghyuk?"

"Lee Seolhwa, Yoo Sangah."

Pria itu berkerut, bukankah dunia begitu sempit dan aneh. Menemukan dua wanita berpakaian kantoran tengah membawa sekotak kue, mereka terlebih dahulu menyapa pada yang tengah mencari tempat duduk.

"Tidak biasanya kamu pergi ke tempat seperti ini." Sangah benar, walaupun dia adalah sosok yang bisa menyangkut dimana saja pria itu bukanlah tipe yang benar-benar tersangkut pada café seperti ini.

Yoo Joonghyuk sendiri hanya menggeleng pelan, dia tidak tahu dan hanya ikut kemana kakinya pergi, menyeret tubuh besarnya pada café bernuansa cokelat dan hangat.

"Hanya ingin," dia berucap pelan. 

Wanita bersurai cokelat itu mengangguk paham, dia pamit terlebih dahulu dengan Lee Seolhwa disebelahnya. Mereka berjalan keluar, kembali menciptakan suara bel kala membuka pintu kayu beraroma menenangkan.

"Terima kasih telah berkunjung!" Hanya ada satu pelayan disana, dia terus saja menyapa dan memberi salam pada para pelanggan yang masuk.

Yang sebelumnya terhenti kembali berjalan, pergi mendudukan diri pada salah satu kursi kosong menghadap langsung pada jalanan kota yang kini terlapis salju tipis.

Dia belum memutuskan untuk memesan, hanya duduk pada dan menatap lalu lalang orang-orang dengan pakaian mirip dengannya. Jam kerja telah usai sejak satu jam yang lalu dan sekarang jam telah menujukan pukul delapan, mereka tidak terlihat lelah.

Tak!

"Apa yang kamu lamunkan?"

Secangkir teh panas dengan asap tipis mengepul secara tiba-tiba turun pada meja milik Yoo Joonghyuk bersama dengan pertanyaan acak dari seseorang. Pria itu mendongak, menatap pada netra hitam yang terlihat acuh, menatap lurus pada jalanan ramai.

"Aku belum memesan apapun," kata Yoo Joonghyuk, memberitahu pada sosok dengan apron hitam tergantung pada pinggang ramping, si pelayan café.

"Kamu memang belum memesan kok."

Pandangan Yoo Joonghyuk menjadi aneh seketika. Sosok dengan apron itu mengangguk singkat, setuju dengan pernyataan Joonghyuk bahwa ia belum memesan satu menu pada papan.

"Lalu apa ini?"

Jemari besarnya menunjuk pada cangkir putih yang terus mengeluarkan asap tipis. Joonghyuk dapat merasakan aroma lembut yang samar, mirip dengan buah apel namun yang ini berbeda, chamomile mungkin.

"Itu secangkir teh."

Sang pelayan kembali menjawab ringan. Dia menemukan bagaimana sosok tinggi itu mengerutkan dahi kesal, tampak frustasi dengan jawaban yang ia berikan.

"Aku bercanda. Café ini memberikan teh chamomile gratis setiap bulan Desember."

"Benarkah, aku tidak yakin."

SelaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang